Menurut Teguh, pihaknya sudah menjelaskan bahwa jika ingin memelihara orangutan, maka harus mengurus izin ke lembaga konservasi.
Namun, tokoh warga Binjai tersebut belum memiliki izin.
Pihak pemelihara meminta waktu selama satu minggu untuk menyerahkan orangutan tersebut secara langsung ke BBKSDA.
"Kita kasih penjelasan, dia setuju. Ketika tim meninggalkan lokasi, sekitar 500 meter hingga 1 kilometer dari lokasi, tiba-tiba tim diserang oleh orang tidak dikenal. Perusakan atau pelemparan batu ke mobil milik TNGL yang kita gunakan dan mobil mitra yang membantu kami dalam penyelamatan orangutan," kata Teguh.
Akibat pelemparan itu, ada 2 mobil yang mengalami kerusakan di bagian kaca.
Teguh yang ketika dikonfirmasi masih berada di Polres Binjai, tidak merinci bagaimana proses penyerangan itu.
Namun, menurut Teguh, setelah mendapat serangan itu, rombongan petugas BBKSDA sempat menyelamatkan diri ke Markas Brimob di Binjai.
"Pelaku berapa banyak, prosesnya masih berlangsung. Kalau jumlah petugas gabungan ada sekitar 10 - 15 orang. Kendaraan ada 4, tapi 2 yang kena. Kita kedepankan upaya persuasif ke masyarakat. Sekarang ini masih proses penyidikan Polres Binjai," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.