Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banjir Bandang di Langkat, Kayu Besar Berserakan Sejauh 5 Kilometer

Kompas.com - 18/11/2020, 22:15 WIB
Dewantoro,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

MEDAN, KOMPAS.com - Banjir bandang di Sungai Landak, Desa Sampe Raya, Kecamatan Bahorok, Langkat, Sumatera Utara, terjadi pada Selasa malam hingga Rabu (18/11/2020).

Banjir bandang tidak memakan korban jiwa.

Namun banjir menghancurkan sejumlah rumah.

Kayu-kayu besar dari pepohonan terbawa arus dan memenuhi area sejauh 5 kilometer.

Baca juga: Terduga Teroris di Sentul Ditangkap Saat Sedang Bersepeda

Bencana banjir bandang ini disebut sebagai yang terparah dalam 20 tahun terakhir di lokasi itu.

Seorang perangkat desa bernama Dedi mengatakan, kawasan wisata dan lokasi perkemahan tertutup banjir dan batang pohon besar.

"Tadi sudah survei, 5 kilometer juga dari atas sampai ke bawah sana. Sangat banyak kayu turun dari gunung, dari kawasan Taman Nasional (Gunung Leuser)," kata Dedi saat ditemui, Rabu.

Baca juga: Polisi Akan Periksa Bahar bin Smith sebagai Tersangka

Menurut Dedi, kayu-kayu itu diduga terbawa hanyut oleh hujan lebat yang turun dari Selasa malam hingga Rabu dini hari.

Banjir itu memuncak sekitar pukul 23.00-00.00 WIB.

Selain kayu, banyak ditemukan puing-puing bangunan, pondok, rumpun bambu dan lainnya.

Kayu-kayu besar ditemukan di sepanjang 5 km di Sungai Landak Desa Sampe Raya Kecamatan Bahorok Langkat pada Rabu (18/11/2020) usai banjir bandang yang terjadi sejak Selasa malam.hingga Rabu dini hari.KOMPAS.COM/DEWANTORO Kayu-kayu besar ditemukan di sepanjang 5 km di Sungai Landak Desa Sampe Raya Kecamatan Bahorok Langkat pada Rabu (18/11/2020) usai banjir bandang yang terjadi sejak Selasa malam.hingga Rabu dini hari.
Seorang saksi mata, Derlina Peranginangin mengatakan, banjir di Sungai Landak kali ini sangat berbeda dengan banjir sebelumnya.

Biasanya, jika malam hari banjir, maka pada pagi hari air sudah kembali jernih.

"Banjir sebesar ini, Abang saya, Bapak saya yang sudah berumur 80 tahun bilang, ini lah banjir yang paling besar. Tidak pernah sebesar ini sebelumnya," kata Derlina.

Sebelum banjir, yakni sekitar pukul 20.00 WIB, Derlina bersama suaminya sempat turun ke bawah untuk mengambil beberapa barang yang bisa diselamatkan.

Namun, tak lama kemudian air semakin tinggi.

Sekitar pukul 22.00 WIB hingga 01.00 WIB, banjir bandang terjadi dan membawa kayu-kayu besar beserta akar-akarnya.

Menurut Derlina, tidak terhitung berapa jumlah batang kayu besar yang sudah melintas di depannya.

"Saya mendengar suara air ini sampai mau copot jantung saya ini. Makanya berdoa terus, barang-barang saya tidak peduli. Saya tidak ada daya lagi. Sama suami saya cuma menengok saja lah sambil berdoa sama Tuhan. Supaya jangan dideraskan airnya," kata dia.

Dia menduga kayu-kayu tersebut berasal dari hutan di Taman Nasional Gunung Leuser setelah terjadi longsor, bukan karena adanya penebangan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com