Libur Lebaran, Jumlah Kendaraan yang Diangkut Kapal di Danau Toba Naik 300 Persen

TOBA, KOMPAS.com - Pasca-libur Lebaran, jumlah kendaraan yang menyeberang menggunakan KMP Ihan Batak di Pelabuhan Ajibata, Kabupaten Toba kembali normal.

KMP Ihan Batak merupakan kapal roll on-roll off (ro-ro), yang berlayar di kawasan Danau Toba, dari pelabuhan Ajibata menuju pelabuhan Ambarita Samosir.

Terhitung sejak Senin (2/5/2022) sampai Minggu (8/5/2022), jumlah kendaraan yang berlayar di Danau Toba mengalami kenaikan sampai 300 persen dibanding hari biasa.

"Arus balik dari Pelabuhan Ajibata lancar. Saat ini sudah kembali melayani trip normal seperti hari biasa," ujar General Manager PT ASDP Indonesia Ferry Cabang Sibolga Partogi Tamba, saat dihubungi, Senin (9/5/2022).

Baca juga: KMP Ihan Batak, Kapal Penyeberangan Besar Pertama di Danau Toba

Partogi mengatakan, penyeberangan menggunakan KMP Ihan Batak saat lebaran tahun ini pun lebih tinggi dibanding 2019, sebelum pandemi Covid-19.

"Kenaikan hampir 300 sampai 400 persen dibanding hari biasa. Kalau dihitung dari tahun 2019 sebelum pandemi, kenaikan sekitar 38 persen. Dua tahun lalu kan ada pembatasan," katanya.

Dia menambahkan, tak hanya KMP Ihan Batak yang melayani penyeberangan rute Ajibata-Ambarita.

Sejak H-3 lebaran, Jumat (29/4/2022) hingga Minggu (8/5/2022), satu kapal KMP Pora-pora juga berlayar dengan rute Ajibata-Ambarita sejak pukul 6.00 WIB hingga 3.00 WIB dini hari.

Sementara itu, dari Pelabuhan Balige Kabupaten Toba ke Pelabuhan Onan Runggu Kabupaten Samosir, ditambah 4 trip penyeberangan per hari.

Partogi berkata, kebanyakan orang yang melakukan penyeberangan tersebut merupakan wisatawan ke Danau Toba.

Baca juga: Libur Lebaran 2022, Kunjungan ke Kaldera Toba Tembus 30.000 Wisatawan

"Hari biasa itu sekitar 100 mobil per hari. Kalau sekarang (saat libur Lebaran) sekitar 395 mobil, kadang kadang 400 sampai 450 mobil per hari. Puncaknya tanggal 5 Mei 2020 kemarin," jelasnya.

Menurut Partogi, angkutan transportasi pada libur Lebaran 2022 berjalan baik dan relatif lebih singkat dibanding tahun-tahun sebelumnya.

"Meskipun ada lonjakan, kita antisipasi dengan penambahan kapal dan penambahan pelayaran, sehingga pengguna jasa transportasi tidak menunggu lama," ucap Partogi.