Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

6 Fakta Barus, Salah Satu Kota Tertua di Indonesia, Titik Nol Penyebaran Islam di Nusantara

Kompas.com - 09/03/2022, 17:42 WIB
William Ciputra

Editor

KOMPAS.com - Islam merupakan agama yang dipeluk mayoritas penduduk Indonesia.

Masuknya ajaran Islam ke wilayah Nusantara sudah terjadi sejak abad ke-7 masehi.

Meski demikian, proses Islamisasi besar-besaran di Nusantara baru terjadi pada abad ke-14 sampai 15 Masehi.

Berbicara tentang Islam, maka buku-buku sejarah akan menyebut sejumlah daerah seperti Aceh hingga Demak di Pulau Jawa.

Padahal ada satu daerah yang dipercaya sebagai titik awal persebaran Islam, yaitu di Kota Barus.

Kota Barus sebagai titik nol persebaran Islam di Nusantara dikuatkan dengan diresmikannya Tugu Titik Nol Peradaban Islam Nusantara pada 2017 silam.

Berikut beberapa fakta menarik tentang Kota Barus yang menjadi awal mula penyebaran Islam di Indonesia:

1. Bagian dari Tapanuli Tengah

Kota Barus berada di Kabupaten Tapanuli Tengah, Provinsi Sumatera Utara.

Barus merupakan kecamatan di kabupaten tersebut, dengan ibu kotanya berada di Kelurahan padang Masiang.

Kecamatan Barus berada di titik koordinat 02° 02’05” - 02° 09’29” Lintang Utara, 98° 17’18” - 98° 23’28” Bujur Timur.

Luas wilayahnya mencapai 21,81 kilometer persegi dan dihuni oleh 18.919 jiwa berdasarkan data tahun 2020.

2. Kota Tertua di Indonesia

Kota Barus termasuk salah satu kota tertua di Indonesia.

Kesimpulan tersebut didapat dari catatan literatur kuno dari Arab, India, Tamil, Yunani, Syria, Armenia, hingga Tiongkok.

Dalam catatan-catatan itu, nama Barus sebagai kota di wilayah nusantara disebutkan.

Bahkan Barus juga tercatat dalam peta kuno yang dibuat oleh Claudius Ptolomeus, seorang Gubernur Yunani di Alexandria Mesir.

Dalam peta yang dibuat pada abad ke-2 masehi itu disebutkan adanya sebuah bandar niaga bernama Barousai.

Nama Barousai diduga merujuk pada Barus, yang dalam peta itu disebut berada di pesisir barat Sumatera.

Masih dalam peta itu, Barus dikenal dengan wewangian dari kapur barus yang dilah dari kayu kamfer.

3. Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

Kota Barus diyakini sebagai titik awal atau titik nol peradaban dan persebaran ajaran agama Islam di Nusantara.

Asumsi tersebut tidak lepas dari posisi Barus sebagai kota pelabuhan yang ramai dikunjungi pedagang mancanegara pada zaman dahulu.

Diketahui, saluran utama penyebaran Islam di Nusantara adalah melalui perdagangan.

Para pedagang muslim dari Timur Tengah, India, hingga Persia banyak yang singgah ke Nusantara.

Mereka yang singgah itu juga tidak sedikit yang melakukan misi dakwah dan menjalin pernikahan dengan warga lokal.

Posisi Barus sebagai titik nol persebaran Islam diperkuat dengan komoditas utama kota ini yaitu kapur barus dan kemenyan.

Kedua komoditas itu membuat Barus menjadi salah satu tujuan perdagangan para pedagang asing.

4. Makam Mahligai

Kompleks Makam Mahligai, kompleks makam tua di Barus. Salah satu nisan berangka tahun 48 Hijriyah atau 661 Masehi.PWMU.co Kompleks Makam Mahligai, kompleks makam tua di Barus. Salah satu nisan berangka tahun 48 Hijriyah atau 661 Masehi.
Barus sebagai titik awal persebaran Islam di wilayah Nusantara juga dikuatkan dengan adanya Makam Mahligai.

Kompleks Makam Mahligai ini berada di Desa Aek Dakka, Kecamatan Barus, Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara.

Salah satu nisan dalam kompleks makam ini berangka tahun 48 Hijriyah atau 661 Masehi.

Dalam Kompleks Makam Mahligai terdapat beberapa makam ulama, seperti Syekh Rukuddin, Syekh Zainal Abidin Ilyah Syamsudin, Imam Khatib Muddah, dan sebagainya.

Selain Makam Mahligai, di Kecamatan Barus juga terdapat kompleks makam tua lain yang dikenal dengan Kompleks Makam Papan Tinggi.

Kompleks Makam Papan Tinggi berada di Desa Panaggahan, Barus Utara, Kabupaten Tapanuli Tengah.

5. Kota Multietnis

Meski ditetapkan sebagai titik nol peradaban Islam di Nusantara, namun Barus tetap merupakan daerah yang plural.

Di Kota Barus terdapat banyak etnis, mulai dari Batak Toba, Angkola, Mandailing, Melayu, hingga Minangkabau.

Kondisi yang beragam secara etnis ini membuat Barus memiliki kebudayaan campuran yang menjadi identitas masyarakat di pesisir Tapanuli Tengah.

Percampuran budaya dapat dilihat dari bahasa yang digunakan masyarakat, yaitu Bahasa Indonesia, Bahasa Batak, Melayu, hingga Bahasa Minang.

Secara agama pun di Barus juga beragam. Data tahun 2021, pemeluk Islam di Barus mencapai 73,03 pesen.

Selain itu juga ada pemeluk agama Kristen 26,02 persen yang terdiri dari Protestan 15,84 persen dan Katolik 10,18 persen.

Di Barus juga ada pemeluk kepercayaan Parmalim (0,95%), hingga agama Hindu (0,01%).

6. Wisata di Barus

Kota Barus memiliki sejumlah obyek wisata yang menarik untuk dieksplorasi.

Salah satunya pantai. Di Barus ada beberapa pantai, seperti Pantai Indah Sibintang dan Pantai Kualo Barangbang.

Selain pantai, masyarakat juga bisa mengunjungi Tugu Titik Nol Peradaban Islam Nusantara.

Tugu ini berada di Pasar Batu Gerigis, Kecamatan Barus, Kabupaten Tapanuli Tengah.

Jika tertarik berwisata religi, maka ada dua kompleks makam tua di Barus yang bisa dikunjungi.

Keduanya Kompleks Makam Mahligai dan Kompleks Makam Papan Tinggi.

Sumber:
UNY.ac.od
IAINBengkulu.ac.id
Kemdikbud.go.id

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Rampok, Aniaya dan Cabuli Siswi SMA, Pria Asal Sergai Ditangkap Polisi, Ini Kronologinya

Rampok, Aniaya dan Cabuli Siswi SMA, Pria Asal Sergai Ditangkap Polisi, Ini Kronologinya

Medan
Panti Asuhan di Medan Diduga Eksploitasi Anak lewat TikTok, Tak Punya Izin Dinsos

Panti Asuhan di Medan Diduga Eksploitasi Anak lewat TikTok, Tak Punya Izin Dinsos

Medan
Bantah Eksploitasi Anak, Istri Pengelola Panti Asuhan di Medan: Uangnya untuk Sekolah Mereka

Bantah Eksploitasi Anak, Istri Pengelola Panti Asuhan di Medan: Uangnya untuk Sekolah Mereka

Medan
Eksploitasi 26 Anak, Pengelola Panti Asuhan di Medan Raup Rp 50 Juta Per Bulan

Eksploitasi 26 Anak, Pengelola Panti Asuhan di Medan Raup Rp 50 Juta Per Bulan

Medan
Pengelola Panti Asuhan di Medan Jadi Tersangka Eksploitasi Anak, Jual Kesedihan di Medsos

Pengelola Panti Asuhan di Medan Jadi Tersangka Eksploitasi Anak, Jual Kesedihan di Medsos

Medan
3 Dusun di Tiga Bolon Simalungun Sumut Terendam Banjir

3 Dusun di Tiga Bolon Simalungun Sumut Terendam Banjir

Medan
Pembangunan Stadion Utama PON di Sumut Dimulai, Kapasitas 25 Ribu Penonton

Pembangunan Stadion Utama PON di Sumut Dimulai, Kapasitas 25 Ribu Penonton

Medan
Maling di Sergai Cabuli Pelajar SMA: Mata Korban Ditutup, Lehernya Ditodong Pisau

Maling di Sergai Cabuli Pelajar SMA: Mata Korban Ditutup, Lehernya Ditodong Pisau

Medan
Pengelola Panti Asuhan di Medan Diamankan Polisi, Diduga Eksploitasi Anak Yatim Piatu di TikTok

Pengelola Panti Asuhan di Medan Diamankan Polisi, Diduga Eksploitasi Anak Yatim Piatu di TikTok

Medan
Soal Guru SMP di Medan Gajinya Ditahan, Bobby: Kepsek Mau Kasih Teguran, Caranya Salah

Soal Guru SMP di Medan Gajinya Ditahan, Bobby: Kepsek Mau Kasih Teguran, Caranya Salah

Medan
Mobil Warga di Medan Dicuri Saat Sedang Dipanaskan

Mobil Warga di Medan Dicuri Saat Sedang Dipanaskan

Medan
Dinsos Gerebek Panti Asuhan Ilegal di Medan, Diduga Eksploitasi Anak demi Saweran

Dinsos Gerebek Panti Asuhan Ilegal di Medan, Diduga Eksploitasi Anak demi Saweran

Medan
Jukir di Penatapan Berastagi Paksa Pengendara Bayar Parkir 2 Kali Lipat

Jukir di Penatapan Berastagi Paksa Pengendara Bayar Parkir 2 Kali Lipat

Medan
Detik-detik Murid TPQ di Padang Tewas Tertimpa Tembok Beton Saat Wudu

Detik-detik Murid TPQ di Padang Tewas Tertimpa Tembok Beton Saat Wudu

Medan
Penyebab Kematian Mahasiswa USU Mahira karena Sianida

Penyebab Kematian Mahasiswa USU Mahira karena Sianida

Medan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com