MEDAN, KOMPAS.com - Banjir bandang yang menerjang 15 desa di Kecamatan Batang Lubu Sutam, Kabupaten Padang Lawas, Sumatera Utara, pada akhir Desember 2021, menyebabkan ribuan warga masih tinggal di posko darurat.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Padang Lawas menyatakan, sebagian besar pengungsi terancam kehilangan tempat tinggal karena rumah mereka rusak berat diterjang material banjir.
Data terakhir yang dirilis BPBD, sampai saat ini tercatat sebanyak 136 rumah warga rusak berat.
Baca juga: 15 Desa di Padang Lawas Terdampak Banjir Bandang
Kemudian, 60 rumah rusak sedang, dan 441 rusak ringan.
Ada sekitar 625 kepala keluarga (KK) atau sebanyak 2.456 warga yang terdampak bencana itu.
"Sampai saat ini, warga yang rumahnya rusak masih tinggal di pengungsian. Ada yang ke rumah kerabat, banyak juga yang mengungsi di posko darurat," kata Kepala BPBD Padang Lawas Amit Hadi Nasution melalui sambungan telepon, Jumat (7/1/2022).
Ada beberapa posko darurat yang dibangun BPBD dan Pemda setempat, yakni di Pesantren Babul Hasanah dan di beberapa gedung sekolah dasar (SD).
Dari 15 desa yang diterjang banjir, ada dua desa yang tercatat paling parah terkena dampak, yakni Desa Tamiang dan Desa Tanjung Berani.
Baca juga: 15 Desa di Padang Lawas Terendam Banjir Bandang, Pemerintah Tetapkan Status Tanggap Darurat Bencana
Rumah warga di lokasi tersebut tertimbun material lumpur, batu, pasir dan kayu hingga kedalaman mencapai 2 meter.
Beberapa rumah bahkan hanyut disapu banjir bandang.
“Desa Tamiang dan Desa Tanjung Berani terdampak paling parah. Kondisinya cukup parah dan hampir ratusan rumah rusak berat di dua daerah. Bahkan sejumlah rumah mereka banyak yang hanyut,” kata Amit.
Baca juga: Seorang Warga Inggris di Medan Positif Covid-19, Bergejala Omicron
Sampai saat ini, petugas gabungan masih melakukan upaya pembersihan material banjir.
Jalur sungai dikorek menggunakan alat berat.
Pemkab Padang Lawas juga masih menetapkan status tanggap darurat becana banjir bandang.
BPBD memprediksi, status tersebut masih akan terus berlangsung hingga sebulan ke depan.
“Saya rasa bakal diperpanjang status tanggap darurat bencana. Karena untuk membersihkan satu rumah butuh dua hari. Artinya sampai tanggal 14 nanti belum rampung. Tapi, statusnya bukan darurat bencana, melainkan pemulihan pasca bencana,” kata Amit.
Menurut Amit, saat ini distribusi logistik terutama bahan pangan bagi warga yang berada di pengungsian masih terus dilakukan.
BPBD juga meyiagakan posko kesehatan dan dapur umum selama masa tanggap darurat bencana.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.