Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Satu Hakimnya Diduga Dibunuh, Ketua PN Medan Ungkap Perkara yang Ditangani Korban

Kompas.com - 02/12/2019, 16:28 WIB
Dewantoro,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

MEDAN, KOMPAS.com - Ketua Pengadilan Negeri Medan (PN Medan) Sutio Jumagi Akhirno mengatakan, pihaknya sudah menelusuri perkara tertentu yang ditangani almarhum Jamaludddin (55).

Jamaluddin adalah humas dan hakim PN Medan yang ditemukan tewas di mobilnya di kebun sawit di Dusun II Namo Bintang Desa Suka Dame, Kecamatan Kutalimbaru, Deli Serdang, Jumat (29/11/2019).

Sutio menyebut penelusuran itu melalui majelis lain, apakah ada indikasi perkara-perkara tertentu yang menjadi perhatian.

Baik perkara berat maupun ringan dan potensial ke arah itu. Menurutnya, tidak ada perkara yang potensial. Apakah selama ini ada teror, ada ancaman dan rentan.

"Perkaranya semua biasa saja dan beliau banyak menangani perkara baik pidana, perdata, niaga dan perkara hubungan industrial (PHI)," kata Sutio di PN Medan Jalan Pengadilan, Senin (2/12/2019) siang.

Baca juga: Humas PN Medan Ditemukan Tewas di Kebun Sawit, Satu Asistennya Diperiksa Polisi

Tidak ada kasus potensial, putusan selalu bijak

Dikatakannya, sangat banyak perkara yang ditangani almarhum. Sejauh ini tidak ada perkara potensial yang ditangani. Sehingga, lanjut dia, tidak ada kasus besar ataupun kecil semua sama.

"Cuma ada yang potensial, misalnya ada unjuk rasa atau kasus ini melibatkan apakah pihak-pihak tertentu. Tapi kasus potensial saya telusuri tidak ada tanda-tandanya," katanya.

Soal memutuskan hukuman, kata dia, Jamaluddin selalu bijak.

Jadi hakim ada tiga atau lima. Dalam  mengutus tidak bisa sendirian jadi harus tetap musyawarah.

"Yang saya dengar biasa saja dalam bermusyawarah dengan majelis yang lain. Saya dengar tidak ada masalah," ujarnya.

Baca juga: 5 Fakta Baru Humas PN Medan Ditemukan Tewas di Kebun Sawit, Diduga Dibunuh hingga MA Minta Hakim di Daerah Waspada

Mengapa hanya Jamaluddin yang dibunuh? 

Ketua Ikatan Hakim Indonesia (IKAHI) PN Medan, Abdul Azis mengatakan, putusan itu hasil musyawarah majelis. Jadi tidak ada keputusan yang bisa berdiri sendiri.KOMPAS.COM/DEWANTORO Ketua Ikatan Hakim Indonesia (IKAHI) PN Medan, Abdul Azis mengatakan, putusan itu hasil musyawarah majelis. Jadi tidak ada keputusan yang bisa berdiri sendiri.
Ketua Ikatan Hakim Indonesia (IKAHI) PN Medan, Abdul Azis mengatakan bahwa putusan dalam suatu perkara merupakan hasil musyawarah majelis.

Jadi, tidak ada keputusan yang bisa berdiri sendiri.

Hal itu dikatakannya saat ada dugaan bahwa Jamaluddin dibunuh lantaran perkara yang ditanganinya. 

"Selama beliau di sini tidak ada perkara-perkara yang menimbulkan kerusuhan demonstrasi dan lainnya. Hasil keputusan beliau tidak ada menimbulkan konflik," kata Abdul.

"Terkait perkara kan kenapa sendirian yang kena (dibunuh). Ini kan analogi termasuk panitera yang mendampingi sidang tidak ada masalah. Dia (Jamaluddin) bagus dan penyelesaian masalah bagus."

"Tidak ada perkara selama menangani masalah dengan beliau. Selalu ada komunikasi dengan putusan-putusan yang terbaik." 

Baca juga: Kapolda Sumut: Humas PN Medan Diduga Dibunuh Orang Dekat

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com