MEDAN, KOMPAS.com - Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Sumatera Utara mencatat terhitung September 2019 terdapat 46.236 ekor babi mati mendadak akibat virus kolera babi (hog cholera) dan demam babi afrika (ASF).
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Sumatera Utara Azhar Harahap mengatakan, kasus kematian babi masih ditemukan di tiga kabupaten yakni Batubara, Tanjung Balai dan juga Karo.
"Iya masih ada kematian di situ. Tapi tidak seperti dulu lagi," katanya, Senin (10/2/2020).
Baca juga: Ribuan Babi Mati karena Hog Cholera, Peternak di Medan Diajak Beralih Budi Daya Ikan
Azhar mengatakan, 46.236 babi yang mati tersebar di 18 kabupaten di antaranya Medan, Deli Serdang, Serdang Bedagai, Langkat, Batubara, Tebing Tinggi, Pematang Siantar, Simalungun, Karo, Pakpak Bharat.
Menurut Azhar, langkah yang dilakukan untuk menekan virus hog cholera dan ASF yakni membatasi lalu lintas ternak, tidak saling berkunjung khususnya di kandang yang terjadi kematian akibat hog cholera dan ASF.
"Iya langkah bio security itu harus dilakukan agar tidak meluas penularanya," katanya.
Baca juga: Selain Hog Cholera, Babi yang Mati di Sumut Terindikasi Terserang Virus Demam Babi Afrika
Sementara itu, Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Sumut Muhaimin mengaku, pihaknya telah menemukan vaksin untuk menangani virus hog cholera.
"Menangani virus hog cholera kami melakukan dengan cara bio security bukan pemusnahan babi di Sumut," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.