MEDAN, KOMPAS.com - Polda Sumut menggelar konferensi pers kasus penembakan mantan anggota DPRD Kabupaten Langkat, Paino, di Mapolda Sumatera Utara, Senin (13/1/2023) siang.
Eksekutor pembunuhan Paino, Dedi Bangun (38) terlihat mengumbar senyum bahkan membuat lelucon soal pintu neraka sudah dibuldoser.
Baca juga: Motif 5 Orang Bunuh Mantan Anggota DPRD Langkat, Persaingan Usaha Salah Satu Pelaku
Dedi Bangun dihadirkan di ruang aula Mapolda Sumut bersama empat tersangka lainnya.
Para tersangka mengenakan kemeja warna oranye. Tangan diborgol dan kaki dirantai dengan pengikat gembok. Awalnya mereka semua mengenakan penutup wajah.
Baca juga: Mantan Anggota DPRD Langkat Tewas Ditembak, 22 Saksi Diperiksa Termasuk Seorang Polisi
Kemudian saat Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Sumut, Kombes Pol Tatan Dirsan Atmaja mendekat dan berbicara dengan para tersangka, penutup wajah itu dibuka.
Tersangka SY alias Tato (27) yang lengan tangan kiri penuh tato, keningnya berkerut, matanya mendelik.
Sementara tersangka lainnya, Parsadaan Sembiring, yang paling tua, terlihat pasrah. Kemudian MH alias Tio, serupa dengan SY alias Tato, wajahnya kuyu.
Tersangka lainnya, L Sentosa Ginting (26), si otak pembunuhan yang berbadan tambun, terus menundukkan kepala. Sesekali saja dia mendongakkan kepala saat menjawab pertanyaan.
Dan yang paling berbeda adalah Dedi Bangun. Pria yang di kepala sebelah kanannya terdapat luka itu terlihat mengumbar senyum dan sangat santai menjawab pertanyaan Dirkrimum.
Dedi Bangun mengaku luka di kepalanya akibat bacokan.
"Dibacok orang," katanya.
Dedi mengaku kenal saat disebutkan nama-nama orang yang berkaitan dengan tindak premanisme di daerah berbeda di Sumut.
Saking santainya, dia sempat memberi lelucon.
"Jalan ke surga sudah dibuldoser. Jadi tak bisa lagi ke neraka, ke surga," katanya sambil tertawa kecil.
Mengenai pembunuhan terhadap Paino, Dedi Bangun mengaku menembaknya dari jarak setengah meter tepat di dada.