KOMPAS.com - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jambi, telah memasang perangkap untuk menangkap beruang yang menerkam Komar Hidayat (29), warga Desa Suka Damai, Kecamatan Mestong, Kabupaten Muaro Jambi, Jambi.
Akan tetapi, upaya tersebut belum membuahkan hasil, beruang yang menyerang Komar pada Sabtu (25/2/2023) belum juga tertangkap.
"Kami di sekitar lokasi melakukan verifikasi, tadi kami diskusikan dengan Pak Camat, kades, babinsa. Tadi diputuskan memasang kandang atau perangkap," kata Kepala seksi konservasi wilayah 11, Didik Bangkit Kurniawan, Minggu (26/2/2023), dikutip dari TribunJambi.com, Selasa (28/2/2023).
"Ada satu perangkap kita coba, siapa tahu beruangnya mau masuk untuk kita evakuasi, kita pindahkan ke tempat yang lebih aman," imbuhnya.
Baca juga: Bikin Resah, Warga di Riau Tangkap Beruang Madu Jantan yang Berkeliaran di Permukiman
Berdasarkan hasil pengecekan di lokasi, Didik mengatakan, memang ada jejak beruang di sekitar lokasi penyerangan terhadap korban, apalagi di sekitar lokasi juga terdapat semak belukar yang cukup tinggi.
"Begitu dapat informasi, kami langsung turun ke lapangan untuk memberikan rasa aman ke masyarakat," ujar Didik.
BKSDA juga menerima laporan dari salah satu warga yang mengaku pernah melihat beruang madu di wilayah tersebut.
Oleh sebab itu, Didik mengimbau kepada masyarakat agar selalu berhati-hati dan tidak berangkat sendirian ke kebun.
"Kemudian jangan terlalu sore di kebun, dan untuk kebunnya yang bersemak minta tolong untuk dibersihkan sehingga tampak jarak pandang yang agak lebar," tandasnya.
Baca juga: Masuk ke Rumah Warga di Riau, Seekor Beruang Madu Jantan Ditangkap dan Dievakuasi
Sebelumnya, Komar Hidayat diterkam seekor beruang di kebun karetnya, pada Sabtu (25/2/2023) sekitar pukul 16.00.
Akibatnya, Komar harus segera dilarikan ke RSUD Raden Mattaher untuk mendapatkan perawatan medis.
Wakil Direktur Pelayanan RSUD Raden Mattaher, dr. Anton Trihartanto menyampaikan kondisi terbaru korban.
Menurut Anton, korban mengalami multivel vulnus laseratum atau luka robek, fraktur tibia digiti 4 manus dextra, protusi bola mata, fx frontal, dan pneumocephal.
Anton menambahkan, korban juga mengalami luka pada bagian wajah dan beberapa bagian tubuh lainnya.
"Nanti ada lima dokter spesialis yang akan menangani korban," pungkas Anton, Minggu (26/2/2023), dikutip dari TribunJambi.com, Selasa (28/2/2023).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.