Atap masjid ini bersusun tiga. Atap bagian mihrab berupa gonjong dengan bahan terbuat dari ijuk.
Seluruh bagian masjid mulai dari dinding, tiang, hingga plafon terbuat dari bahan kayu. Namun saat ini, tiang bagian tengah sudah diubah dengan beton dikarenakan sudah hancur dimakan usia.
Sebagai cagar budaya, Masjid Tuo Kayu Jao sudah mengalami beberapa kali pemugaran. Namun pemugaran itu tidak mengubah bahan awalnya yaitu kayu Jao.
Perubahan saat pemugaran hanya dilakukan pada material kayu selain tiang, serta perubahan ornamen dan warna cat pada bagian luar bangunan.
Bangunan masjid sendiri terdiri dari ruang sholat utama yang berbentuk bujur sangkar dengan ukuran 10x10 meter persegi.
Pada ruang sholat utama ini dilengkapi dengan ruang mohrab pada sisi barat yang berukuran sekitar 3,5x2,1 meter persegi.
Baca juga: Sejarah Masjid Agung Demak: Tahun Berdiri, Ciri Khas, dan Foto
Tinggi dinding pada bagian ruang sholat utama ini mencapai 12 meter.
Pada ruang sholat ini terdapat satu pintu di sebelah timur, serta 13 jendela yang letaknya ada 3 di sisi timur, 4 di sisi selatan, 4 di sisi utara, lalu dua jendela di bagian mihrab.
Bagian atap berbentuk susun tiga degan gonjong dari ijuk pada bagian mihrab.
Di antara susunan atap itu ada pembatas dengan hiasan terawang bermotif geometris. Selain sebagai pembatas, ia juga berfungsi sebagai fentilasi.
Secara keseluruhan arsitektur Masjid Tuo Kayu Jao sangat dipengaruhi gaya arsitektur Minangkabau.
Sumber:
Kompas.com
Digilib.mercubuwana.ac.id
Kebudayaan.kemdikbud.go.id