Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harimau Kembali Mangsa Lembu di Bahorok, Warga Resah Sampai Minta Dievakuasi

Kompas.com - 08/01/2021, 21:23 WIB
Dewantoro,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

MEDAN, KOMPAS.com - Masyarakat di Dusun Selayang, Desa Lau Damak, Kecamatan Bahorok, Langkat sudah mulai resah dengan keberadaan harimau yang memangsa ternak lembu.

Betapa tidak, belum habis dua bangkai lembu yang ditemukan pada Rabu (6/1/2021), pada Jumat (8/1/2021) subuh tadi, seekor lembu ditemukan mati dengan luka gigitan di leher dan pantat. Jaraknya hanya 100 meter dari kejadian sebelumnya.

Kemungkinan harimau akan direlokasi.

Dikonfirmasi melalui telepon, Camat Bahorok, Dameka Putra Singarimbun mengatakan dirinya mendapatkan informasi adanya bangkai lembu yang dimangsa harimau pada Jumat pagi tadi.

Saat masih pagi buta, warga menemukan bangkai lembu itu sudah tergeletak di tanah. Terlihat ceceran darah yang keluar tubuh lembu tersebut di tanah. 

"Benar, pagi tadi, waktu subuh lah ditemukan ada bangkai lembu lagi dimangsa harimau. Jaraknya sekitar 100 meter dari kejadian sebelumnya," katanya, Jumat (8/1/2021). 

Baca juga: Belasan Ternak Dimangsa Harimau di Bahorok, Warga Diminta Bikin Kandang Khusus

Dari temuan itu, pihaknya langsung melaporkannya kepada pihak terkait, mulai dari Balai Besar Taman Nasional Gunung Leuser (BBTNGL). Dijelaskannya, sebenarnya pihaknya sudah berulangkali mengimbau masyarakat agar mengandangkan ternaknya agar tidak dimangsa oleh harimau.

Bahkan, pihak BBTNGL dan Dinas Kehutanan sudah bersedia untuk membuat kandang. Namun, dari masyarakat belum ada yang memberikan lahannya untuk dijadikan kandang.  

"Setiap kali ada kesempatan kita selalu imbau masyarakat untuk mengandangkan lembunya. TNGL dan lainnya sudah bersedia untuk membuat kandang, tapi memang belum ada masyarkaat yang hibahkan lahan untuk kandang. Mereka masih mengikat ternak mereka di kebun," katanya.

Baca juga: Tak Sampai Seminggu, Harimau Kembali Memangsa Anak Lembu di Bahorok

Warga resah sampai minta dievakuasi

Kepala Bagian Tata Usaha Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Sumut, Teguh Setiawan mengatakan pihaknya bersama dengan BBTNGL dan mitra lainnya seperti WCS-IP dan Yayasan Hutan Untuk Anak (YHUA) masih berada di lokasi berkomunikasi dengan masyarakat dan mendinginkan suasana.

"Karena masyarakat mulai resah dan minta dievakuasi. Langkah-langkah persiapan sudah disusun, salah satunya kandang (jebak) sudah diambil dari Besitang," katanya.

Menurutnya, kemungkinan harimau akan direlokasi. Namun pihaknya pihaknya tetap melihat situasi di lapangan.

"Sepertinya memang mengarah mau direlokasi. Cuman masih melihat situasi di lapangan. Informasi (kandang jebak) sudah mulai bergerak. Kita tim masih sama, bareng tim dari BBTNGL, WCS, YHUA, dan lainnya," katanya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com