MEDAN, KOMPAS.com – Muhammad Yasin meregang nyawa usai satu peluru yang diduga milik petugas Badan Narkotika Nasional (BNN) bersarang di tubuhnya pada Rabu, 3 Juli 2019 lalu.
Keluarga tak terima, mereka tak senang almarhum meninggal dunia tanpa salah dan tak wajar. Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) Sumatera Utara jadi tempat mengadu dan berharap keadilan.
Jamilah, mewakili keluarga menceritakan kejadian yang membuatnya trauma.
Katanya, BNN mengira rombongan mereka yang terdiri dari dirinya, almarhum, Sulaiman, M Yusuf, Sofyan Hidayat, dan Robi Syahputra adalah bagian dari jaringan narkoba yang sedang mereka ungkap pada 2 dan 3 Juli 2019 lalu.
Saat itu, BNN sedang mengembangkan kasus penyelundupan narkoba asal Malaysia ini di sejumlah tempat.
Mulai dari Tanjungbalai, Asahan, Batubara, dan Deliserdang. Sudah delapan tersangka diamankan dengan barang bukti 81 kilogram sabu dan 100.000 lebih ekstasi jenis Minion dan Lego.
BNN menuding, rombongan Sulaiman yang menumpangi mobil Avanza B 1321 KIJ menghalangi petugas yang sedang mengejar mobil Jazz BK 1004 VP yang dikemudikan tersangka Hanafi dan Amiruddin pada Selasa, 2 Juli 2019 petang di kawasan Kabupaten Batubara.
Jamilah tegas membantah. Istri dari Rahmadsyah Sitompul, saksi Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandiaga di sidang Mahkamah Konstitusi beberapa waktu lalu ini bilang, rombongan hendak mengantarnya pulang ke Medan. Usai menghadiri persidangan suaminya di Batubara.
“Kami tak tahu ada kejar-kejaran BNN, kami kira karena di jalan raya, biasalah mobil kencang–kencang,” kata Jamilah, Rabu (10/7/2019), di kantor KontraS, Jalan Brigjen Katamso Gang Bunga Nomor 2A, Kota Medan.
Saat melintasi jalan besar Batangkuis-Simpangkolam di Kabupaten Deliserdang pada Rabu (3/7/2019) dinihari, mobil mereka dihadang.
Yusuf yang mengemudikan mobil ketakutan. Hari masih gelap, jalanan sunyi, dia mengira sedang dihadang kawanan begal atau rampok.
Baca juga: Misteri Peluru yang Tembus Dada Akbar Saat Razia BNN di Palembang
Dalam kronologis BNN disebutkan, petugas menemukan mobil rombongan Jamilah di wilayah Deliserdang.
Petugas berupaya menghentikan laju kendaraan namun melarikan diri, bahkan menabrak dan hendak mencelakai petugas.
"Kami kira begal, kami panik...!" timpal Sulaiman.
Yasin membelokkan mobil ke kanan, mencari arah lain. Mobil petugas mengejar, lalu menembaki.