Dugaan penyebab kematian korban mulai terkuat saat proses pemandian jenazah. Keluarga korban kaget saat melihat banyak luka memar di tubuh bocah 11 tahun itu.
"Begitu dimandikan punggungnya ada memar, dada memar merah kebiruan. Kuping juga terlihat biru," ungkapnya.
Santi dan keluarga belum menaruh curiga bahwa korban mengalami kekerasan fisik.
Namun, tak berapa lama, setelah dikebumikan, kawan sekelas Ikhsan datang membeli dagangan Santi.
Di saat itu, kawan sekelas korban bercerita kepada Santi jika korban sempat dipukuli oleh enam murid laki-laki sekelasnya.
Baca juga: Viral, Video Pemuda Dipukuli di Parkiran Toko Baju di Buleleng, Polisi Selidiki
"Kawannya bilang, mau bicara tapi takut sama yang pukuli anak saya. Tapi saya tanya terus. Dan ternyata, anak saya dipukuli oleh enam orang kawannya di sekolah," jelas Santi.
Mendengar pernyataan dari teman sekolah korban, Santi dan Adi langsung mendatangi sekolah.
Di sana mereka bertemu dengan Kepala Sekolah SD 023971. Namun, kepala sekolah tidak mengetahui adanya penganiayaan di sekolah.
Namun, ia yakin anaknya meninggal karena dianiaya teman sekolahnya.
Pada pertemuan dengan kepala sekolah, Santi mengaku mendapatkan ancaman. Kepala Sekolah yang meminta Santi dan keluarga tidak menceritakan kejadian ini ke orang lain.
"Kami bertanya kepada pihak sekolah kenapa tidak ada pengawasan di sekolah ini. Kata kepala sekolah, jangan kemana-mana dulu. Besok orang tua akan panggil," kata Santi.
Setelah bertemu dengan para orang tua murid yang diduga menganiaya anaknya, Kepala Sekolah berjanji akan mencari kebenaran terkait dengan peristiwa tersebut.
Namun setelah itu Kepala Sekolah malah balik mengancamnya. Lantaran, pihak sekolah seakan mendiamkan kasus ini, agar selesai begitu saja.
"Setelah itu kepala sekolah dan orang tua murid yang diduga memukuli anaknya bilang bahwa tidak mungkin anaknya memukuli Ikshan. Sontak kepala sekolah bilang, kalau gak senang lapor aja ke polisi. Kalau tidak benar ini, Kepala Sekolah akan melaporkan saya ke Polisi juga," ungkapnya.
Merasa tidak puas dengan sikap ini, Santi dan suaminya Adi Syahputra (40), melaporkan peristiwa tersebut ke Polres Kota Binjai.
Artikel ini telah tayang di Tribun-Medan.com dengan judul MENYEDIHKAN, Kisah Murid SD di Binjai Meninggal di Pelukan Orangtua, Dianiaya Teman Sekolah
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.