Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kadisbudpar Sumut: 7 Kali Festival Danau Toba, Sulit Ukur Keberhasilannya...

Kompas.com - 13/01/2020, 22:44 WIB
Kontributor Medan, Mei Leandha,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

MEDAN, KOMPAS.com - Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumatera Utara (Kadisbudpar Sumut) Ria Telaumbanua tak luput dari kritikan terkait isu batalnya Festival Danau Toba (FDT) 2020, serta penyelenggaraan FDT 2019 yang tak sesuai ekspektasi. 

Ria yang baru menjabat per 9 Agustus 2019 ini dinilai tidak becus melaksanakan tugasnya. 

Saat ditemui, Ria sendiri tak menampik soal banyak hal yang harus dievaluasi dalam FDT. 

Mantan Kadis Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Provinsi Sumut ini menjelaskan bahwa FDT untuk putaran pertama telah terlaksana di tujuh kabupaten se-kawasan Danau Toba secara bergantian. 

Menurut dia, ada sejumlah evaluasi untuk pelaksanaan Festival Danau Toba. 

Baca juga: Gubernur Edy Pastikan Tak Ada Festival Danau Toba 2020, Ini Alasannya

Evaluasi penyelenggaraan Festival Danau Toba

Antara lain, jadwal pelaksanaan yang tidak tetap menyulitkan agen perjalanan wisata mempromosikannya ke dalam paket mereka.

Kemudian, penentuan waktu pelaksanaan tidak di masa liburan sehingga jumlah pengunjung tidak seperti diharapkan.

Penentuan tuan rumah FDT dinilai belum mempertimbangkan kemudahan aksesibilitas dan amenitas seperti ketersediaan hotel yang mendukung. 

Publikasi terkendala anggaran yang sedikit padahal wisatawan mancanegara perlu diinformasikan.

Begitu juga dengan perhatian pemerintah kabupaten se-kawasan yang membutuhkan penambahan anggaran, serta minimnya jenis dan jumlah perlombaan olahraga air.

“Setelah tujuh kali pelaksanaan FDT, sulit untuk mengukur keberhasilannya, baik dari target kunjungan wisatawan mancanegara dan pemanfaatan FDT untuk ekonomi masyarakat setempat,” kata Ria melalui keterangan tertulil, yang diberikan Kepala Biro Humas dan Keprotokolan Setda Provinsi Sumut Hendra Dermawan Siregar kepada Kompas.com di kantor gubernur, Senin (13/1/2020).

Baca juga: Soal Festival Danau Toba, Gubernur Edy: Kalian Aja Tak Mau Datang, Apalagi Orang Lain...

FDT diusulkan dilaksanakan 2 tahun sekali

Ria berkata, pihaknya berencana memperbaiki konsep FDT, termasuk mempertimbangkan pelaksanaan FDT 2020 karena ada momentum perayaan hari besar agama Islam dan Pilkada serentak pada Juni dan Juli mendatang.

Meskipun pertengahan tahun merupakan waktu yang cukup baik karena masa liburan.

Berdasarkan diskusi dengan Badan Pengelola Otoritas Danau Toba (BPODT), disarankan FDT berlangsung dua tahun sekali untuk peningkatan kualitas.

"Pelaksanaan FDT periode kedua bukan ditiadakan, anggarannya masih tertampung di DPA Disbudpar Sumut Tahun Anggaran 2020. Namun perlu diperbaiki mekanisme penyelenggaraan, penjadwalan, tanggal, penetapan lokasi, serta sinergi antara pemerintah kabupaten, provinsi dan pusat," katanya.

Semua rencana kegiatan terkait Festival Danau Toba masih didiskusikan dengan tujuh kabupaten dan kota se-kawasan Danau Toba, BPODT, dan Pemerintah Provinsi Sumut. 

"Dalam waktu dekat akan dilakukan pertemuan pembahasan, menerima arahan-arahan dari gubernur Sumut dan wakilnya,” ujar Ria.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com