MEDAN, KOMPAS.com - Penyebaran penyakit mulut dan kuku (PMK) di Indonesia berdampak pada penjualan hewan kurban, termasuk di Sumatera Utara (Sumut).
Penjualan sapi diperkirakan menurun hingga 30 persen, sementara harga kambing atau domba diprediksi akan naik.
Penjual hewan kurban bernama Achmad Nesar mengatakan, penjualan sapi untuk kurban tahun ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya.
Tahun ini pihaknya hanya menjual sapi yang sudah ada di kandang pemeliharaan dan tidak membeli sapi dari luar untuk dijual kembali seperti tahun-tahun sebelumnya.
"Kita nggak ada beli barang (sapi) dari luar karena takut dengan masalah virus (PMK) yang sedang berkembang saat ini. Menjaga dengan sangat lah stok sapi atau kambing untuk kurban kita agar tidak terkontaminasi virus," katanya ditemui di lokasi 786 NS Farm, di Jalan Medan, Deli Tua pada Senin (30/5/2022) siang.
Baca juga: Cerita Peternak Merugi akibat PMK, Ada yang Keguguran hingga Terpaksa Dipotong
Nesar memprediksi, jumlah penjualan sapi untuk kurban akan mengalami penurunan 30 persen.
Dia mengatakan, orang yang mencari sapi hewan untuk kurban masih tetap banyak. Ada beberapa panitia kurban dari masjid yang sudah menghubunginya bertanya tentang hewan kurban.
Namun, persediaan hewan kurban yang ada di kandang tidak dapat memenuhi permintaan itu.
Biasanya, di saat Idul Adha, dia mendatangkan sapi dari Berastagi, Pematangsiantar, hingga Aceh. Namun untuk mencegah sapinya tertular virus PMK, dia tidak mendatangkan hewan dari wilayah lain.
"Kita tak bisa menyediakan sesuai permintaan. Karena kita tak berani jor-joran. Untuk saya sendiri, sangat menjaga. Tapi mungkin teman-teman ada yang berani, itu masing-masing. Kami mengantisipasi virus yang ada di pasar masuk ke kami," katanya yang mengatakan penjualan sapi untuk kurban tahun lalu paling sedikit 40 ekor.
"Yang kami pelajari, tanya sana-sini, diskusi ke dokter hewan termasuk saudara di wilayah yang dulu pernah terkontaminasi, mereka mengatakan virus ini tidak mematikan. Tapi kalau penanganannya tidak baik, sapinya mati karena tak makan habis itu kuku kaki copot," sambungnya.
Sapi yang ada di kandangnya antara lain sapi Aceh, simental, limosin, dan brahman. Dia memastikan semua sapi miliknya sehat.
Jenis sapi yang paling banyak dicari untuk kurban, kata Nesar, adalah jenis sapi Aceh dan brahman karena umurnya cukup di hari H.
"Kalau sapi limosin simental ini kalau sampai umur 2 tahunan, itu bobotnya udah besar. Karena dia kelas berat," katanya.
Sementara itu, di Arjuna Farm yang berada di Desa Mekar Sari, Kecamatan Deli Tua, Deli Serdang, Yudhistira mengatakan, menghadapi Idul Adha tahun ini memang sedikit berbeda karena adanya PMK.