Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Biografi Ludwig Ingwer Nommensen, Pembawa Ajaran Kristen ke Tanah Batak

Kompas.com - 06/02/2022, 12:23 WIB
William Ciputra

Penulis

KOMPAS.com - Ludwig Ingwer Nommensen merupakan sosok penting di balik penyebaran Kristen Protestan di Tanah Batak.

Nommensen pertama kali menjejakkan kakinya di wilayah Nusantara pada 14 Mei 1862, tepatnya di Padang.

Ludwig Ingwer Nommensen menyebarkan ajaran Kristen Protestan di Tanah Batak hampir 57 tahun lamanya.

Baca juga: Mengenal Albertus Soegijapranata, Pribumi Indonesia Pertama yang Jadi Uskup Agung

Hasil paling besar dari usahanya itu adalah berdirinya gereja terbesar di tengah-tengah masyarakat Batak, yaitu Hura Kristen Batak Protestan (HKBP) yang masih eksis hingga saat ini.

Profil Ludwig Ingwer Nommensen

Ludwig Ingwer Nommensen lahir di Nordstrand, Jerman, pada tanggal 6 Februari 1834. Saat itu, Nordstrand masih bagian dari Denmark.

Nommensen bukan terlahir dari keluarga berada, sehingga sejak kecil dia terbiasa bekerja untuk membantuk orang tuanya.

Pekerjaan-pekerjaan kasar sudah dijalaninya sejak usia 7 tahun, mulai dari tukang atap, petani, hingga pembajak sawah.

Pada usia 12 tahun, Nommensen mengalami kecelakaan yang mengakibatkan kakinya patah.

Akibatnya, Nommensen harus berbaring di atas tempat tidur selama berbulan-bulan lamanya.

Dalam kondisi tersebut, Nommensen berdoa agar diberi kesembuhan. Dia berjanji akan menyebarkan ajaran Injil sesudah sembuh nanti.

Baca juga: Suku Batak di Sumatera Utara, Nenek Moyangnya dari Asia Selatan

Setelah kakinya sembuh, dia kembali dalam aktivitasnya sebagai petani seraya mempelajari Injil.

Memasuki usia 20 tahun, Nommensen berangkat ke Barmen untuk menempuh pendidikan sebagai penginjil di Lutheran Rheinische Missionsgesellschaft (RMG).

Empat tahun kemudian, Nommensen dinyatakan lulus dan mendapat penugasan menjadi misionaris di Sumatera.

Memulai Batakmission di Tanah Batak

Pada 14 Mei 1862, Nommensen tiba di Sumatera, tepatnya di Padang.

Misi penyebaran Injil pertama kali dia lakukan di Barus, dengan harapan bisa menepat di daerah Toba.

Namun pemerintah Hindia Belanda tidak memberikan izin dengan alasan keamanan, mengingat daerah itu belum dikuasai.

Nommensen lantas bergabung dengan penginjil lain yang ada di Sipirok.

Mereka berdiskusi terkait pembagian wilayah tugas, dan Nommensen mendapat tugas di Silindung.

Pada tanggal 11 November 1863, Nommensen melawat ke Tarutung dan diterima dengan baik oleh Ompu Pasang.

Setahun berikutnya, ketika kembali ke Tarutung, Nommensen tidak mendapatkan sambutan yang sama dari sebelumnya.

Nommensen lantas berpindah ke desa lain, hingga sampai di desa yang dikuasai Raja Terlindung Lumban Tobing.

Saat itu, daerah tersebut sedang dilanda wabah kolera, di mana istri sang raja juga menjadi salah satu korbannya.

Baca juga: Kain Ulos Khas Suku Batak: Filosofi, Jenis, dan Aturan Penggunaan

Nommansen lantas bergerak untuk membantu mengobati masyarakat, termasuk istri raja.

Dia menggunakan metode homeopati, yang merupakan pengobatan alternatif menggunakan larutan dari bahan alam.

Banyak orang Batak yang berhasil disembuhkan oleh Nommensen melalui metodenya ini.

Hal itu cukup berdampak pada misi Nommensen yaitu menyebarkan ajaran Kristen, karena banyak orang yang mau dibaptis setelah disembuhkan.

Pembaptisan orang Batak pertama tercatat pada tanggal 27 Agustus 1865. Setelah itu disusul oleh Raja Lumban Tobing dan diikuti banyak orang.

Perkembangan misi yang dirintis Nommensen kian pesat setelah wilayah Silindung dan Toba berhasil ditaklukkan oleh Hindia Belanda.

Ephorus HKBP Pertama

Gereja HKBP Balige di Sumatera Utara yang dibangun tahun 1923.wikipedia.org Gereja HKBP Balige di Sumatera Utara yang dibangun tahun 1923.
Ludwig Ingwer Nommensen tercatat sebagai Ephorus HKPB Pertama.

Ephorus ini merupakan pemimpin tertinggi dalam struktur Huria Kristen Batak Protestan (HKPB).

HKBP sendiri merupakan gereja adat yang beraliran Lutheran di kalangan masyarakat Suku Batak Toba.

HKBP masih eksis hingga saat ini, dan menjadi organisasi keagamaan terbesar ketiga setelah NU dan Muhammadiyah.

Gereja HKBP pertama kali didirikan pada tanggal 7 Oktober 1861, dan termasuk dalam salah satu misi RMG melalui Nommensen dan penginjil lainnya.

Ludwig Ingwer Nommensen mengemban tugas sebagai Ephorus pada tahun 1881 hingga akhir hayatnya.

Karena jasa-jasanya, Nommensen juga mendapat gelar Doktor Honoris Causa dari Universitas Bonn.

Kerajaan Belanda juga pernah memberikan bintang kehormatan kepada Nommensen dalam bentuk Officer Orde Oranye-Nassau.

Ludwig Ingwer Nommensen yang dikenal sebagai Rasul Orang Batak meninggal dunia pada 23 Mei 1918.

Dia dimakamkan di Sigumpar, di tengah-tengah masyarakat yang dilayaninya selama 57 tahun.

Saat Nommensen meninggal dunia, tercatat sudah ada 180.000 orang Batak yang dibaptis baik melalui Batakmission maupun HKBP.

Sumber:
Um-surabaya.ac.id

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Longsor di Humbahas Sumut, 35 Rumah Rusak dan 11 Orang Hilang

Longsor di Humbahas Sumut, 35 Rumah Rusak dan 11 Orang Hilang

Medan
Prakiraan Cuaca di Medan Hari Ini, 3 Desember 2023: Siang Hujan Lebat

Prakiraan Cuaca di Medan Hari Ini, 3 Desember 2023: Siang Hujan Lebat

Medan
Update Longsor dan Banjir di Humbahas: 14 Bangunan Tertimbun, 140 Orang Mengungsi

Update Longsor dan Banjir di Humbahas: 14 Bangunan Tertimbun, 140 Orang Mengungsi

Medan
Satu Korban Banjir di Humbahas Ditemukan Tewas, Jaraknya 500 Meter dari Lokasi Kejadian

Satu Korban Banjir di Humbahas Ditemukan Tewas, Jaraknya 500 Meter dari Lokasi Kejadian

Medan
Detik-detik Pengantin Wanita Ungkap Tak Cinta Calon Suami Saat Pemberkatan, Pendeta: Saya Tanya 3 Kali

Detik-detik Pengantin Wanita Ungkap Tak Cinta Calon Suami Saat Pemberkatan, Pendeta: Saya Tanya 3 Kali

Medan
Banjir Bandang dan Longsor Terjang Humbahas, 12 Orang Dilaporkan Hilang

Banjir Bandang dan Longsor Terjang Humbahas, 12 Orang Dilaporkan Hilang

Medan
Viral, Pernikahan di Tapanuli Utara Batal Usai Pengantin Wanita Sebut Tak Cinta Calon Suaminya

Viral, Pernikahan di Tapanuli Utara Batal Usai Pengantin Wanita Sebut Tak Cinta Calon Suaminya

Medan
Prakiraan Cuaca di Medan Hari Ini, 2 Desember 2023: Siang Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca di Medan Hari Ini, 2 Desember 2023: Siang Hujan Sedang

Medan
Daftar Lengkap UMK 2024 di Sumut, Medan Tertinggi dan Tebing Tinggi Terendah

Daftar Lengkap UMK 2024 di Sumut, Medan Tertinggi dan Tebing Tinggi Terendah

Medan
Liang Kubur TPU Bangau Pematangsiantar Penuh, Jenazah Ditumpuk di Jasad Lainnya

Liang Kubur TPU Bangau Pematangsiantar Penuh, Jenazah Ditumpuk di Jasad Lainnya

Medan
Dimusnahkan, 5 Hektar Lahan Ganja di Mandailing Natal

Dimusnahkan, 5 Hektar Lahan Ganja di Mandailing Natal

Medan
Prakiraan Cuaca di Medan Hari Ini, 1 Desember 2023: Sore Hujan Lebat

Prakiraan Cuaca di Medan Hari Ini, 1 Desember 2023: Sore Hujan Lebat

Medan
4 Titik Jalan Nasional di Tapanuli Utara Tertimbun Longsor

4 Titik Jalan Nasional di Tapanuli Utara Tertimbun Longsor

Medan
Longsor di Jalur Tarutung-Sipirok Sumut, Lalu Lintas Sempat Lumpuh 3,5 Jam

Longsor di Jalur Tarutung-Sipirok Sumut, Lalu Lintas Sempat Lumpuh 3,5 Jam

Medan
Wali Kota Medan Tambah Insentif Guru Honorer Jadi Rp 400.000 Per Bulan

Wali Kota Medan Tambah Insentif Guru Honorer Jadi Rp 400.000 Per Bulan

Medan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com