Ruko-ruko tersebut menjual berbagai alat musik, alat olahraga, cinderamata, perabotan rumah tangga hingga bahan kain. Selain itu ruko juga dijadikan bank, penukaran mata uang asin, restoran hingga swalayan.
Baca juga: Wali Kota Bobby Nasution dan Kahiyang Ayu Tinjau Banjir Medan, Ini Hasilnya
Keberadaan Jalan Kesawan yang menjadi pemukiman Cina didukung dengan pendirian pasar di sekitarnya.
Sebut saja Oude Markt yanga ada sejak tahun 1886. Atau pasar Ikan Lama yang didirikan pada 1888 dan Niewue Markt yang dirikan pada tahun 1906.
Sekitar tahun 1895 hingga tahun 1900 dibangun Rumah Tjong A Fie, Mayor Cina yang terkenal pada masa itu.
Rumah Tjong A Fie dipengaruhi dengan gaya Eropa.
Sementara bangunan kolonial yang lain yang ada di Jalanan Kesaawan adalah N. Escompto M’j yangsekarang menjadi Bank Mandiri.
Termasuk Sumatra Post Printing Works (Varekamp) yang kini menjadi Gedung Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Restoran Tip Top, dan Harison and Crosfield yang sekarang menjadi Gedun PT PP London Sumatra.
Baca juga: Kembalikan Nilai Sejarah Kesawan, Bobby Nasution Mulai dari Supermarket Pertama di Medan
Dikutip dari Indonesia.go.id, daerah tersebut kemudian dikuasai oleh Belanda dan tahun 1909 didirikanlah Gemeente (kotapraja) di bawah kekuasaan Hindia Belanda.
Kotapraja dibangun setelah ada perlawanan dahsyat dari penduduk lokal.
Saat itu ada ada empat kampung yakni Kampung Kesawan, Kampung Sugai Rengas, Kampung Petisah Hulu dan Kampung Petisah Hilir.
Baca juga: Ketua DPRD Medan Ingatkan 2 PR yang Harus Diperbaiki Bobby Nasution
Ada dua aliran sungai di kawasan tersebut yakni Sungai Deli dan Sungai Babura.
Belanda pun membangun Kota Medan sebagai pusat pemerintahan dan perdagangan ekspor-impor sebagai representasi kota besar yang rapi.
Rumah, kantor yang luas juga dibangun dengan tata letak yang cermat. Termasuk drainase besar, jaringan listrik, telepon, gas, dan pelabuhan yang memadai.
Belanda juga tak melupakan konsep kota hijau dengan menanam pohon mahoni, kecapi, dan pohon keras lainnya di jalanan tengah kota.
Baca juga: Kahiyang Ayu Minta PKK Kota Medan Dukung Program Sakasanwira, Sebagai Mitra Pemerintah
Alun-alun juga mereka lengkapi dengan pohon-pohon beringin di sekelilingnya dan bernama Esplanade, artinya lapangan yang luas. Ada stasiun kereta api (Deli Spoorweg Matchapij), hotel (Hotel De Boer), bank (The Javashce Bank) dan kantor pos (Post Kantoor).
Pembangunan infrastruktur itu tak lepas dari kebutuhan perusahaan-perusahaan milik Belanda termasuk perkebunan di sekitar Medan.
Masa itu, Medan dan wilayah di sekelilingnya merupakan perkebunan. Di samping karet dan kelapa sawit, Belanda juga menanam tembakau Deli yang amat terkenal di Eropa.
Baca juga: Mencicipi Nasi Kentut Khas Medan, Berbahan Daun Sembukan yang Kaya Manfaat