Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IDI Perkirakan September dan Oktober Puncak Covid-19 di Medan

Kompas.com - 10/09/2020, 07:43 WIB
Kontributor Medan, Mei Leandha,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

MEDAN, KOMPAS.com - Hampir semua rumah sakit di Kota Medan menerima pasien Covid-19. Pasien dirawat di ruang isolasi, namun tetap satu gedung dengan pasien non-Covid 19.

Setiap hari melewati pintu Instalasi Gawat Darurat (IGD) menuju lift baru sampai ke ruang isolasi.

Lalu lintas menuju ruang isolasi ini yang berpotensi menyebarkan virus antara pasien non-Covid atau tenaga kesehatan (nakes) yang tidak memakai Alat Pelindung Diri (APD) level tiga.

Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Kota Medan dr Wijaya Juwarna mengatakan, APD level tiga dipakai di ruang isolasi untuk melakukan trakeostomi atau intubasi bagi spesialis anestesi.

Baca juga: Lahirkan Bayi Kembar, Pasien Covid-19 di Medan Meninggal

 

Atau mereka yang bertugas di poli THT, poli gigi dan mulut, ini wajib mengenakan APD level tiga. Keadaannya saat ini, pastilah ada satu waktu APD tersebut berkurang karena tidak hanya fokus di ruang isolasi. 

"Makanya saya pernah bilang, kalau bisa ada khusus rumah sakit yang menangani Covid, supaya tidak bercampur-aduk lalu lintas ini..." kata Wijaya kepada Kompas.com lewat sambungan telepon pada Rabu (9/9/2020).

"Dalam rangka apa? untuk meminimalkan kontak penyebaran dan mengendalikan penggunaan APD. Coba banyangkan, kalau gabung satu bangunan, lewatlah di IGD, mau tak mau petugas IGD harus memakai APD level tiga juga. Selama ini mereka memakai APD level dua dan satu, ketika ada nakes yang kena, justru yang tidak bekerja di ruang isolasi. Analisis saya, mereka terkena di lalu lintas - lalu lintas ini..." ucap dokter ramah ini. 

Baca juga: Pilkada Medan, Pasangan Akhyar-Salman Naik Sepeda ke KPU, Disambut Shalawat Badriyah 

Jumlah nakes positif Covid-19 di Kota Medan yang saat ini dirawat di rumah sakit dan melakukan isolasi mandiri di rumahnya sebanyak 15 orang. Nakes yang meninggal dunia sebanyak 11 orang, dari jumlah tersebut, yang menangani Covid-19 cuma dua orang. 

"Artinya sembilan orang tidak langsung menangani Covid, di manalah kenanya, kan gitu? Analisis saya, mereka tidak memakai APD level tiga, berada di lalu lintas penyebaran, bisa saja dia jumpa pasien yang OTG atau positif Covid," katanya dengan logat Medan yang kental.

Dijelaskan Wijaya, APD level tiga seperti astronot. Terdiri dari hazmat, face shield atau helmet dan masker N-95. Kalau level dua, hazmat bertukar menjadi gaun medis tapi maskernya N-95.

Masker ini menurutnya masih yang masih banyak kekurangan sehingga terkadang berulang kali dipakai nakes. 

"Beberapa kawan-kawan yang melakukan operasi, sampai lima kali pakai baru diganti rumah sakit. Idealnya, kalau di luar negeri, sekali pakai. Hazmat juga perlulah kita penambahan..." tuturnya.

Baca juga: Bobby Nasution-Aulia Rachman Mendaftar ke KPU Medan, Tampil Gaul Naik Vespa

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com