Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diduga Dibunuh, Kuasa Hukum Walhi Tangani Kasus Perizinan Pembukaan Kawasan Hutan untuk PLTA dan Pembalakan Liar

Kompas.com - 09/10/2019, 06:36 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Kepolisian hingga saat ini masih mendalami penyebab kematian advokat Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Sumatera Utara, Golfrid Siregar.

Awalnya, polisi mengatakan kematiannya disebabkan luka berat akibat kecelakaan lalu lintas. Namun keluarga tidak puas dengan keterangan tersebut dan justru menemukan kejanggalan dari kematian Golfrid.

Di sisi lain, Kepala Departemen Advokasi Eksekutif Nasional WALHI, Zenzi Suhadi mengklaim ada indikasi penganiayaan terhadap Golfrid terkait kasus yang sedang diadvokasi mendiang sebelum meninggal dunia.

Baca juga: Polisi Tunggu Hasil Otopsi Jenazah Aktivis Walhi

"Kami khawatir tekanan itu akan bergeser pada keluarga juga pertimbangan untuk teman-teman yang menjadi kunci dari kasus-kasus yang ditangani oleh almarhum Golfrid," ujar Zenzi kepada BBC News Indonesia, Selasa (8/10/2019).

Hingga Selasa (8/10/2019) siang, Polda Sumatra Utara masih menunggu hasil autopsi yang dilakukan RS Bhayangkara Medan, untuk memastikan penyebab kematian, termasuk untuk memastikan dugaan penganiayaan.

"Ini sedang dalam penyelidikan apakah itu kecelakaan tunggal, atau kecelakaan, atau tabrak lari, atau mungkin ada penganiayaan, ini masih dalam penyelidikan dan belum bisa disimpulkan," ujar Kabid Humas Polda Sumut, Tatan Dirsan Atmaja.

Baca juga: 6 Fakta Kuasa Hukum Walhi Sumut Tewas, Diduga Dibunuh hingga Polisi Minta Izin Otopsi

Golfrid ditemukan terkapar tak berdaya di sebuah jalan layang (flyover) di Medan para Kamis (3/10/2019) dini hari oleh seorang pengemudi becak motor, setelah dilaporkan hilang oleh keluarganya.

Sempat mendapatkan perawatan karena luka berat di kepalanya, dia akhirnya meninggal dunia pada Minggu (6/10/2019).

Laporan polisi menyebut Golfrid terkapar di flyover karena "diduga kecelakaan lalu lintas". Dalam laporannya, polisi juga menyebut Golfrid "mengalami luka berat." dengan deskripsi wajah dan mata sebelah kiri luka lebam, dengan kondisi tidak sadarkan diri.

Baca juga: Polisi Minta Izin Otopsi Jenazah Kuasa Hukum Walhi Sumut ke Keluarga

Dia ditemukan bersama sepeda motornya yang digambarkan dalam kondisi "knalpot tergores, pengikat pijakan kaki bagian belakang patah, rem kaki bengkok."

Namun keluarga dan rekan sesama pegiat aktivis mendapati keterangan polisi tidak memuaskan dan menghendaki kepolisian melakukan penyelidikan secara serius untuk mengungkap kematian Golfrid Siregar.

Baca juga: Telusuri Penyebab Kematian Kuasa Hukum Walhi, Ini Temuan Polisi dari Rekaman CCTV


Banyak kejanggalan

Ilustrasi kecelakaan motorgas2.org Ilustrasi kecelakaan motor
Jenazah Golfrid, tiba di RS Bhayangkara, Medan, pada Senin (7/10/2019) malam untuk diautopsi, setelah menempuh tiga jam perjalanan dari rumah duka di Tiga Dolok, Kabupaten Simalungun, Sumatra Utara.

Istrinya, Resmi Barimbing, tampak lesu menunggu autopsi jenasah suami yang baru dinikahinya selama dua tahun itu.

Tak banyak ucap dari mulut Resmi, namun dia berharap pihak kepolisian segera mengusut tuntas kasus kematian suaminya yang merupakan aktivis Hak Asasi Manusia adan juga advokat Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Sumatera Utara.

Baca juga: Kuasa Hukum Meninggal Dunia, Walhi Sumut Sebut Banyak Kejanggalan

"Kami mau ini diusut tuntas karena apa meninggalnya," ujar Resmi seperti dikutip dari kantor berita Antara.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com