PT Pertamina Patra Niaga MOR 1, sambung Agustiawan, sebelumya telah menerima laporan adanya dugaan pengoplosan oleh salah satu agen resmi dan melakukan investigasi penyaluran elpiji dari hulu ke hilir.
Hingga saat investigasi internal pun masih dilakukan, salah satunya meminta data konsumen dari agen tersebut. Namun ia mengatakan data tersebut belum diserahkan oleh agen.
“Kalau ada indikasi penyalahgunaan, maka kita telusuri berapa gas yang disalahgunakan. Apakah dari gas 3 kilo yang disalahgunakan ke elpiji gas 5,5 kilogram atau 12 kilogram. Nah itu kan belum ada buktinya. Sampai hari ini kita belum bisa menyatakan itu oplosan atau penyalahgunaan,” katanya.
Baca juga: Polisi Ungkap Penyalahgunaan Gas Elpiji Bersubsidi di Bogor, Sebulan Untung Rp 175 Juta
Masih kata Agustiawan, jika dikemudian hari pengoplosan terbukti dilakukan dari elpiji bersubsidi tentu hal tersebut tentunya termasuk merugikan keuangan negara.
“Kalau itu benar, ada kemungkinan merugikan keuangan negara karena itu gas bersubsidi. Tapi kalau tidak ada kaitan dengan gas 3 kilo (subsidi), kita tidak bisa menyatakan ada kerugian negara di situ. Jadi sampai hari ini kami belum bisa menyatakan bahwa itu bentuk korupsi atau kerugian negara disana, jadi butuh waktu lebih lanjut,” ucapnya.
Lanjut Agustiawan, jika terbukti dugaan pengoplosan tersebut terbukti dari hasil investigasi, pihaknya akan melakukan penindakan sesuai kontrak yang berlaku antara agen dengan PT Pertamina.
“Intinya investigasi masih berjalan. Kalaupun ada laporan seperti itu kami menjamin stok elpiji bersubsidi maun non subsidi masih aman di wilayah tersebut, tidak mengalami kendala atau gangguan apapun,” ungkapnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.