Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Detik-detik Banjir Bandang di Kawasan Wisata Sungai Landak, Warga: Suaranya Bikin Jantung Mau Copot

Kompas.com - 19/11/2020, 06:02 WIB
Dewantoro,
Farid Assifa

Tim Redaksi

 

MEDAN, KOMPAS.com - Hiruk pikuk terasa di kawasan wisata Sungai Landak (Landak River) di Desa Sampe Raya, Kecamatan Bahorok, Langkat, pada Rabu (18/11/2020).

Sejumlah warga dan relawan tampak membersihkan puing-puing bangunan atau pondok yang luluh lantak diterjang banjir bandang pada Selasa (17/2020) malam hingga Rabu dini hari.

Banjir bandang ini tidak memakan korban jiwa, namun rusaknya beberapa fasilitas wisata menyisakan rasa takut di beberapa warga.

Seorang saksi mata, Derlina Perangin-angin kepada Kompas.com ketika ditemui di depan rumahnya yang berhadapan langsung dengan Sungai Landak menceritakan, banjir bandang yang terjadi pada Selasa malam hingga Rabu kemarin itu adalah kejadian yang paling besar.  

"Banjir sebesar ini, abang saya, bapak saya yang sudah berumur 80 tahunan bilang, inilah banjir yang paling besar, tidak pernah sebesar ini sebelumnya," katanya, Rabu (18/11/2020) sore. 

Baca juga: Banjir Bandang di Langkat, Kayu Besar Berserakan Sejauh 5 Kilometer

Dijelaskannya, banjir bandang itu terjadi cukup lama. Selasa sekitar pukul 20.00 WIB, dia bersama suaminya sempat turun ke bawah untuk mengambil beberapa barang yang bisa diselamatkan.

Namun, tak lama kemudian air semakin tinggi. Sekitar pukul 22.00 WIB hingga 01.00 WIB itulah banjir bandang terjadi membawa kayu-kayu besar beserta akar-akarnya.

Menurut Derlina, tidak terhitung berapa jumlah batang kayu besar yang sudah melintas di depannya.

"Saya mendengar suara air ini, sampai mau copot jantung saya ini. Makanya berdoa terus, barang-barang saya tidak peduli. Saya tidak ada daya lagi. Sama suami saya cuma menengok sajalah sambil berdoa sama Tuhan. Supaya jangan dideraskan airnya," katanya.

Dia menduga kayu-kayu tersebut berasal dari hutan di Taman Nasional Gunung Leuser setelah terjadi longsor, bukan karena adanya penebangan.

"Bapak lihat itu sama akar-akarnya. Kalau penebangan, itu kan ada bekas dormal. Ini tidak ada bekas dormalan. Kami yakin tidak ada penabangan liar, memang kuasa Tuhan yang sudah disampaikan sama Landak River inilah mungkin," katanya.

Ditemui di pinggir sungai, Risnawati menjelaskan, akibat banjir bandang dia banyak mengalami kerugian, mulai dari bangunan, jembatan (titi), pondokan, tanah sedikit hancur, begitupun gensetnya juga hilang.

Dia menduga gensetnya tertimbun puluhan batang kayu yang melintang di atas bangunan villanya.

"Di sini banyak kayu melintang kami bersihkan cepat karena mengejar ekonomi untuk tahun baru," katanya.

Menurut Risnawati, dibutuhkan sekitar 1 bulan untuk membersihkan puing-puing karena kemungkinan besar tidak ada tamu pasca-banjir bandang.

 

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com