Salin Artikel

12 Pahlawan Nasional Asal Sumut, Ada AH Nasution dan TB Simatupang

Gelar Pahlawan Nasional sendiri merupakan penghargaan tertinggi di Indonesia. Gelar ini umumnya diberikan kepada sosok yang dianggap heroik dengan melakukan aksi yang dikenang dan diteladani sepanjang masa oleh masyarakat Indonesia

Dalam ulasan ini, akan dibahas 12 Pahlawan Nasional asal Sumatera Utara. Mereka dianggap berjasa bagi bangsa dan negara sejak masa penjajahan hingga pasca kemerdekaan.

1. Jenderal Besar AH. Nasution

Pahlawan Nasional asal Sumatera Utara yang pertama adalah Jenderal Besar Abdul Haris Nasution (AH. Nasution). Ia lahir di Kotanopan, 3 Desember 1918 dan meninggal di Jakarta, 6 September 2000.

Jenderal AH Nasution adalah salah satu tokoh dalam militer Indonesia. Dia ahli dalam Perang Gerilya dan pernah menyandang sejumlah jabatan penting seperti Panglima ABRI hingga Menteri Pertahanan dan Keamanan.

Jenderal AH Nasution juga menjadi salah satu target pembunuhan dalam Gerakan 30 September. Pada malam itu, dia berhasil melarikan diri. Namun nahas, putrinya yang bernama Ade Irma Suryani Nasution dan ajudannya, Lettu Pierre Tendean justru menjadi korban.

Gelar Pahlawan Nasional ditetapkan pada 6 November 2002.

2. Sisingamangaraja XII

Sisingamangaraja XII lahir di Bakkara, Hubang Hasundutan pada 18 Februari 1845. Dia adalah pemimpin legendaris masyarakat Batak bermarga Sinambela, dan memiliki gelar Patuan Bosar Ompu Pulo Batu.

Sisingamangaraja XII naik tahta menjadi raja pada tahun 1876 menggantikan ayahnya. Penobatannya sebagai raja bersamaan dengan masuknya Belanda ke Sumatera Utara.

Belanda berusaha melakukan monopoli dagang di Bakkara. Hal itu memicu perlawanan dari masyarakat sehingga meletus Perang Batak yang dipimpin Sisingamangaraja XII.

Sisingamangaraja XII wafat di Dairi, 17 Juni 1907. Awalnya jenazahnya dimakamkan di Tapanuli Utara, namun pada 1953 dipindahkan ke Balige.

Sisingamangaradja XII ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 9 November 1961.

3. Ferdinand Lumban Tobing (FL. Tobing)

Pahlawan Nasional yang satu ini lahir di Sibolga, 19 Februari 1899. Nama Ferdinand Lumban Tobing saat ini diabadikan sebagai nama bandara di Tapanuli Utara.

Selama hidupnya, FL. Tobing pernah menjabat sejumlah posisi penting di pemerintahan, seperti Menteri penerangan, Menteri Hubungan Antar Daerah, Menteri Transmigrasi, dan Menteri Kesehatan (pejabat sementara).

FL. Tobing yang pernah bekerja di RS Cipto Mangunkusumo itu juga pernah menjabat sebagai Gubernur Sumatera Utara.

FL. Tobing meninggal di Jakarta pada 7 Oktober 1962 pada usia 63 tahun. Penetapannya sebagai Pahlawan Nasional dilakukan pada 17 November 1962.

4. KH. Zainul Arifin

KH. Zainul Arifin lahir di Barus, Tapsel, 2 September 1909. Zainul Arifin aktif sebagai aktivis keagamaan sepanjang hidupnya. Selain juga menjadi Ketua DPR Gotong Royong (DPRGR).

KH. Zainul Arifin gugur akibat upaya pembunuhan pemberontak DI/TII. Saat itu, Zainul Arifin sedang Shalat Idul Adha di samping Presiden Soekarno pada 14 Mei 1962. Dalam penembakan itu, sebenarnya Presiden Soekarno yang menjadi target pembunuhan.

KH. Zainul Arifin akhirnya menghembuskan napas terakhir 10 bulan setelah penembakan, yaitu tepatnya pada 2 Maret 1963. Dia ditetapkan Pahlawan Nasional pada 4 Maret 1963.

5. Mayjen DI. Pandjaitan

Mayor Jenderal DI. Pandjaitan lahir di Balige pada 19 Juni 1925. Dia termasuk salah satu korban pembunuhan Dewan Jenderal pada Gerakan 30 September.

DI Pandjaitan termasuk Pahlawan Revolusi. Dia gugur di Lubang Buaya, Jakarta Timur. Dia ditetapkan sebagai Pahlawan pada 5 Oktober 1965.

6. Tengku Amir Hamzah

Berikutnya adalah Tengku Amir Hamzah yang lahir di Tanjung Pura, Langkat, 28 Februari 1911. Tengku Amir Hamzah dikenal sebagai seorang sastrawan dengan puluhan karya yang dihasilkan.

Tengku Amir Hamzah tercatat pernah memimpin Kongres Indonesia Muda di Solo pada tahun 1931.

Tengku Amir Hamzah gugur di Kwala Begumit, Binjai pada 20 Maret 1946. Jenazahnya dimakamkan di Komplek Masjid Azizi, Tanjung Pura, Langkat.

Penepatan Tengku Amir Hamzah sebagai Pahlawan Nasional dilakukan pada tahun 1975.

7. H. Adam Malik

Haji Adam Malik lahir di Pematang Siantar pada 22 Juli 1917. Dia dikenal sebagai seorang diplomat ulung dengan sejumlah jabatan penting.

H. Adam Malik pernah menjadi Menteri Luar Negeri pada 1971. Selain itu dia juga orang Indonesia pertama yang menjadi Ketua Majelis Umum PBB yang ke-26.

Haji Adam Malik wafat di Bandung pada 5 September 1984 dan dimakamkan TMP Kalibata, Jakarta.

Penetapannya sebagai Pahlawan Nasional dilakukan pada 6 November 1998.

8. Kiras Bangun (Garamata)

Kiras Bangun lahir pada tahun 1852. Dia dikenal dengan julukan Garamata atau pria bermata merah. Dia berasa dari Desa Batukarang, Kec. Payung, Karo, Sumatera Utara.

Kiras Bangun tercatat pernah memimpin pasukan Urung melawan Belanda di Tanah Karo, Sumatera Utara, sekitar tahun 1905.

Kiras Bangun alias Garamata gugur pada 22 Oktober 1942, dan dimakamkan di Desa Batukarang, Payung, Kabupaten Karo.

Dia ditetapkan sebagai Pahlawan nasional pada 9 November 2005.

9. Tahi Bonar Simatupang (TB Simatupang)

Tahi Bonar Simatupang lahir di Sidikalang pada 28 Januari 1920. Dia merintis karir militer pada tahu 1942 saat diterima sebagai anggota KNIL di Bandung.

Sejumlah jabatan penting di dunia militer Indonesia pernah disandangnya. Di antaranya adalah Wakil Kepala Staf Angkatan Perang (1948-1946), Kepala Staf Angkatan Perang (1950-1954), dan Penasihat Militer di Departemen Pertahanan (1954-1955).

TB. Simatupang wafat di Jakarta pada 1 Januari 1990. Dia ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 6 November 2013.

10. Letjen Djamin Ginting

Djamin Ginting lahir di Karo pada 12 Januari 1921. Dia dikenal sebagai tokoh dari Sumatera Utara, dan pejuang kemerdekaan melawan penjajahan Belanda.

Selain itu, Djamin Ginting juga seorang petinggi TNI yang berhasil menumpas pemberontakan Nainggolan di Medan pada April 1958.

Djamin Ginting meninggal dunia di Ottawa, Kanada pada 23 Oktober 1974, dan ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 6 November 2014.

11. Lafran Pane

Lafran Pane lahir di Sipirok, Padang Sidempuan pada 5 Februari 1992. Dia dikenal sebagai tokoh pergerakan pemuda dan memprakarsai pembentukan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI).

Lafran Pane menjadi salah satu tokoh utama penentang pergantian ideologi negara dari Pancasila menjadi Komunisme.

Dia wafat di Yogyakarta, 24 Januari 1991, dan ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 6 November 2017.

12. Mr. Sutan M. Amin Nasution

Mr. Sutan M. Amin Nasution lahir di Lho' Nga, Aceh pada 22 Februari 1904. Pada tahun 1946, dia ditugaskan sebagai Gubernur Muda Sumatera Utara yang Pertama yang meliputi Karesidenan Tapanuli Sumatera Timur dan Aceh.

Selama menjadi Gubernur Muda itu Mr. Sutan M. Amin Nasution harus menghadapi persoalan Pemberontakan Logam, Gerakan Laskar Marsuase, Gerakan Sayyid Al-Sagaf, dan Agresi Militer I Belanda tanggal 29 Juli 1947 di Pematang Siantar.

Mr. Sutan M. Amin Nasution wafat pada 16 April 1993, dimakamkan di TPU Tanah Kusir, Jakarta Selatan. Dia ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 6 November 2020.

Sumber:

https://sumutprov.go.id/artikel/halaman/pahlawan-nasional

https://medan.kompas.com/read/2022/01/06/174944078/12-pahlawan-nasional-asal-sumut-ada-ah-nasution-dan-tb-simatupang

Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke