Salin Artikel

Taman Nasional Gunung Leuser: Sejarah, Flora dan Fauna, hingga Tempat Wisata di Dalamnya

Taman Nasional Gunung Leuser berada di Provinsi Aceh yang luasnya mencapai 1.094.692 hektare.

Luas Taman Nasional Gunung Leuser itu secara administratif mencakup sejumlah kabupaten di Aceh dan Sumatera Utara.

Di Aceh wilayahnya mencakup Kabupaten Subulussalam, Aceh Selatan, Aceh Singkil, Aceh Tengah, Aceh Tenggara, Gayo Lues, Bener Meriah, dan Aceh Temiang.

Sedangkan di Sumatera Utara wilayah Taman Nasional Gunung Leuser mencakup Kabupaten Dairi, Karo, dan Langkat.

Sejarah Taman Nasional Gunung Leuser

Taman Nasional Gunung Leuser atau yang disingkat TNGL sebenarnya sudah dijadikan sebagai pusat penelitian hayati sejak masa Hindia Belanda.

Awalnya pad atahun 1927, pemimpin lokal Aceh meminta pemerintah kolonial untuk melindungi kawasan di Lembah Alas.

Tahun 1928, datang lagi usulan agar Belanda melindungi kawasan Singkil bagian selatan, hingga sepanjang Bukit Barisan, dan Rawa Pantai Meulaboh di utara.

Kemudian pada tanggal 6 Februari 1934, Gubernur Jenderal Hindia Belanda menandatangani Deklarasi Tapaktuan.

Pada 3 Juli 1934, Hindia Belanda menetapkan Suaka Alam Gunung Leuser dengan luas 142.800 hektare.

Tahun 1935, Belanda menetapkan Suaka Margasatwa Kluet yang luasnya mencapai 20.000 hektare.

Suaka Margasatwa Sekundur lantas ditetapkan pada 1938 dengan luas 213.985 hektare.

Pada 1976, pemerintah Indonesia menambah suaka margasatwa baru yaitu Suaka Margasatwa Kappu dengan luas 150.000 hektare.

Lalu pada 6 Maret 1980, Indonesia menjadikan satu kawasan-kawasan tersebut sebagai taman nasional dengan nama Taman Nasional Gunung Leuser.

Kawasan Ekosistem Leuser di kawasan ini mencapai 2,2 juta hektare, yang mmeiliki hulu 10 sungai utama di Aceh.

Dari kondisi tersebut, Taman Nasional Gunung Leuser memiliki dan melestarikan beraneka ragam flora dan fauna langka.

Flora di Taman Nasional Gunung Leuser erat hubungannya dengan flora di Semenanjung Malaysia, Kalimantan, Jawa, bahkan Filipina.

Diperkirakan terdapat 3.500 jenis flora di Taman Nasional Gunung Leuser ini.

Kawasan ini juga memiliki tumbuhan langka dan khas, seperti daun payung raksasa, bunga raflesia, hingga Rhizanthes zippelnii yang merupakan bunga terbesar dengan diameter 1,5 meter.

Selain itu, terdapat tumbuhan yang unik yaitu ara atau tumbuhan pencekik.

Sementara fauna di Taman Nasional Gunung Leuser berupa mamalia, burung, reptil, amfibi, ikan, dan invertebrata.

Sebanyak 65 persen dari 129 spesies mamalia besar dan kecil di Sumatera terdapat di Taman Nasional Gunung Leuser ini.

Empat spesies yang menjadi satwa kunci di taman nasional ini adalah Harimau Sumatera, Gajah Sumatera, Orangutan Sumatera, dan Badak Sumatera.

Tempat Wisata di Taman Nasional Gunung Leuser

Taman Nasional Gunung Leuser sangat cocok untuk dijadikan destinasi wisata edukasi.

Selain menikmati keindahan alamnya, pengunjung juga bisa sekaligus belajar tentang keanekaragaman hayati di kawasan ini.

Beberapa destinasi wisata di kawasan ini antara lain:

  • Sungai Alas

Sungai ini bisa dijadikan wahana untuk arum jeram bagi para pengunjung.

Aliran sungai ini cukup deras menuju Kabupaten Aceh Selatan. Di tepian sungai terdapat kawasan penduduk yang masih tradisional.

  • Hutan Rekreasi Gurah

Keindahan alam dan berbagai jenis flora, danau, air terjun, sumber air panas tersaji di hutan rekreasi ini.

Pengelola juga telah menyediakan trek khusus bagi pengunjung yang tertarik melakukan trekking.

Pengunjung juga dapat menikmati keindahan alam, bahkan melakukan kemah di kawasan hutan.

  • Lau Pengurukan

Lau Pengurukan sangat cocok bagi pengunjung yang suka menyusuri gua alam.

Di kawasan ini, terdapat banyak gua seperti Gua Pintu Air, Gua Pintu Anfin, Guan Palonglong, Gua Patu, Gua Pasa, Gua Rizak, Gua Pamuite dan Gua Pasugi.

Sumber:
Tribunnewswiki.com
Tfcasumatera.org

https://medan.kompas.com/read/2022/02/12/114201778/taman-nasional-gunung-leuser-sejarah-flora-dan-fauna-hingga-tempat-wisata-di

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke