Korban trauma
Kata PA, setelah kejadian itu anaknya mengalami trauma terlihat ketakutan, murung, dan tidak mau makan.
"Keadaannya seperti sangat trauma," ujarnya.
Namun, setelah ada pendampingan dari psikolog, anaknya mulai mau berbiacara dan makan.
Awalnya, yang dibahas anaknya masih tentang peristiwa tersebut. Setelah itu korban mulai membicarakan yang lain.
Agar traumanya tidak berkepanjangan, pembahasan ke arah peristiwa tersebut dikurangi.
"Sampai sekarang ya. Harapan saya mudah-mudahan mendapat keadilan. Karena anak saya, anak saya cuma satu. Kena mentalnya gini, sedih banget ya," ujarnya lirih.
PA mengaku sudah melaporkan peristiwa yang dialami anaknya ke polisi.
"Saya sudah buat laporan ke Polrestabes Medan. Nomor laporannya, STTLP/N/1675/YAN/,2.5/ K/VIII/2021/SPKT Restabes Medan, tanggal 27 kemarin," ujar PA.
Sementara itu, Kanit PPA Polrestabes Medan AKP M Ginting mengaku sudah menerima laporan dari korban.
Saat ini, lanjutnya, sedang dalam proses penyelidikan.
"Sudah kita terima, masih proses lidik," kata Ginting saat dikonfirmasi melalui telepon dan aplikasi percakapan WhatsAap.
Baca juga: Saya Memilih Kurungan Penjara 3 Hari Pak, Sudah Yakin, Saya Tak Ada Uang untuk Bayar Denda
(Penulis : Kontributor Medan, Dewantoro | Editor : David Oliver Purba)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.