TAKENGON, KOMPAS.com - Empat warga mengaku bingung, karena tiba-tiba surat permintaan keterangan dari Polres Bener Meriah diterima, Rabu (20/4/2022).
Mereka merasa tidak pernah melakukan penghinaan dan pengancaman atau pelanggaran UU ITE terhadap Wakil Bupati Bener Meriah, Dailami.
Awalnya, salah satu pemilik akun Facebook yang diduga dilaporkan ke polisi oleh Dailami, Selasa (20/4/2022), tidak mau berkomentar.
Sebab, ia merasa orang yang dilaporkan wakil bupati bukan dirinya. Apalagi saat itu, ia belum mendapat surat panggilan polisi.
Baca juga: Hina Wakil Bupati Bener Meriah karena Tak Dapat Proyek, 4 Akun Medsos Dipolisikan
Baru setelah mendapatkan panggilan dari polisi, Badri bersama rekan-rekannya melakukan klarifikasi kepada awak media, Rabu (21/4/2022).
Kepada wartawan, Badri mengaku terkejut dan bingung atas surat permintaan keterangan dari polisi.
"Memang saya tahu dari berita ada akun yang dilaporkan, tetapi sebelum ada surat saya tidak tahu yang dilaporkan itu saya bersama empat kawan-kawan. Setelah surat ini datang, ya kami bingung," jelas Badri.
Sebab pihaknya tidak merasa pernah menyinggung atau menyebut nama Wakil Bupati Bener Meriah, Dailami dalam akun Facebook-nya.
“Kami merasa tidak pernah melakukan penghinaan apa lagi pengancaman terhadap wakil bupati Bener Meriah di media Facebook, sehingga kami merasa bingung tiba-tiba mendapat surat panggilan dari polisi atas kasus UU ITE melalui Facebook,” ungkap Badri bersama tiga orang lainya Muhammadin, Ahmad, dan Adi Bodo.
Badri mengakui, awalnya memang sempat bertemu Dailami di pendopo Wabup. Tetapi pihaknya tidak pernah berbicara mengenai desakan pemenangan proyek.
“Jangankan meminta untuk dimenangkan, kami berempat bahkan tidak mendaftar kegiatan apapun di LPSE,” sebut Badri.
Baca juga: Pemkab Aceh Utara Anggarkan Rp 34 Miliar untuk THR PNS dan PPPK, Dicairkan Pekan Ini
Selain itu, Badri mengaku bergabung dalam perkumpulan organisasi bernama Rempak, yang sebelumnya mendukung kepemimpinan Dailami sebagai wakil bupati Bener Meriah.
Saat itu, memang ada perwakilan Rempak yang membahas proyek dan berbicara langsung dengan Wabup di hadapan kami. Namun setahu dia, tidak ada kata-kata mendesak untuk dimenangkan.
Mengenai proyek dimaksud, Badri meminta wartawan bertanya kepada Syafii, salah seorang yang dituakan ketika berbicara dengan Wabup.
“Jika terkait pekerjaan itu ya lebih baik tanya sama Abang Fi'i (Syafii), karena saat itu dia sebagai orang yang dituakan berbicara langsung dengan Wakil bupati dan disaksikan oleh puluhan orang,“ kata Badri diamini ketiga rekannya.