KOMPAS.com - Polda Sumatera Utara menyimpulkan anggota Polres Samosir, Bripka Arfan Saragih (AS), tewas karena bunuh diri, bukan dibunuh.
Kesimpulan ini berdasarkan hasil penyelidikan yang dilakukan Polda Sumut sejak 25 Maret hingga 4 April 2023.
Baca juga: Polisi Periksa 220 Orang Terkait Kematian Bripka AS dan Penggelapan Pajak Rp 2,5 Miliar
Kapolda Sumut Irjen Panca Putra Simanjuntak mengatakan, dari hasil pemeriksaan forensik dan ahli toksikologi, Bripka AS meninggal karena lemas akibat menenggak racun sianida.
Baca juga: Istri Bripka AS Minta Perlindungan LPSK, Ada Apa?
Racun yang diminumnya kemudian bereaksi ke saluran makan hingga ke lambung, serta ke saluran pernapasan.
Kemudian disertai pendarahan pada rongga kepala akibat trauma tumpul.
Trauma tumpul yang dimaksud ialah memar di kepala karena adanya reaksi kejang yang menyebabkan kepalanya menghentak ke batu.
"Didukung keterangan ahli khususnya ahli forensik, termasuk dukungan ahli toksikologi dan laboratorium forensik, disimpulkan penyebab kematian korban karena mengalami mati lemas akibat masuknya sianida," kata Kapolda Sumut Irjen Panca Putra Simanjuntak, Selasa (4/4/2023) malam.
Kesimpulan berikutnya, berdasarkan hasil visum yang dilakukan, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan yang disengaja terkait kematian Bripka AS.
Kemudian, tidak juga ditemukan adanya paksaan racun masuk ke tubuhnya.
Selain itu, berdasarkan keterangan ahli, tidak ada bercak racun sianida yang tercecer di tubuh AS, apabila ada paksaan.
"Termasuk waktu di TKP, tim mencari sianida lain yang tinggal atau darah. Pada tanggal 25 tidak ditemukan," kata Panca.
Kapolda juga menyampaikan fakta lainnya terkait racun sianida yang dipesan Bripka AS.
Berdasarkan hasil pemeriksaan digital forensik, racun dibeli secara online di Bogor melalui ponsel milik AS.
Racun dipesan pada 22 Januari atau sehari sebelum ponsel disita Kapolres Samosir AKBP Yogie Hardiman pada 23 Januari 2023.
Panca mengakui ada informasi yang kurang lengkap yang belum disampaikan Kapolres Samosir terkait pemesanan racun sehingga menimbulkan tanda tanya.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.