Lajur-lajur besi dari pangkal gagang hingga dekat ujung merupakan perwujudan dari aksara Arab "lam".
Ujung yang runcing sebelah atas mendatar dan bagian bawah yang sedikit menekuk ke atas merupakan perwujudan aksara Arab "ha".
Dengan demikian, rangkaian aksara "ba", "mim", "lam", dan "ha" itu merupakan perwujudan kalimat "bismillah".
Disebut rencong meucugek karena pada gagang rencong tersebut terdapat suatu bentuk panahan dan perekat pada gagangnya yang dalam istilah Aceh disebut cugek atau meucugek.
Dalam bahasa Indonesia, cugek artinya lengkungan, cugek atau gagang bengkok yang bengkoknya 90 derajat ke bagian belakang bilah atau sekitar 8-10 sentimeter.
Lengkungan ini berfungsi untuk memudahkan pengguna rencong saat memegang untuk menikam musuh.
Baca juga: Pantai Lampuuk Aceh, Primadona dari Tanah Rencong
Walaupun tangkai rencong sudah berlumuran darah, pengguna rencong masih dengan mudah mencabut dan menusuk lawan berkali-kali.
Rencong meucugek memiliki makna lain yang sangat mendalam, yaitu tidak ada penghormatan berlebih untuk manusia.
Karena, apabila rencong tersebut diselipkan di pinggang atau bagian pusat maka pemakainya tidak dapat menundukkan kepala atau memberikan penghormatan.
Karena jika hal tersebut dilakukan, gagang meucugek itu akan menekan perut.
Sumber: warisanbudaya.kemdikbud.go.id, journal.ar-raniry.ac.id, kebudayaan.kemdikbud.go.id, dan acehprov.go.id
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.