Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kesawan dan Kenangan Indah Kota Medan di Masa Lalu

Kompas.com - 26/03/2021, 07:07 WIB
Rachmawati

Editor

Ruko-ruko tersebut menjual berbagai alat musik, alat olahraga, cinderamata, perabotan rumah tangga hingga bahan kain. Selain itu ruko juga dijadikan bank, penukaran mata uang asin, restoran hingga swalayan.

Baca juga: Wali Kota Bobby Nasution dan Kahiyang Ayu Tinjau Banjir Medan, Ini Hasilnya

Pasar dan rumah Tjong A Fie

Keberadaan Jalan Kesawan yang menjadi pemukiman Cina didukung dengan pendirian pasar di sekitarnya.

Sebut saja Oude Markt yanga ada sejak tahun 1886. Atau pasar Ikan Lama yang didirikan pada 1888 dan Niewue Markt yang dirikan pada tahun 1906.

Sekitar tahun 1895 hingga tahun 1900 dibangun Rumah Tjong A Fie, Mayor Cina yang terkenal pada masa itu.

Rumah Tjong A Fie dipengaruhi dengan gaya Eropa.

Sementara bangunan kolonial yang lain yang ada di Jalanan Kesaawan adalah N. Escompto M’j yangsekarang menjadi Bank Mandiri.

Termasuk Sumatra Post Printing Works (Varekamp) yang kini menjadi Gedung Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Restoran Tip Top, dan Harison and Crosfield yang sekarang menjadi Gedun PT PP London Sumatra.

Baca juga: Kembalikan Nilai Sejarah Kesawan, Bobby Nasution Mulai dari Supermarket Pertama di Medan

Rawa-rawa yang dikenal dengan nama Tanah Deli

Foto gerobak sapi di jalan perbelanjaan Kesawan di Medan tahun 1898.Dokumen KITLV Foto gerobak sapi di jalan perbelanjaan Kesawan di Medan tahun 1898.
Dahulu, Kota Medan adalah sebuah rawa-rawa seluas 4.000 hektar dan dikenal sebagai Tanah Deli.

Dikutip dari Indonesia.go.id, daerah tersebut kemudian dikuasai oleh Belanda dan tahun 1909 didirikanlah Gemeente (kotapraja) di bawah kekuasaan Hindia Belanda.

Kotapraja dibangun setelah ada perlawanan dahsyat dari penduduk lokal.

Saat itu ada ada empat kampung yakni Kampung Kesawan, Kampung Sugai Rengas, Kampung Petisah Hulu dan Kampung Petisah Hilir.

Baca juga: Ketua DPRD Medan Ingatkan 2 PR yang Harus Diperbaiki Bobby Nasution

Ada dua aliran sungai di kawasan tersebut yakni Sungai Deli dan Sungai Babura.

Belanda pun membangun Kota Medan sebagai pusat pemerintahan dan perdagangan ekspor-impor sebagai representasi kota besar yang rapi.

Rumah, kantor yang luas juga dibangun dengan tata letak yang cermat. Termasuk drainase besar, jaringan listrik, telepon, gas, dan pelabuhan yang memadai.

Belanda juga tak melupakan konsep kota hijau dengan menanam pohon mahoni, kecapi, dan pohon keras lainnya di jalanan tengah kota.

Baca juga: Kahiyang Ayu Minta PKK Kota Medan Dukung Program Sakasanwira, Sebagai Mitra Pemerintah

Foto toko dan kantor di Kesawan yang diambil antara 1910 hingga 1930.COLLECTIE TROPENMUSEUM Foto toko dan kantor di Kesawan yang diambil antara 1910 hingga 1930.
Mahoni ditanam di jalan sepanjang 25 kilometer dari pusat kota menuju Pelabuhan Belawan.

Alun-alun juga mereka lengkapi dengan pohon-pohon beringin di sekelilingnya dan bernama Esplanade, artinya lapangan yang luas. Ada stasiun kereta api (Deli Spoorweg Matchapij), hotel (Hotel De Boer), bank (The Javashce Bank) dan kantor pos (Post Kantoor).

Pembangunan infrastruktur itu tak lepas dari kebutuhan perusahaan-perusahaan milik Belanda termasuk perkebunan di sekitar Medan.

Masa itu, Medan dan wilayah di sekelilingnya merupakan perkebunan. Di samping karet dan kelapa sawit, Belanda juga menanam tembakau Deli yang amat terkenal di Eropa.

Baca juga: Mencicipi Nasi Kentut Khas Medan, Berbahan Daun Sembukan yang Kaya Manfaat

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Disdik Sumut Sebut Ada Informasi Simpang Siur soal Kematian Siswa SMK di Nias

Disdik Sumut Sebut Ada Informasi Simpang Siur soal Kematian Siswa SMK di Nias

Medan
Bobby Tanggapi Wakilnya yang Ingin Maju Jadi Calon Wali Kota Medan

Bobby Tanggapi Wakilnya yang Ingin Maju Jadi Calon Wali Kota Medan

Medan
10 Lurah di Medan yang Naikkan Harga Sembako di Pasar Murah Diperiksa, Terancam Dicopot

10 Lurah di Medan yang Naikkan Harga Sembako di Pasar Murah Diperiksa, Terancam Dicopot

Medan
Nakes di Simalungun Diperkosa di RS, 3 Pelaku Dibekuk Selang 5 Bulan

Nakes di Simalungun Diperkosa di RS, 3 Pelaku Dibekuk Selang 5 Bulan

Medan
Prakiraan Cuaca Medan Hari Ini Jumat 19 April 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Medan Hari Ini Jumat 19 April 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Medan
Jejak Penipuan Masuk Akpol Rp 1,3 M Iptu Supriadi dan Nina Wati di Sumut Sejak 2014

Jejak Penipuan Masuk Akpol Rp 1,3 M Iptu Supriadi dan Nina Wati di Sumut Sejak 2014

Medan
Jenazah Siswa SMK di Nias Korban Penganiayaan Kepsek Diotopsi

Jenazah Siswa SMK di Nias Korban Penganiayaan Kepsek Diotopsi

Medan
Pencuri Rokok Terjebak Jadi Biang Keladi Kebakaran 6 Ruko di Deli Serdang

Pencuri Rokok Terjebak Jadi Biang Keladi Kebakaran 6 Ruko di Deli Serdang

Medan
Kepsek di Nias Penganiaya Siswa sampai Tewas Dibebastugaskan

Kepsek di Nias Penganiaya Siswa sampai Tewas Dibebastugaskan

Medan
Bus Rombongan Pelajar ke Berastagi Terbakar di Simalungun

Bus Rombongan Pelajar ke Berastagi Terbakar di Simalungun

Medan
Buaya Muncul di Sungai Paluh Putri Medan, BBKSDA Sumut Turun Tangan

Buaya Muncul di Sungai Paluh Putri Medan, BBKSDA Sumut Turun Tangan

Medan
Iptu Supriadi Akhirnya Ditangkap, Sempat Kabur Usai Jadi Tersangka Penipuan Rp 1,3 M

Iptu Supriadi Akhirnya Ditangkap, Sempat Kabur Usai Jadi Tersangka Penipuan Rp 1,3 M

Medan
Razia Juru Parkir Liar di 12 Ruas Jalan di Medan, 10 Orang Ditangkap

Razia Juru Parkir Liar di 12 Ruas Jalan di Medan, 10 Orang Ditangkap

Medan
Kepsek Diduga Aniaya Siswa SMK Nias hingga Tewas karena Tak Mau Angkat Genset

Kepsek Diduga Aniaya Siswa SMK Nias hingga Tewas karena Tak Mau Angkat Genset

Medan
Prakiraan Cuaca Medan Hari Ini Kamis 18 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Medan Hari Ini Kamis 18 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Sedang

Medan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com