Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gubernur Edy Minta Waktu 1 Bulan Putuskan Pemusnahan Ternak Babi di Sumut

Kompas.com - 07/01/2020, 13:41 WIB
Aprillia Ika

Editor

MEDAN, KOMPAS.com - Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Edy Rahmayadi meminta waktu 1 bulan untuk memikirkan konsisi ternak babi di wilayahnya, apakah akan dimusnahkan atau tidak.

Pasalnya, menurut keputusan Kementerian Pertanian, telah terjadi wabah penyakit demam babi afrika (African Swine Fever) pada beberapa kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Utara.

Antara lain di Dairi, Humbang Hasundutan, Deli Serdang, Serdang Bedagai, Karo, Toba Samosir, Tapanuli Utara, Tapanuli Tengah, Tapanuli Selatan, Samosir, Simalungun, Pakpak Bharat, Langkat, Tebing Tinggi, Pematang Siantar dan Medan.

"Memang terjangkit ASF dan selayaknya itu dimusnahkan. Sekarang sudah 42 ribu sekian (babi mati di Sumut). Saya lihat satu bulan ini," katanya kepada wartawan usai shalat Ashar di Masjid Agung, Medan, Senin (6/1/2020).

Baca juga: Soal Babi Mati, Gubernur Sumut Tak Ingin Ulang Pengalaman China Tangani ASF

Edy Rahmayadi merasa dilema dalam penanganan babi di Sumut pasca-keluarnya pernyataan tentang ASF dari Kementerian Pertanian (Kementan).

"Ada dilema di situ. Kalau saya iyakan untuk persoalan menjadikan bencana, berarti semua babi harus dimusnahkan," katanya kepada wartawan usai sholat Ashar di Masjid Agung, Medan, Senin (6/1/2020).

Dijelaskannya, risiko jika babi dimusnahkan, akan seperti yang terjadi di China yang selama 20 tahun berikutnya belum diizinkan untuk memelihara babi sampai dinyatakan tempat itu steril.

"Mampukah itu. Saya masih mencari peluang yang lain," katanya.

Baca juga: Babi di Sumut Mati karena Virus ASF, Edy Rahmayadi Merasa Dilema Lakukan Pemusnahan

Babi di Sumut bisa habis jika tak cepat bertindak

Saat ini jumlah kematian babi yang sebanyak 42.000 ekor.

Virus ASF yang sebelumnya merebak di 16 kabupaten/kota, kini sudah menular ke 2 kabupaten lainnya, yakni di Mandailing Natal (66 ekor) dan Batubara (6 ekor).

Kepala Balai Veteriner Medan, Agustia mengatakan, 16 kabupaten/kota tersebut merupakan kantong populasi babi di Sumut. Virus hog cholera maupun ASF dapat menyerang dengan cepat.

Begitupun, berdasarkan ilmunya, babi di Sumut bisa habis semuanya.

"Sumut itu punya 33 kabupaten/kota. Kematian babi ini terjadi di 16 kabupaten/kota. Kita fokus menjaga di 16 ini. Jangan sampai bertambah," katanya. (DEWANTORO)

Baca juga: Jika Teror Flu Babi Afrika Masuk Bali, Potensi Kerugian Capai Rp 800 Miliar

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com