Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

2 Lembu di Karo Mati Diduga Diterkam Harimau, BBKSDA Sumut: Ini yang Pertama Setelah Puluhan Tahun

Kompas.com - 20/06/2022, 16:43 WIB
Dewantoro,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

MEDAN, KOMPAS.com - Dua ekor lembu di Desa Mardinding, Kecamatan Tiganderket, Kabupaten Karo terluka parah diduga diterkam harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae). Satu di antaranya mati dan satu lagi disembelih saat sekarat.

Kepala Seksi Konservasi Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Sumatera Utara (BBKSDA Sumut) Wilayah I Sidikalang, Tuahman Tarigan mengatakan, laporan dari masyarakat menyebut ternak lembu yang mati memiliki luka di pinggul dan leher.

"Yang mati lembunya dua, satu sudah dikubur. Satu lagi dieksekusi (disembelih) masyarakat karena sekarat," katanya, Senin (20/6/2022) siang.

Tuahman mengatakan, ini merupakan kejadian pertama di kawasan tersebut setelah puluhan tahun.

Baca juga: Warga Laporkan 6 Kambing dan 1 Anjing Dimangsa Harimau Sumatera, BKSDA Terjunkan Tim

Tuahman mengatakan, warga sempat bertanya apakah lembu yang diterkam harimau beracun atau masih layak dikonsumsi.

Setelah berkonsultasi dengan dokter hewan, Tuahman menyarankan agar bagian lembu yang digigit harimau tidak dikonsumsi.

Pihaknya saat ini sedang berkomunikasi dengan pihak terkait lain untuk mengetahui status lokasi ditemukannya dua lembu yang diterkam harimau tersebut, apakah kawasan hutan lindung atau bukan.

"Saya turun dengan KPH (Kesatuan Pengelolaan Hutan) untuk mengetahui secara pasti ini kawasan hutan lindung atau apa," katanya.

Lembu ini mengalami luka gigitan di bagian lehernya kemudian disembelih saat sekarat. Dua ekor lembu di Desa Mardinding, Kecamatan Tiganderket, Kabupaten Karo mengalami luka parah diduga akibat diterkam harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae).Dok. BBKSDA Sumut Lembu ini mengalami luka gigitan di bagian lehernya kemudian disembelih saat sekarat. Dua ekor lembu di Desa Mardinding, Kecamatan Tiganderket, Kabupaten Karo mengalami luka parah diduga akibat diterkam harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae).

Dia menjelaskan, lokasi tersebut sebelumnya merupakan pemukiman yang ditinggalkan warga akibat erupsi Gunung Sinabung.

Setelah bertahun-tahun kosong kemudian dijadikan sebagai tempat penggembalaan.

"Itu kan kampung dulu. Jadi ditinggalkan, bayangkanlah dari 2013 sampai sekarang kan sudah jadi kayak tempat penggembalaan, jadi dimanfaatkan orang," katanya.

Baca juga: 3,5 Tahun Tinggal di Barumun Sanctuary, 2 Harimau Akhirnya Dilepasliarkan ke TN Kerinci Seblat

Awalnya pihaknya hendak mengusulkan agar dibuat kandang anti serangan harimau (Tiger Proof Enclosure/TPE) seperti yang sudah dibuat di Kecamatan Bahorok, Kabupaten Langkat.

Namun demikian hal tersebut tidak bisa dilakukan karena jumlah harimau mencapai 300 ekor.

Saat ini, pihaknya juga sedang berkoordinasi dengan pihak kepolisian untuk melakukan sosialisasi serta memberi ketenangan kepada warga.

Dalam foto-foto yang dikirimkan Tuahman, terlihat ada satu ekor lembu yang tergeletak dengan luka menganga di bagian pinggulnya dan satu lagi terdapat luka di bagian lehernya.

Foto-foto lainnya juga memperlihatkan jejak kaki harimau di sekitar lokasi ditemukannya bangkai lembu itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tim Edy Rahmayadi Ambil Formulir Pendaftaran Pilkada Sumut di Kantor PDI-P

Tim Edy Rahmayadi Ambil Formulir Pendaftaran Pilkada Sumut di Kantor PDI-P

Medan
Prakiraan Cuaca Medan Hari Ini Sabtu 20 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Medan Hari Ini Sabtu 20 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Medan
Buaya Muara Muncul di Sungai Medan, BBKSDA: Itu Lokasi Perlintasannya, Waspada

Buaya Muara Muncul di Sungai Medan, BBKSDA: Itu Lokasi Perlintasannya, Waspada

Medan
Disdik Sumut Sebut Ada Informasi Simpang Siur soal Kematian Siswa SMK di Nias

Disdik Sumut Sebut Ada Informasi Simpang Siur soal Kematian Siswa SMK di Nias

Medan
Bobby Tanggapi Wakilnya yang Ingin Maju Jadi Calon Wali Kota Medan

Bobby Tanggapi Wakilnya yang Ingin Maju Jadi Calon Wali Kota Medan

Medan
10 Lurah di Medan yang Naikkan Harga Sembako di Pasar Murah Diperiksa, Terancam Dicopot

10 Lurah di Medan yang Naikkan Harga Sembako di Pasar Murah Diperiksa, Terancam Dicopot

Medan
Nakes di Simalungun Diperkosa di RS, 3 Pelaku Dibekuk Selang 5 Bulan

Nakes di Simalungun Diperkosa di RS, 3 Pelaku Dibekuk Selang 5 Bulan

Medan
Prakiraan Cuaca Medan Hari Ini Jumat 19 April 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Medan Hari Ini Jumat 19 April 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Medan
Jejak Penipuan Masuk Akpol Rp 1,3 M Iptu Supriadi dan Nina Wati di Sumut Sejak 2014

Jejak Penipuan Masuk Akpol Rp 1,3 M Iptu Supriadi dan Nina Wati di Sumut Sejak 2014

Medan
Jenazah Siswa SMK di Nias Korban Penganiayaan Kepsek Diotopsi

Jenazah Siswa SMK di Nias Korban Penganiayaan Kepsek Diotopsi

Medan
Pencuri Rokok Terjebak Jadi Biang Keladi Kebakaran 6 Ruko di Deli Serdang

Pencuri Rokok Terjebak Jadi Biang Keladi Kebakaran 6 Ruko di Deli Serdang

Medan
Kepsek di Nias Penganiaya Siswa sampai Tewas Dibebastugaskan

Kepsek di Nias Penganiaya Siswa sampai Tewas Dibebastugaskan

Medan
Bus Rombongan Pelajar ke Berastagi Terbakar di Simalungun

Bus Rombongan Pelajar ke Berastagi Terbakar di Simalungun

Medan
Buaya Muncul di Sungai Paluh Putri Medan, BBKSDA Sumut Turun Tangan

Buaya Muncul di Sungai Paluh Putri Medan, BBKSDA Sumut Turun Tangan

Medan
Iptu Supriadi Akhirnya Ditangkap, Sempat Kabur Usai Jadi Tersangka Penipuan Rp 1,3 M

Iptu Supriadi Akhirnya Ditangkap, Sempat Kabur Usai Jadi Tersangka Penipuan Rp 1,3 M

Medan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com