MEDAN, KOMPAS.com - Setelah sempat anjlok pada bulan Ramadhan kemarin, harga ayam di sejumlah pasar tradisional di Medan hingga kini masih tinggi, yakni Rp 40.000 - 42.000 per Kg.
Bahkan, sejumlah pedagang harus mendatangkan ayam dari Pekanbaru karena terbatasnya pasokan di Medan.
Di Pajak UK, Kelurahan Terjun, Kecamatan Medan Marelan, Wawan, seorang pedagang ayam mengatakan, saat bulan ramadhan dia menjual ayam dengan harga Rp 20.000 - Rp 22.000 per Kg.
Menjelang lebaran, harga terkerek naik menjadi Rp 36.000 lalu terakhir Rp.40.000-an.
"Sebelum lebaran Rp 36.000, naik jadi Rp.40.000-an. Mau tak mau, soalnya harga pengambilan juga naik," katanya, Selasa (2/6/2020).
Baca juga: Peternak Bingung, Harga Ayam Anjlok hingga Rp 6.000 Per Kg di Tengah Wabah Corona
Sementara itu, di pasar Sei Sikambing, Dedek mengatakan hal yang sama. Menurutnya, naiknya harga ayam terkait dengan kurangnya pasokan. Jumlahnya pun dijatah.
"Naiknya ini kan karena kurangnya pasokan ayam. Ada, tapi sedikit. Beda 'kali dari waktu puasa yang hanya Rp 20.000/kg," katanya.
Sementara itu, Iman, mengaku harus mendatangkan ayam dari Pekanbaru karena seringkali jatah yang didapat hanya sedikit dan tidak bisa memenuhi permintaan. Kali ini, dia menjual dua kali lipatnya.
"Saat lebaran kemarin, kita jual bisa sampai 200 - 300 ekor per hari. Sekarang berangsur normal, sekitar 100 - 150 ekor per hari," katanya.
Baca juga: Terimbas Covid-19, Harga Ayam di Medan Anjlok Jadi Rp 10.000 Per Kg, Peternak Rugi Besar
Asih Ningsih, seorang pembeli di pasar Sei Sikambing mengatakan, dengan naiknya harga ayam, dia mengurangi jumlah pembelian.
Jika biasanya sekali beli 1 kg, kali ini dia hanya 0,5 kg. "Harapannya harga ayam segera normal lagi. Jangan tinggi-tinggi kali lah," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.