MEDAN, KOMPAS.com - Danau Toba yang merupakan salah satu destinasi wisata internasional di Indonesia, tidak hanya menawarkan pemandangan alam yang indah.
Danau Toba juga terkenal sebagai zona produksi kopi berkualitas tinggi.
Beragam varietas tumbuh subur di tujuh kabupaten yang mengelilingi Danau Toba.
Setiap daerah memiliki karakter khas. Sebut saja Sigararutang, Lintong, Doloksanggul, Sidikalang, Samosir dan lainnya.
Umumnya, kopi yang ditanam jenis arabika.
Baca juga: Ketahui, Ada 4 Manfaat Ampas Kopi untuk Tanaman
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), luas kebun kopi arabika di kawasan Danau Toba seluas 71.955 hektar.
Sementara kopi robusta hanya 19.416 hektar.
Kopi jenis arabika merupakan kopi dataran tinggi yang tumbuh subur di kawasan pegunungan dengan ketinggian 1.600 meter di atas permukaan laut (mdpl).
Kopi ini tidak hanya terkenal di Sumatera Utara, bahkan diminati pecinta kopi dunia karena rasanya lebih halus, manis dan aromanya lebih variatif.
Dalam buku The Little Coffee Know It All yang ditulis Shawn Steiman disebutkan bahwa kopi yang tumbuh pada ketinggian lebih dari 800 mdpl diakui memiliki karakter rasa yang berbeda.
Misalnya seperti tingkat keasaman, aroma dan cita rasa yang lebih bervariasi.
Baca juga: Simak, 14 Tips Bikin Kopi Nikmat ala Kafe di Rumah
General Manager Taman Simalem Resort Resort Eddy Tanoto mengatakan, jika sering menemukan kopi dengan cita rasa yang bervariasi seperti buah-buahan tropis, beri, jeruk, cokelat, kacang dan varian rasa lainnya, kemungkinan besar kopi tersebut ditanam di dataran tinggi.
Untuk kopi yang ditanam di ketinggian lebih rendah, memiliki tingkat keasaman yang lebih rendah dan karakter rasa yang lebih sedikit.
Menurut dia, tren masyarakat menanam kopi di wilayah pegunungan Bukit Barisan, Sumatera Utara, saat ini semakin meningkat.
Di dataran tinggi Karo misalnya, petani jeruk sudah beralih ke tanaman kopi pasca erupsi Gunung Sinabung pada 2010.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.