Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mahasiswa Peduli Danau Toba Protes Pernyataan Gubernur Sumut soal Wisata Halal

Kompas.com - 02/09/2019, 18:39 WIB
Dewantoro,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

MEDAN, KOMPAS.com - Sejumlah massa aksi yang menamakan dirinya Aliansi Mahasiswa Peduli Danau Toba mendatangi Kantor Balai Pelaksana Otorita Danau Toba (BPODT) di Jalan Pattimura, Medan, Sumatera Utara, Senin (2/9/2019).

Aksi mereka dilakukan sebagai bentuk penolakan terhadap wisata halal yang digaungkan Gubernur Sumatera Utara beberapa waktu lalu.

Pimpinan Aksi Aliansi Mahasiswa Peduli Danau Toba, Amri Simbolon mengatakan, pernyataan Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi telah memicu pro dan kontra.

Pernyataan Gubernur dinilai memicu konflik masyarakat di kawasan Toba yang secara kultur mayoritas Batak dan berdampingan dengan nilai-nilai luhur, serta norma yang berlaku sejak dulu.

"Secara agama sudah lama berdampingan. Bahkan di pelosok Samosir, sejak lama sudah ada mushala dan masjid. Lalu yang dihalalkan apanya lagi. Jadi selama ini diharamkan atau bagaimana?'' kata Amri.

Baca juga: Edy Rahmayadi Tegur Kelompok Mahasiswa yang Berunjuk Rasa Anarkis soal Danau Toba

Dia menambahkan, penyataan Edy Rahmayadi yang menjadi sorotan menyangkut babi. Menurut Amri, babi sudah menjadi satu kesatuan dengan kebudayaan dan keseharian orang Batak yang tak bisa dilepaskan.

"Jadi kita di sini menagih komitmen dan mau berdialog dengan Pak Edy, bagaimana sebenarnya wisata halal itu. Apakah harus intervensi budaya di sana, merusak budaya di sana?" kata Amri.

Menurut Amri, di sekitar Danau Toba sudah banyak rumah makan berlabel halal.

Orang Batak, kata dia, tidak sembarangan memotong babi, apalagi di tempat-tempat yang oleh agama tertentu dilarang.

"Kita mengerti kok dan tidak melanggar kebhinekaan. Kita ke sini karena BPODT sebagai pelaksana pariwisata di Danau Toba. Tapi kebetulan tidak di tempat dan dijanjikan di hari Rabu," kata Amri.

Mengenai mayoritas wisatawan asal Malaysia, menurut Amri, tidak cukup beralasan untuk menjadikan Danau Toba berlabel wisata halal.

"Karena selama ini tidak ada keluhan signifikan mengenai halal. Biarkan Datau Toba itu berkembang dengan sendirinya dengan alam dan kearifan lokalnya, tanpa harus merusak dan mengkotak-kotakkan," kata Amri.

Saat berorasi, mahasiswa memainkan alat musik khas Batak seperti taganing dan sulim (seruling Batak).

Sementara itu, dari BPODT tidak ada yang bersedia memberikan keterangan. Mereka hanya memanggil beberapa orang dari massa aksi untuk masuk ke dalam kantor.

Setelah keluar, perwakilan massa aksi tersebut membawa secarik kertas lalu membacakannya dengan pengeras suara.

Dalam surat yang dibacakan, BPODT akan memfasilitasi pertemuan pada Rabu (4/9/2019) mendatang.

Beberapa waktu lalu, Gubernur Sumut Edy Rahmayadi mengungkapkan akan mengembangkan konsep wisata halal di Kawasan Danau Toba.

Termasuk juga melakukan penataan pemotongan hewan berkaki empat (babi). Hal itu untuk mendukung kemajuan pariwisata Danau Toba.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com