Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siswa SD di Binjai Meninggal di Pelukan Sang Ibu, Diduga Dianiaya 6 Teman Sekolahnya

Kompas.com - 10/06/2022, 11:57 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - MIA (11), murid SD di Binjai, Sumatera Utara meninggal dunia diduga dianiya enam teman sekolahnya.

Terkait kematian sang putra, Santi Citra Dewi (37), ibu kandung korban menagih keadilan di Polres Binjai pada kamis (9/6/2022).

Sambil menggendong anak keduanya, Santi meluapkan kesedihannya saat menceritakan kronologi kematian anak pertamanya.

Di hari kejadian, MIA terlihat murung dan diam sepulang dari sekolah. Bahkan ia menolak saat diajak makan oleh sang ibu.

Baca juga: 4 Fakta di Balik Penganiayaan Bryan Yoga Kusuma di Parkiran Holywings, Dipukuli 20 Orang hingga Oknum Polisi Terlibat

MIA beralasan tak enak badan. Santi pun bergegas membeli obat ke apotek. Namun kondisi MIA terus menurun.

Ia muntah-muntah dan tetap menolak makan. Sang ayah, Adi Syhaputra kemudian meninggalkan pekerjaannya dan mengajak anaknya ke rumah sakit.

Namun MIA menolak permintaan orangtuanya.

"Saya belikan dia obat. Karena muntah-muntah," ucapnya sambil menangis.

Lantaran tidak makan apapun setelah dua hari, kondisi korban mulai semakin parah.

"Saya tanyakan kenapa muntah-muntah terus. Dia bilang tidak apa-apa. Saya suap makanan, tapi kondisi tidak berdaya. Dia tetap tidak mau dibawa ke bidan," jelasnya.

Baca juga: Anak Politisi PDI-P Dipukuli di Jalan Tol, Mengapa Orang Mudah Emosi Saat di Jalan?

Kondisinya semakin parah, mulut korban tidak bisa dibuka untuk makan.

Di jelang akhir hidup, korban sempat menangis dan menatap ayat suci Al-Quran yang terbingkai di dinding rumah.

Hingga akhirnya Ikhasan meninggal dunia di pelukan sang ibu pada Selasa, 24 Mei 2022.

"Kami peluk dan sambil bertanya kenapa kau Ikshan, kenapa gak mau bicara, sakit apa ? Setelah kami peluk dia meninggal," ungkapnya.

 

Luka lebam di tubuh korban

Ilmuwan merekam aktivitas dari gelombang otak pasien yang meninggal dunia karena serangan jantung. kieferpix/Getty Images Ilmuwan merekam aktivitas dari gelombang otak pasien yang meninggal dunia karena serangan jantung.
Dugaan penyebab kematian korban mulai terkuat saat proses pemandian jenazah. Keluarga korban kaget saat melihat banyak luka memar di tubuh bocah 11 tahun itu.

"Begitu dimandikan punggungnya ada memar, dada memar merah kebiruan. Kuping juga terlihat biru," ungkapnya.

Santi dan keluarga belum menaruh curiga bahwa korban mengalami kekerasan fisik.

Namun, tak berapa lama, setelah dikebumikan, kawan sekelas Ikhsan datang membeli dagangan Santi.

Di saat itu, kawan sekelas korban bercerita kepada Santi jika korban sempat dipukuli oleh enam murid laki-laki sekelasnya.

Baca juga: Viral, Video Pemuda Dipukuli di Parkiran Toko Baju di Buleleng, Polisi Selidiki

"Kawannya bilang, mau bicara tapi takut sama yang pukuli anak saya. Tapi saya tanya terus. Dan ternyata, anak saya dipukuli oleh enam orang kawannya di sekolah," jelas Santi.

Mendengar pernyataan dari teman sekolah korban, Santi dan Adi langsung mendatangi sekolah.

Di sana mereka bertemu dengan Kepala Sekolah SD 023971. Namun, kepala sekolah tidak mengetahui adanya penganiayaan di sekolah.

Namun, ia yakin anaknya meninggal karena dianiaya teman sekolahnya.

Mengaku diancam kepala sekolah

Pada pertemuan dengan kepala sekolah, Santi mengaku mendapatkan ancaman. Kepala Sekolah yang meminta Santi dan keluarga tidak menceritakan kejadian ini ke orang lain.

"Kami bertanya kepada pihak sekolah kenapa tidak ada pengawasan di sekolah ini. Kata kepala sekolah, jangan kemana-mana dulu. Besok orang tua akan panggil," kata Santi.

Setelah bertemu dengan para orang tua murid yang diduga menganiaya anaknya, Kepala Sekolah berjanji akan mencari kebenaran terkait dengan peristiwa tersebut.

Baca juga: Gagal Diperkosa, Seorang Gadis di Bali Dipukuli lalu Ditinggalkan Semalaman dengan Tangan, Kaki, dan Mulut Terikat

Namun setelah itu Kepala Sekolah malah balik mengancamnya. Lantaran, pihak sekolah seakan mendiamkan kasus ini, agar selesai begitu saja.

"Setelah itu kepala sekolah dan orang tua murid yang diduga memukuli anaknya bilang bahwa tidak mungkin anaknya memukuli Ikshan. Sontak kepala sekolah bilang, kalau gak senang lapor aja ke polisi. Kalau tidak benar ini, Kepala Sekolah akan melaporkan saya ke Polisi juga," ungkapnya.

Merasa tidak puas dengan sikap ini, Santi dan suaminya Adi Syahputra (40), melaporkan peristiwa tersebut ke Polres Kota Binjai.

Artikel ini telah tayang di Tribun-Medan.com dengan judul MENYEDIHKAN, Kisah Murid SD di Binjai Meninggal di Pelukan Orangtua, Dianiaya Teman Sekolah

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Proyek Rel KA Batu Bara Palembang, PT KAI Beri Ganti Rugi Rp 50.000 per Meter untuk Lahan Warga

Proyek Rel KA Batu Bara Palembang, PT KAI Beri Ganti Rugi Rp 50.000 per Meter untuk Lahan Warga

Medan
Pengelola Panti Asuhan di Medan Gunakan Uang dari Eksploitasi Anak di Tiktok untuk Beli Tanah

Pengelola Panti Asuhan di Medan Gunakan Uang dari Eksploitasi Anak di Tiktok untuk Beli Tanah

Medan
Ibu dan Bayinya 'Ditahan' Rumah Sakit di Jambi karena Belum Lunasi Biaya Persalinan

Ibu dan Bayinya "Ditahan" Rumah Sakit di Jambi karena Belum Lunasi Biaya Persalinan

Medan
TNI Temukan 3 Hektar Ladang Ganja di Mandailing Natal, Langsung Dibakar

TNI Temukan 3 Hektar Ladang Ganja di Mandailing Natal, Langsung Dibakar

Medan
Minta Patung Soekarno Diperbaiki, DPRD Banyuasin: Takutnya Keluarga Bung Karno Marah

Minta Patung Soekarno Diperbaiki, DPRD Banyuasin: Takutnya Keluarga Bung Karno Marah

Medan
Diimingi Jadi Istri Kedua, Guru Ngaji di Medan Setubuhi Muridnya Berulang Kali

Diimingi Jadi Istri Kedua, Guru Ngaji di Medan Setubuhi Muridnya Berulang Kali

Medan
Geopark Danau Toba Dapat Kartu Kuning UNESCO, Pengelola Ungkap Banyak yang Harus Dikerjakan

Geopark Danau Toba Dapat Kartu Kuning UNESCO, Pengelola Ungkap Banyak yang Harus Dikerjakan

Medan
Dinsos Medan Kembali Temukan Panti Asuhan Mengemis 'Gift' Tiktok, Pemiliknya Diserahkan ke Polisi

Dinsos Medan Kembali Temukan Panti Asuhan Mengemis "Gift" Tiktok, Pemiliknya Diserahkan ke Polisi

Medan
Mobil L-300 Tertabrak Truk di Toba Sumut, 2 Orang Tewas

Mobil L-300 Tertabrak Truk di Toba Sumut, 2 Orang Tewas

Medan
Patung Soekarno di Banyuasin Disebut Tidak Mirip, Warga: Lucu, Kepalanya Lebih Besar dari Badan

Patung Soekarno di Banyuasin Disebut Tidak Mirip, Warga: Lucu, Kepalanya Lebih Besar dari Badan

Medan
Pencuri Mobil Saat Sedang Dipanaskan di Medan Ditangkap, Kecelakaan Ketika Kabur

Pencuri Mobil Saat Sedang Dipanaskan di Medan Ditangkap, Kecelakaan Ketika Kabur

Medan
Pedagang Kain di Pasar Horas Mengeluh Dagangan Kalah dengan Jualan Live TikTok

Pedagang Kain di Pasar Horas Mengeluh Dagangan Kalah dengan Jualan Live TikTok

Medan
Rampok, Aniaya dan Cabuli Siswi SMA, Pria Asal Sergai Ditangkap Polisi, Ini Kronologinya

Rampok, Aniaya dan Cabuli Siswi SMA, Pria Asal Sergai Ditangkap Polisi, Ini Kronologinya

Medan
Panti Asuhan di Medan Diduga Eksploitasi Anak lewat TikTok, Tak Punya Izin Dinsos

Panti Asuhan di Medan Diduga Eksploitasi Anak lewat TikTok, Tak Punya Izin Dinsos

Medan
Bantah Eksploitasi Anak, Istri Pengelola Panti Asuhan di Medan: Uangnya untuk Sekolah Mereka

Bantah Eksploitasi Anak, Istri Pengelola Panti Asuhan di Medan: Uangnya untuk Sekolah Mereka

Medan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com