Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pilkada Medan, Polemik Kampanye di Masjid hingga Foto Calon yang Buram

Kompas.com - 25/11/2020, 14:36 WIB
Kontributor Medan, Mei Leandha,
Farid Assifa

Tim Redaksi

MEDAN, KOMPAS.com - Dua pekan menjelang pemungutan suara pemilihan kepala daerah, dua pasangan calon wali kota dan wakil wali kota Medan, yaitu Akhyar Nasution-Salman Alfarisi (Aman) yang didukung Partai Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Bobby Nasution-Aulia Rachman didukung PDI-P, Gerindra, PAN, PPP, PSI, Hanura, Golkar dan NasDem sedang sibuk-sibuknya berkampanye menjaring simpati untuk mendulang suara.  

Juru bicara Aman, Ahmady yang dikonfirmasi Kompas.com lewat sambungan telepon mengatakan, pihaknya lebih banyak melakukan gerakan rakyat bersama 300-an komunitas relawan yang anggotanya mulai puluhan sampai ratusan orang.

Selain itu, pihaknya juga rutin memenuhi undangan yang bejibun. Sampai-sampai tim pemenangan lebih banyak mengatur jadwal bertemu daripada membuat pertemuan.

"Dari subuh sampai malam. Contohnya Pak Akhyar itu, satu hari bisa bertemu dan tatap muka dengan 1.000 orang. Kita di sekber ini, tidak terlalu sibuk membuat rencana pertemuan, justru sibuk mengatur jadwalnya dia supaya tidak tabrakan. Gerakannya relawan semua yang menginisiasi, buat acara lalu undang Pak Akhyar dan Pak Salman, gerakannya lebih banyak gerakan arus bawah," kata Ahmady, Rabu (25/11/2020).

Baca juga: Sebelum Debat Pilkada Medan, Bobby Gowes dan Sarapan Bareng Menpora dan Wagub Sumut

Soal foto buram di surat suara, Ahmady bilang, persoalannya belum selesai.

Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Medan berjanji akan menyortir dan mengganti surat suara yang rusak dengan mencetak ulang.

Menurutnya, kesalahan ini tidak perlu terjadi kalau KPU menyepakati patokan spesimen yang disepakati kedua belah pihak dan sudah ditandatangani.

"Sore ini kita akan rapat, bagaimana tindaklanjutnya. Minimal sesuai dengan spesimen yang disepakati dan sesuai standar, itu aja," kata Ahmady.

Ahmady mengatakan, jika mengalami degradasi dari spesimen yang ditentukan, berarti ada masalah di percetakan. Pihaknya mengaku tidak tahu siapa yang bermain di situ.

"Tapi yang jelas ada kesalahan dan kita minta diperbaiki KPU. Jadi tidak usah beretorika ini begini, begitu. Yang jadi persoalan, kenapa foto paslon nomor dua bisa sesuai dengan spesimen yang disepakati," ucapnya.

Ditanya apakah buramnya foto paslon nomor urut satu di kertas suara akan mempengaruhi pilihan masyarakat. Ahmady mengatakan, soal mempengaruhi atau tidak belum ada survei dan riset yang pasti. Ini soal tampilan yang tidak sesuai kenyataan, akan menjadi pertanyaan banyak pihak.    

"Masa wajah Akhyar-Salman agak hitam dari fakta yang sebenarnya, itu kan aneh. Menjadi pertanyaan semua orang, gitu lho," kata Ahmady.

Soal tudingan kampanye di masjid yang kasusnya sudah dilaporkan ke polisi, Ahmady mengatakan, Salman sudah berulang menjelaskan bahwa dirinya selalu berada dari masjid ke masjid sejak sebelum kampanye. Bahkan sebelum menjadi anggota dewan.

Baca juga: Debat Pilkada Medan Putaran Kedua, Akhyar-Salman Sebut Program untuk Perempuan dan Balita

 

Saat kejadian, Salman diundang acara Maulid Nabi dan diminta memberikan ceramah. 

"Panitia bilang, ada pertanyaan dari warga soal pilkada. Ustaz Salman sudah menjelaskan dirinya tidak bisa menjawab karena bukan pada tempatnya. Pihak masjid menelepon kita juga mengatakan seperti itu. Kalau Bawaslu dan Gakkumdu melihat ada yang lain, ya terserah, kita serahkan saja ke proses hukumnya," tutur dia.

Pihaknya berharap Bawaslu Kota Medan dan Polrestabes Medan profesional menangani masalah ini. Jangan ada keberpihakan ke mana-mana.

Ahmady bilang, pihaknya selama ini tidak pernah mengadu-adukan pelanggaran yang dilakukan paslon nomor urut dua, semua laporan dilakukan Bawaslu.

Sementara pasangan Aman banyak dilaporkan kelompok-kelompok pendukung paslon nomor urut dua.  

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com