MANDAILING NATAL, KOMPAS.com - Semburan lumpur disertai gas hidrogen sulfida (H2S) yang terjadi di salah satu sumur Proyek Panas Bumi PT Sorik Marapi Geothermal Power (SMGP), di Desa Sibanggor Julu, Kecamatan Puncak Sorik Merapi, Kabupaten Mandailing Natal (Madina), Sumatera Utara sudah ditangani dan berhenti.
"Semburan dari sumur T-12 (Wellpad T) sudah dapat dihentikan," ungkap Head of Corporate Communications PT SMGP Yani Siskartika, saat dikonfirmasi lewat pesan singkat, Senin (25/4/2022).
Yani mengatakan, tim mereka turun ke lapangan untuk mengimbau warga sekitar dan menginformasikan bahwa tim teknik SMGP berupaya melakukan penutupan semburan (well kick).
Baca juga: Polda Sumut Ambil Sampel Air Semburan Lumpur Gas PT SMGP di Mandailing Natal
"Prosedur penanganan semburan telah dijalankan, agar kejadian ini dapat teratasi dengan baik. Dan hal ini menunjukkan hasil positif dari upaya tim SMGP dalam mengamankan sumur," kata Yani.
Yani mengakui ada kejadian semburan (well kick) di salah satu sumur proyek geothermal mereka di Wellpad T, yang berada tidak jauh dengan pemukiman warga Desa Sibanggor Julu.
"Well kick ini mengeluarkan semburan lumpur yang diikuti dengan keluarnya H2S di area pengeboran Pad T. Akibatnya, 21 orang, termasuk 2 kru (pekerja) terdampak dan dibawa ke rumah sakit setempat," ujar Yani.
Yani mengatakan, pihaknya sementara menghentikan kegiatan pengeboran dan aktivitas pada sumur T-12 sesuai dengan instruksi Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE), Kementerian ESDM RI.
"Kegiatan pengeboran dan aktivitas di Sumur T-12 dihentikan sementara sesuai dengan instruksi Dirjen EBTKE," kata Yani.
Direktorat Jenderal EBTKE meminta pihak PT SMGP untuk melakukan penghentian sementara, sampai dengan batas waktu yang belum ditentukan.
"Dan kami masih sedang dalam tahap investigasi internal untuk mengetahui penyebab utama dari well kick tersebut," ungkap Yani.
Baca juga: Semburan Lumpur Panas di Mandailing Natal Belum Berhenti, Masuk ke Persawahan dan Mengalir ke Sungai
Kepala Polisi Resor (Kapolres) Mandailing Natal (Madina) AKBP HM Reza Chairul mengatakan, semburan lumpur disertai gas H2S dari PT SMGP menyebabkan 21 warga harus dibawa dan dirawat di rumah sakit daerah setempat.
"Kondisi 21 warga yang terdampak berangsur membaik, dan 5 orang sudah kembali ke rumah mereka," kata Kapolres.
Kapolres menyampaikan, pihaknya bersama dengan personel Bidang Laboratorium Forensik (Bidlabfor) Polda Sumatera Utara, sudah mengambil sampel semburan lumpur untuk diteliti.
"Bersama Bidlabfor Polda Sumut, Kamis sudah mengambil sampel semburan lumpur, dan 3 orang dari perusahan sudah kami mintai keterangan sebagai saksi." Ucap Kapolres.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.