Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wali Kota Medan Terjaring OTT KPK, Ini Kata Pengamat Lingkungan

Kompas.com - 17/10/2019, 07:13 WIB
Dewantoro,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

MEDAN, KOMPAS.com - Medan adalah kota besar yang sudah bertaraf internasional sejak dulu. Belanda, membangun kota ini sebagai kota bisnis dan kotanya orang kaya yang merupakan tuan-tuan kebun. Kota ini dirancang tidak boleh banjir.

Terjaringnya Wali Kota Medan T Dzulmi Eldin adalah bukti bahwa kota ini tidak dikelola dengan jujur dan cerdas.

Hal tersebut diungkapkan pengamat lingkungan Jaya Arjuna ketika diminta tanggapannya terkait penangkapan orang nomor satu di kota yang tahun ini berusia 429 tahun ini.

Dijelaskannya, pembangunan kota Medan tidak bisa lepas dari Belanda yang merancangnya sebagai kotanya orang kaya yakni tuan-tuan kebun.

Kota ini juga dibangun sedemikian rupa sehingga tidak boleh banjir.

Baca juga: Penyidik KPK Nyaris Ditabrak Ajudan Wali Kota Medan, Begini Ceritanya

 

Medan didesain dengan standar Eropa sehingga memiliki keindahan dan fungsi yang mendukung bagi perkembangan kota.

Kota ini juga menjadi persinggahan orang-orang kaya atau tuan kebun yang datang dari Eropa, salah satunya Belanda.

"Mereka berhenti di Medan dan menginap di Hotel De Boer, makan dan minum di Tip Top dan belanja di The Sun yang berada di depannnya," katanya, Rabu sore  (16/10/2019).

Kemudian, kantor pos, stasiun kereta api, bank, Rumah Sakit Tembakau Deli, Kesawan dibangun di jantung kota ini.

"Dulu Medan ini bersaing ketat dengan Malaka dan Penang, kalau sampai sekarang begini-begini saja, artinya kita tak tahu bagaimana membangun kota ini dengan baik," katanya.

Baca juga: KPK Paparkan Kronologi OTT Wali Kota Medan

Soal OTT Wali Kota Medan

Menurutnya, penangkapan Eldin menjadi pijakan bagi pemimpin Kota Medan ke depan. Pengalaman-pengalaman yang sudah terjadi ini telah memalukan Kota Medan.

Pemimpin ke depan menurutnya haruslah orang yang jujur dan cerdas.

"Jujur artinya dia memegang amanat yang diberikan oleh rakyat yang diucapkan dalam sumpahnya," katanya. 

"Dia harus cerdas, artinya dia tahu hak dan kewajiban apa yang mesti dikerjakannya dan apa yang tak boleh dikerjakannya."

Baca juga: KPK Tetapkan Wali Kota Medan Dzulmi Eldin sebagai Tersangka

"Menempatkan sesuatu dengan adil, mana hak dan yang bukan, dia harus cerdas mengerjakan itu." 

Hal senada diungkapkan seorang warga bernama Juni.

Pekerja di sebuah perusahaan swasta itu malu karena tidak hanya satu kali pejabat publik di Medan dipenjara karena kasus korupsi.

"Ini masa' sampai hat trick. Sudah cukup lah. Jangan sampai yang ke depan korupsi lagi. Sebagai warga Medan, kita cinta dengan kota ini dan ingin kota ini bersih," katanya.  

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com