MEDAN, KOMPAS.com - Sejumlah warga mendatangi kerangkeng manusia yang berada di belakang rumah Bupati nonaktif Langkat Terbit Rencana Perangin-Angin di Desa Raja Tengah, Kecamatan Kuala, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, Rabu (26/1/2022).
Warga dan wartawan bisa melihat dari dekat ruangan kerangkeng manusia itu.
Sebagai gambaran, lokasi kerangkeng ini berada di sebuah lahan terbuka yang posisinya berada di bagian lembah.
Terdapat dua kolam ikan berukuran besar mirip danau yang berada di tengah-tengah, antara kerangkeng dan rumah Bupati.
Selain itu, di dekatnya terdapat kandang ayam yang kosong.
Terlihat bebatuan ditumpuk di bagian tengah lahan yang terbuka.
Lokasi ini dikelilingi oleh kebun sawit.
Adapun ruangan kerangkeng terbuat dari tembok beton dengan pintu berupa jerjak besi yang menyerupai penjara.
Ada dua ruangan yang dibatasi dinding beton.
Kemudian, di atas ranjang tersusun kotak-kotak berisi kain.
Lantainya terbuat dari keramik coklat.
Dindingnya tampak lusuh dan terlihat seperti bangunan lama.
Di dalam kerangkeng itu terdapat kamar mandi dan kakus yang hanya diberi pembatas tembok setinggi 150 sentimeter.
Terdapat ember, gayung, serta peralatan makan dan minum.
Bangunan itu tampak menjorok ke bawah karena tanah di luarnya terlihat seperti ditinggikan.
Untuk sampai ke lokasi ini, dapat melalui jalan kebun di samping rumah Terbit, menggunakan mobil ataupun berjalan kaki.
Tidak ada pembatas untuk menuju ke lokasi tersebut.
Kepala Dusun I Nangka Lima, Desa Raja Tengah, Repelita Sitepu mengatakan, selama ini, lokasi tersebut memang terbuka.
Namun, tetap saja untuk berkunjung tidak boleh sembarangan. Pengunjung harus melapor kepada penjaga.
"Bisa dilihat sendirilah, ini kan terbuka, tidak ada pembatasnya, pintunya enggak ada, terbuka," kata Repelita.
Dia selalu mendapat laporan apabila ada orang yang mau masuk ke tempat itu untuk direhabilitasi karena kecanduan narkoba.
"Setiap jam 08.00 pagi mereka apel, dibagi kelompok untuk diarahkan ke mana. Jam 11.30 WIB makan, habis itu kembali ke tempat arahan pagi hari. Sampai sore, kemudian kembali ke sini," kata Repelita.
Menurut Repelita, aktivitas yang dilakukan penghuni kerangkeng mulai dari ibadah, olahraga, serta mendapatkan keterampilan yang bisa menunjang hidupnya setelah keluar dari tempat rehabilitasi.
"Kerja ringan untuk membentuk skill mereka. Diajari kerja potong rumput, buat makanan ternak. Penempatannya di pabrik di bagian pengolahan dan lainnya," kata Repelita.
Menurut dia, kerangkeng itu memang digembok agar orang yang baru masuk atau yang belum sembuh tidak akan kabur.
Sementara yang sudah mulai bersih, menurut dia, akan bisa lebih leluasa.
"Yang sudah mendekati tahap pengembalian atau sudah lebih lama dan mau sembuh, mereka dijadikan pemimpin. Karena yang baru-baru bisa saja mereka mau kabur," kata Repelita.
Repelita mengatakan, ada 48 orang yang sebelumnya menjalani rehabilitasi di tempat itu.
"Sebagian ada yang dijemput keluarganya, dan sebagian yang tak mau pulang dan keluarganya juga menolak. Tapi kami sampaikan, tampung dulu untuk sementara," kata Repelita.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.