KOMPAS.com - Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah I Medan menyebutkan bahwa akan terjadi fenomena alam hari tanpa bayangan Matahari di Sumatera Utara.
Diprediksi wilayah Sumatera Utara akan dilanda fenomena ini mulai 13 September 2021 di Kota Medan pukul 12:21:15 WIB dan Gunungsitoli tanggal 19 September pukul 12:23:37 WIB.
Baca juga: Fenomena Hari Tanpa Bayangan di Indonesia, Apa Saja Dampaknya?
"Fenomena ini tidak berdampak langsung terhadap kondisi cuaca," ucap Kepala Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah I Medan, Hartanto, kepada wartawan, Selasa (7/9/2021), dikutip dari Tribun Medan.
Baca juga: Fenomena Hari Tanpa Bayangan Mulai Hari Ini, Cek Daftar Wilayah yang Mengalaminya!
Fenomena ini mengakibatkan bayangan benda tegak akan terlihat "menghilang".
"Kulminasi atau transit atau istiwa adalah fenomena ketika Matahari tepat berada di posisi paling tinggi di langit," ujar Hartanto.
Hartanto menambahkan, saat deklinasi matahari sama dengan lintang pengamat, fenomenanya disebut sebagai kulminasi utama.
"Pada saat itu, Matahari akan tepat berada di atas kepala pengamat atau di titik zenit. Akibatnya, bayangan benda tegak akan terlihat 'menghilang' karena bertumpuk dengan benda itu sendiri," ujar dia.
Karena itu, hari kulminasi utama dikenal juga sebagai hari tanpa bayangan.
Fenomena ini terjadi karena bidang ekuator atau bidang rotasi Bumi tidak tepat berhimpit dengan bidang ekliptika atau bidang revolusi bumi.
"Sehingga, posisi Matahari dari Bumi akan terlihat terus berubah sepanjang tahun, antara 23,5 derajat LU s.d. 23,5 derajat LS. Hal ini disebut sebagai gerak semu harian Matahari. Mengingat posisi Indonesia yang berada di sekitar ekuator, kulminasi utama di wilayah Indonesia akan terjadi dua kali dalam setahun dan waktunya tidak jauh dari saat Matahari berada di khatulistiwa," ujar dia.
Apa dampak hari tanpa bayangan?
Peneliti di Pusat Sains dan Antariksa Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Andi Pangerang menjelaskan, hari tanpa bayangan tidak memberikan dampak secara iklim ataupun cuaca.
Namun, saat peristiwa itu terjadi, intensitas cahaya Matahari yang diterima permukaan Bumi akan maksimal.
Hal itu karena posisi Matahari akan tegak lurus dengan permukaan Bumi.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.