Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Biografi Kiras Bangun, Pahlawan Nasional Asal Karo, Sumut, Berjuluk “Si Mata Merah”

Kompas.com - 09/03/2022, 16:30 WIB
William Ciputra

Editor

KOMPAS.com - Sumbangsih masyarakat Suku Batak Karo terhadap perjuangan membebaskan diri dari belenggu penjajah tidak dapat diragukan lagi.

Salah satu perjuangan itu adalah perlawanan yang dipimpin oleh Kiras Bangun.

Kiras Bangun memimpin masyarakat Batak Karo melawan penjajah secara bergerilya.

Atas perjuangannya itu, Kiras Bangun yang dijuluki Garamata atau “Si Mata Merah” itu ditetapkan sebagai pahlawan nasional.

Profil Kiras Bangun

Kiras Bangun lahir pada tahun 1852 di Tanah Karo, tepatnya Batu Karang, Kabupaten Karo, Sumatera Utara.

Kiras Bangun dikenal sebagai sosok yang cerdas meskipun tidak menjalani pendidikan secara formal.

Pahlawan Nasional asal Karo ini menguasai Bahasa Melayu serta aksara Karo saat berkunjung ke Binjai.

Tak hanya itu, Kiras Bangun juga mampu membaca dan menulis huruf latin.

Kecerdasan sosok Kiras Bangun itu memungkinkan dirinya bisa diterima oleh masyarakat di luar suku Batak Karo.

Kecerdasannya itu pula yang mampu membuat Kiras Bangun memimpin perjuangan lintas etnis dan agama di kemudian hari.

Bagi masyarakat di Tanah Karo, Kiras Bangun dikenal sebagai sosok yang bijaksana.

Kiras Bangun juga dipercaya memimpin sejumlah lembaga adat masyarakat Suku Karo, antara lain Ketua Urung (desa) Lima Senina, Penghulu, Juru Damai, hingga Pemimpin Urung Tanah Karo.

Perjuangan Kiras Bangun

Pada masa itu, masyarakat Suku Karo sering terlibat pertikaian antarurung atau desa atau kampung.

Pertikaian demi pertikaian itu memerlukan sosok penengah atau mediator untuk menyelesaikannya.

Saat itu, hampir semua kampung menerima kehadiran Kiras Bangun sebagai juru damai terhadap pertikaian mereka.

Kiras Bangun juga mampu mempersatukan raja-raja suku, seperti di Telu Kuru, Si Empat Teran, Si Lima Selina Perbesi, dan sebagainya.

Sementara itu, Belanda yang sudah masuk ke wilayah Sumatera Utara membuka perkebunan tembakau dan karet di daerah Langkat dan Binjai.

Merasa kurang, Belanda melakukan ekspansi perkebunan mereka hingga ke Tanah Karo.

Pada periode awal 1900-an merupakan masa awal interaksi antara Belanda dengan Kiras Bangun.

Belanda mencoba mendekati Kiras Bangun yang kala itu sudah ditokohkan oleh masyarakat Suku Karo.

Upaya Belanda dilakukan dengan memberikan penawaran berupa uang, kedudukan, hingga senjata.

Namun penawaran demi penawaran itu selalu ditolak oleh Kiras Bangun.

Puncaknya adalah saat Belanda mengirim pendeta bernama Guillaume pada tahun 1902.

Tindakan Belanda ini ditentang keras oleh Kiras Bangun lantaran pendeta itu dikawal oleh pasukan bersenjata lengkap.

Sikap Kiras Bangun itu membuat Belanda murka dan memutuskan untuk menyerang Tanah Karo.

Potret Suku Batak Karo.reversemortgageflorida.pw Potret Suku Batak Karo.
Perang pun tidak dapat dihindarkan. Kiras Bangun dengan keahliannya bernegosiasi segera menghimpun seluruh kekuatan Tanah Karo.

Dalam salah satu catatan disebutkan bahwa Kiras Bangun berhasil menghimpun lebih dari 3000 pasukan.

Pasukan-pasukan itu terdiri dari lintas etnis dan agama. Selain itu, Kiras Bangun juga membangun sejumlah benteng pertahanan.

Operasi militer Belanda terhadap Tanah Karo mulai dilancarkan pada tahun 6 September 1904.

Dua hari berselang, Belanda mampu merebut Kabanjare, yang disusul daerah Lingga dan Linggda Julu.

Kiras Bangun dan pasukannya lantas menepi ke benteng Tembusuh di Batukarang.

Di benteng ini, pasukan Kiras Bangun mampu menghalau serangan Belanda.

Hanya saja, dalam serangan lanjutan Belanda mampu merebut daerah Batukarang.

Pengampunan Belanda

Selama 10 bulan sejak Batukarang direbut Belanda, Kiras Bangun dan sisa-sisa pasukannya masih melakukan perlawanan.

Namun demikian, Belanda melancarkan siasat berupa pengampunan kepada pejuang Karo yang disebut dengan Opportinuteits Beginsiel (pengampunan umum).

Penawaran tersebut berhasil memancing sebagian besar prajurit Kiras Bangun untuk keluar dari persembunyian.

Kiras Bangun lantas berhasil ditangkap Belanda dan dibuang ke Riung.

Pada tahun 1909, Kiras Bangun dibebaskan Belanda dengan syarat tetap diawasi.

Namun, Kiras Bangun tetap melancarkan gerakan bawah tanah untuk menentang Belanda.

Perjuangan bawah tanah itu dilancarkan Kiras Bangun bersama kedua anaknya selama periode 1919-1926.

Belanda akhirnya menangkap Kiras Bangun dan membuangnya ke Cipinang.

Di usia senjanya, Kiras Bangun tetap melakukan perjuangan, namun lebih di bidang sosial.

Kiras Bangun meninggal dunia di Batukarang pada tanggal 10 Oktober 1942.

Pemerintah menetapkan Kiras Bangun sebagai Pahlawan Nasional pada tanggal 7 November 2005.

Sumber:
Tribunnewswiki.com
IKPNI.or.id

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Beredar Spanduk 'Tolak Cawapres Asam Sulfat' di Medan, TKD Prabowo-Gibran Angkat Bicara

Beredar Spanduk 'Tolak Cawapres Asam Sulfat' di Medan, TKD Prabowo-Gibran Angkat Bicara

Medan
Predator Anak di Tapteng Ditangkap di Bekasi, Korban Berjumlah 8 Orang

Predator Anak di Tapteng Ditangkap di Bekasi, Korban Berjumlah 8 Orang

Medan
Prakiraan Cuaca di Medan Hari Ini, 7 Desember 2023: Malam Hujan Lebat

Prakiraan Cuaca di Medan Hari Ini, 7 Desember 2023: Malam Hujan Lebat

Medan
Puting Beliung Tumbangkan Pohon di Taput: 4 Rumah Rusak, 1 Warga Tewas

Puting Beliung Tumbangkan Pohon di Taput: 4 Rumah Rusak, 1 Warga Tewas

Medan
Oknum Polisi yang Ditangkap TNI karena Miliki Sabu Divonis 4 Tahun Penjara

Oknum Polisi yang Ditangkap TNI karena Miliki Sabu Divonis 4 Tahun Penjara

Medan
Cerita Ayah di Medan Lihat Anaknya Kejang di Kamar Kos dalam Kondisi Mengenaskan, Korban Diduga Diperkosa

Cerita Ayah di Medan Lihat Anaknya Kejang di Kamar Kos dalam Kondisi Mengenaskan, Korban Diduga Diperkosa

Medan
Anjing Pelacak dan Penyelam Diturunkan untuk Cari 10 Korban Banjir Bandang dan Longsor di Humbahas

Anjing Pelacak dan Penyelam Diturunkan untuk Cari 10 Korban Banjir Bandang dan Longsor di Humbahas

Medan
Truk Masuk Jurang di Taput Saat Jalan Dilalui Mendadak Ambles, 1 Orang Tewas

Truk Masuk Jurang di Taput Saat Jalan Dilalui Mendadak Ambles, 1 Orang Tewas

Medan
Banjir dan Longsor di Humbahas Diduga Terjadi karena Pembalakan Liar

Banjir dan Longsor di Humbahas Diduga Terjadi karena Pembalakan Liar

Medan
Update Erupsi Gunung Marapi, 22 Pendaki Tewas, 13 Jenazah Telah Dievakusi

Update Erupsi Gunung Marapi, 22 Pendaki Tewas, 13 Jenazah Telah Dievakusi

Medan
Erupsi Gunung Anak Krakatau, PVMBG Ungkap Penyebabnya

Erupsi Gunung Anak Krakatau, PVMBG Ungkap Penyebabnya

Medan
Bocah 15 Tahun di Medan Meninggal Usai Diduga Diperkosa Sesama Pelajar, Korban Kejang di Kosan

Bocah 15 Tahun di Medan Meninggal Usai Diduga Diperkosa Sesama Pelajar, Korban Kejang di Kosan

Medan
Pemotor di Sergai Tewas Masuk Parit Usai Mabuk Tuak

Pemotor di Sergai Tewas Masuk Parit Usai Mabuk Tuak

Medan
Siswi SMK di Medan Diduga Meninggal Usai Diperkosa, Pelaku Ditangkap

Siswi SMK di Medan Diduga Meninggal Usai Diperkosa, Pelaku Ditangkap

Medan
Siswi SMK di Medan Tewas Diduga Usai Diperkosa di Indekos

Siswi SMK di Medan Tewas Diduga Usai Diperkosa di Indekos

Medan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com