Ia mengatakan selama di kerangkeng, suaminya makan tiga kali sehari. Malah, yang dimakan suaminya lebih enak daripada yang dimasaknya di rumah.
"Di pemberitaan katanya tak layak, malah sangat layak. Lebih enak makan warga binaan dari ada kami di rumah mungkin di rumah hanya tahu-tempe. Di situ diatur, ikan misalnya dan tak ada perbudakan. Itu tidak betul. Kebetulan suami saya sendiri di dalam," katanya.
Dia membenarkan bahwa suaminya tidak mengenal ponsel namun diperbolehkan berkunjung.
"Harapan panti rehab Ini tidak ditutup. Harus tetap ada supaya kalo ada masyarakat desa kami yang menggunakan narkoba masih direhab kan di situ karena tak dipungut biaya apapun.
Baca juga: Tim KPK Kembali Geledah Rumah Bupati Nonaktif Langkat
Kepala Desa Balai Kasih, Suparman Perangin-angin membantah adanya perbudakan modern di rumah Bupati Langkat.
Ia mengaku ikut mengawasi penghuni dan mengklaim sudah ada 50 orang yang sembuh dari lokasi tersebut.
Hal tersebut diungkapkan Suparman ketika ditemui di Kantor Camat Kuala pada Selasa (25/1/2022).
Dia mengatakan penghuni kerangkeng itu dititipkan oleh keluarganya untuk dibina dan dididik.
Selama masa pembinaan, penghuni kerangkeng dibekali kemampuan yang dibutuhkan untuk bekerja di pabrik kelapa sawit milik Terbit.
"Ada sekitar 500 orang yang sudah sembuh di sana. Sebagian yang sudah sembuh dan punya skill, langsung dikaryawankan Pak Bupati. Jadi kita kasih skill dia mulai dari sortasi buah sawit, mesin, dan lainnya," katanya. Dia berkata, tidak semua penghuni kerangkeng bisa menjadi pegawai di pabrik kelapa sawit tersebut.
Dia pun berkata, pihaknya sudah menunjukkan kepada Direktur Res Narkoba Polda Sumut tentang lokasi pembinaan dan pelatihan warga binaan di rumah Bupati nonaktif Langkat tempatnya bertugas.
"Kerja paksa itu enggak ada. Pemukulan itu juga tak ada. Warga yang menitipkan keluarganya di situ resah kalau itu ditutup. Mereka menolak," katanya.
Menurutnya warga yang menitipkan keluarganya di tempat tersebut tidak dipungut biaya.
"Ada pemberitaan makan dua kali sehari. Tidak ada. Normal semua. Apa yang dimakan bupati itu yang dimakan mereka. Olahraga rohani dan tempa skillnya berdasarkan kemampuannya," katanya.
Suparman mengatakan warga binaan itu, datang dibawa oleh keluarganya dengan kesepakatan.
Baca juga: Ramai soal Kerangkeng Manusia di Rumah Bupati Langkat, Apa Ancaman Hukuman Pelaku Perbudakan?
Jika warga binaan itu sudah sembuh sebelum selesai waktu dalam kesepakatan itu, pihak keluarga bisa membawanya pulang.
"Boleh lah (diambil). Kan ada kesepakatan itu berapa lama. Ada yang kontraknya setahun, 8 bulan sudah sembuh dan skillnya ngelas bisa, langsung dikaryawankan pak Bupati," katanya.
SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Dewantoro | Editor : Khairina, Gloria Setyvani Putri)
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.