Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Babi yang Mati di Sumut Dipastikan Bukan karena Virus Demam Babi Afrika

Kompas.com - 06/11/2019, 16:38 WIB
Dewantoro,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

MEDAN, KOMPAS.com - Kasus kematian babi ternak di Sumatera Utara sudah terjadi di beberapa kabupaten.

Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Sumut menyebutkan, berdasarkan hasil laboratorium terhadap sampel yang diambil, penyebab kematian babi tersebut adalah virus hog cholera.

Hasil penelitian membuktikan bahwa bukan African Swan Fever (ASF), atau virus demam babi Afrika.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Sumatera Utara Azhar Harahap bersama Kepala Bidang Kesehatan Hewan Mulkan Harahap mengatakan, virus hog cholera atau kolera babi ini menyebar dengan cepat pada babi ternak.

"Ini ternak babi yang milik masyarakat. Bukan dari perusahaan peternakan babi," kata Azhar, Rabu (6/11/2019).

Baca juga: Ratusan Bangkai Babi yang Mengapung di Sungai Bedera Medan Diduga Terserang Virus Kolera

Menurut Azhar, virus ini bisa menyebar melalui udara, kotoran, atau tempat pengangkutan ternak babi dan yang berkaitan pada sanitasi.

Meski demikian, virus ini masih menyerang pada sesama babi.

Belum pernah ditemukan ada serangan terhadap manusia.

"Walaupun sakit, ternak itu masih bisa dikonsumsi. Belum ada menyerang ke manusia," kata Azhar.

Menurut Azhar, virus pada ternak tersebut belum bisa diobati.

Pemberian vaksin hanya sebagai upaya pencegahan.

Begitu juga dengan pemberian desinfektan dan vitamin.

"Populasi babi di Sumut ada 1,2 juta. 4.682 ekor itu mati karena hog cholera," kata Azhar.

Baca juga: 5 Fakta Ancaman Virus Demam Babi Afrika, Menyebar melalui Daging Olahan hingga Berbahaya Bagi Peternak

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com