Angka-angka tersebut bukan sekadar data statistik yang menggambarkan aktifitas ekonomi sektor peternakan ikan di Danau Toba.
Angka-angka itu juga menggambarkan betapa signifikannya usaha KJA bagi peningkatan kesejahteraan dan keberlangsungan hidup masyarakat setempat di satu sisi dan daya dorongnya dalam upaya mengentaskan kemiskinan di sisi lain.
Secara faktual, angka seperti itu belum mampu ditunjukkan oleh sektor pariwisata selama ini di Danau Toba.
Dengan kata lain, usaha KJA pada khususnya dan sektor perikanan di Danau Toba pada umumnya semestinya diperlakukan secara baik, bahkan secara khusus, mengingat peran besarnya di berbagai sisi, mulai dari fiskal, tenaga kerja, PDRB, dan ekspor.
Sangat gegabah kiranya jika pemerintah berpaling begitu saja dari data-data faktual di atas hanya karena ingin dianggap sebagai pahlawan di sektor yang lain.
Pemerintah harus belajar banyak dari dua tahun masa pandemik ini. Sektor pariwisata memang mempunyai tempat khusus di Danau Toba mengingat keindahan dan keunikan alam dan budaya yang dimiliki oleh Danau Toba
Namun, pemerintah, baik pusat maupun daerah, harus mulai memahami sektor pariwisata bukanlah sektor yang sempurna untuk menggantikan sektor perikanan dan KJA di Danau Toba.
Sektor perikanan dan sektor pariwisata semestinya tidak diposisikan secara berlawanan, tapi justru saling melengkapi.
Artinya, sektor pariwisata semestinya dihadirkan dalam paradigma komplementer terhadap sektor perikanan di Danau Toba, yakni untuk menambah daya gedor untuk meningkatkan kontribusi fiskal, kontribusi pada PDRB, kontribusi penyerapan tenaga kerja, kontribusi ekspor, dan kontribusi dalam mengentaskan kemiskinan di daerah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.