Beberapa kali Syamsul terlihat menemani Bobby, baik di kantor maupun saat meninjau penanganan Covid-19 di lapangan.
Syamsul juga sempat memimpin vaksinasi untuk anak usia 12 hingga 17 tahun yang dilaksanakan pada Mei 2021.
Namun, upaya penanganan Covid-19 di Medan, selama Syamsul menjalankan tugas sebagai Plt Kadis Kesehatan Medan ternyata masih jauh dari harapan.
Mulanya, pada Mei hingga Juni 2021, rata-rata penambahan kasus positif Covid-19 di Medan pada kisaran 25 hingga 98 kasus per hari atau konsisten di bawah 100.
Memasuki bulan Juli, penambahan kasus tiba-tiba melonjak. Sampai kini angka terendah bahkan belum bisa turun di angka 100.
Penambahan kasus harian selalu di atas 300 kasus. Beberapa kali sempat turun di bawah angka itu, tetapi tetap saja tinggi.
Medan kemudian menerapkan PPKM Darurat, yang kemudian masuk dalam asesmen Level 4 penyebaran Covid-19.
Sebagai konsekuensinya, Kota Medan harus menerapkan PPKM level 4 dengan membatasi kegiatan masyarakat secara luar biasa.
Sampai saat ini, Medan masih menerapkan PPKM level 4. Pembatasan ini setidaknya dilaksanakan hingga 6 Semptember mendatang.
Di tengah penerapan PPKM level 4, Syamsul mulai jarang muncul. Dia kemudian dikabarkan terserang Covid-19 dan harus dirawat di rumah sakit sejak awal Agustus.
"Tapi saat ini sudah sembuh. Sudah boleh pulang," kata Bobby pada Kamis kemarin.
Usai mengumumkan Syamsul sembuh, Bobby juga mengumumkan pencopotan Syamsul sebagai pelaksana tugas kepala dinas.
Alasan yang dipakai Bobby sama dengan alasan waktu mencopot Edwin. Bobby menyebutnya dengan istilah percepatan.
Dia menjelaskan, pergantian pucuk pimpinan Dinas Kesehatan itu dilakukan untuk mempercepat penanganan Covid-19 di Medan.
"Tapi memang kebutuhan untuk mempercepat (penanganan Covid-19). Enggak ada masalah. Intinya kita ingin mempercepat," ujar Bobby.