MEDAN, KOMPAS.com - Gubernur Sumatera Utara bereaksi mendengar kabar puluhan warga di Mandailing Natal keracunan yang diduga karena menghirup gas beracun.
Sebelumnya, warga Desa Sibanggor Julu, Kecamatan Puncak Sorik Marapi, Kabupaten Mandailing Natal, diduga alami keracunan akibat gas Hidrogen Sulfida (H2S) Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) dari PT Sorik Marapi Geothermal Power (SMGP).
Warga pun mengalami gejala mual, muntah dan lemas. Mereka pun dilarikan ke rumah sakit.
Terkait hal tersebut, Edy menegaskan, sejak awal pihaknya tak merekemondasikan perusahaan itu beroperasi di sana, karena ada pipa gas yang melintasi perkampungan.
"Dari awal memang saya tak rekomendasikan, karena ada satu pipa melewati kampung," kata Edy di kantornya di Medan, Selasa (8/3/2022).
Baca juga: Warga yang Diduga Keracunan Gas H2S di Mandailing Natal Bertambah Jadi 58 Orang
Edy mengungkapkan, pihaknya sempat telah menyurati perusahaan agar memindahkan pipa gas mereka. Namun sampai saat ini, pipa tersebut belum dipindah.
Dia pun bilang, akan menyurati kembali pihak perusahaan agar memindahkan pipa gas di sana.
Edy pun akan bertindak jika perusahaan tak mengindahkan permintaannya.
"Ini nanti kalau tidak ditanggapi, kita akan lakukan sesuatu, untuk itu tidak terulang. Dia harus pindah," tegas Edy.
Baca juga: 52 Warga Dilarikan ke RS Diduga karena Hirup Gas H2S, Ini Tanggapan PT SMGP
Kendati demikian, sejauh ini Edy tak bisa berbuat banyak, apalagi sampai mencabut izin perusahan geotermal itu.
Sebab, kewenangan ada di tangan Pemerintah Pusat, sedangkan Pemprov sejauh ini hanya sebatas memberi rekomendasi.
Edy juga mengatakan, warga keracunan gas di sana sudah terjadi dua kali.
Pun begitu, Edy tidak mempersoalkan keberadaan PT SMGP. Sebab pekerjaaan perusahaan itu menurutnya suatu yang baik.
"Itu baik itu, pekerjaan itu baik, hanya kecerobohan tempo hari, saya melihat yang kejadian pertama, kenapa itu melalui perkampungan, itu yang menjadi persoalan. Tapi jawabnya memang aman, karena kualitas saluran," pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, ada 58 orang yang menjadi korban diduga alami keracunan gas dari proyek PLTP tersebut.
Kapolres Mandailing Natal, AKBP HM Reza Chairul AS mengatakan, warga mengalami sejumlah gejala keracunan langsung dilarikan ke rumah sakit.
Kendati demikian, tak ada korban jiwa saat ini.
Sementara Manager Community Development and Community Relations (CDCR) PT SMGP, Nina Gultom mengatakan, perusahaan sedang melakukan penyidikan bersama pihak berwenang untuk memastikan penyebab kejadian tersebut.
"Saat ini, penyidikan sedang dilakukan dan bekerjasama dengan pihak berwenang," ujarnya lewat pesan singkat kepada Kompas.com, Senin (7/3/2022).
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.