Sehingga, dapat disimpulkan bahwa Tari Tortor memiliki tempat dan kedudukan yang penting dalam kehidupan masyarakat Batak.
Buktinya Tari Tortor akan dipentaskan dalam setiap pelaksanaan adat Batak, baik yang bersifat kesedihan maupun sukacita.
Bagi masyarakat Batak, Tari Tortor tidak hanya bernilai budaya namun juga memiliki nilai spiritual.
Melalui Tari Tortor, masyarakat Batak menyampaikan apapun yang ingin disampaikan, seperti doa, pengharapan, dan sebagainya.
3. Memiliki 3 Fungsi
Seperti disebutkan sebelumnya, Tari Tortor dahulu memiliki fungsi sebagai sarana ritual keagamaan.
Namun fungsi itu kini telah bergeser, yaitu lebih menjadi sarana komunikasi sesama masyarakat.
Secara umum fungsi Tari Tortor dibagi dalam 3 peruntukan, yaitu Tortor Pangurason, Tortor Sipitu Cawan, dan Tortor Tunggal Panaluan.
Berikut penjelasan ringkas tiga fungsi Tari Tortor tersebut:
- Tortor Pangurason berfungsi sebagai sarana pembersihan. Taria ini biasanya dilaksanakan sebelum pesta besar, dengan harapan agar pesta itu berjalan lancar.
- Tortor Sipitu Cawan atau tujuh cawan merupakan tarian yang biasa dipentaskan dalam acara penobatan Raja Batak.
Tortor Sipitu Cawan ini mengisahkan tentang turunnya tujuh putri kahyangan ke Gunung Pusuk Bukhit untuk mandi.
- Tortor Tunggal Panaluan merupakan tarian yang dipentaskan para dukun dalam ritual yang diselenggarakan setelah terjadinya musibah.
Baca juga: Mengenal Poco-poco, Tarian yang Pernah Tercatat dalam Guinness World Records
4. Gerakan Ditentukan Gerak Tubuh
Tari Tortor memiliki beragam gerakan dengan nama yang berbeda-beda, dan masing-masing nama ditentukan oleh gerak tubuh.