Belanda juga membangun kompleks toko yang menyediakan kebutuhan masyarakat Medan masa itu yang mudah dijangkau oleh banyak pihak dalam blok-blok yang rapi.
Di bawah jalan di tengah kota ditanam riol yang sangat besar, tempat pembuangan air limbah.
Jalur air juga dibangun karena kota Medan berada di dataran yang rendah (DAS Deli) yang menerima air dari tanah Karo yang merupakan daerah pegunungan.
Mereka juga tidak lupa membangun Waterleiding (PAM) dengan air langsung diminum tanpa dimasak.
Mereka juga membangun rumah sakit, pasar, pembangkit listrik dan air bersih secara terpisah dan berjarak, sehingga tidak terpusat pada satu titik yang bisa memicu kemacetan.
Baca juga: Rencana Lanjutan Wali Kota Medan Bobby Nasution untuk Mengatasi Banjir
Setelah Indonesia merdeka, sekitar tahun 1950-an dikembangkan wilayah baru Medan yang kemudian dikenal sebagai Medan Baru.
Daerah ini awalnya terlihat sebagai wilayah yang terinspirasi tata kelola Eropa. Tetapi seiring berjalannya waktu, daerah Medan Baru lebih sarat dengan visi bisnis.
Mayoritas penduduk kota Medan adalah penduduk lokal seperti suku Melayu, Batak, Mandailing, dan Karo.
Baca juga: Rencana Lanjutan Wali Kota Medan Bobby Nasution untuk Mengatasi Banjir
Ada juga suku Jawa sebagai pendatang terbanyak dan ditambah keturunan India dan Tionghoa.
Khusus suku India dan keturunannya, mereka tinggal di sekitar Jl Zainul Arifin atau lebih dikenal sebagai Kampung Keling.
Seiring perkambangan zaman, terjadilah perubahan pola pemukiman kelompok-kelompok etnis di kota Medan.
Baca juga: Wali Kota Medan Bobby Nasution Akan Normalisasi Sungai, Siapkan Relokasi
Untuk orang Mandailing memilih tinggal di pinggiran kota yang lebih nyaman. Mereka kemudian menjual rumah dan tanah mereka di tengah kota, seperti di Kampung Mesjid, dan Sungai Mati.
Bandar Udara Kualanamu yang mengganti fungsi Bandar Udara Polonia yang dibangun jauh dari pusat kota Medan, mewarnai perkembangan kota ini.
Baca juga: Dalam 30 Menit, Ratusan Paket Nasi Harga Rp 1.000 Ludes Terjual di Medan
Saat ini hanya ada sedikit aura keindahan dan keteduhan Medan di masa lalu. Yakni berupa beberapa pohon tua yang tersisa, gedung balai kota lama, kantor pos Medan, menara air dan titi gantung serta gedung London Sumatera (Lonsum).
Juga Istana Maimun, Mesjid Raya Medan dan juga rumah Tjong A Fie di kawasan Jl Jenderal Ahmad Yani, Kesawan.
Inilah wajah Kota Medan kini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.