Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Telur Naik, Emak-emak: Sama Kami yang Miskin, Terasa Itu...

Kompas.com - 27/08/2022, 15:05 WIB

MEDAN, KOMPAS.com - Sayuti Tarigan terus mengeluh. Orangtua tunggal yang punya dua anak itu mengungkapkan, hidup semakin sulit meski kasus Covid-19 mulai mereda.

Penyebabnya menurut warga Simpangselayang, Kecamatan Medantuntungan, Kota Medan, harga kebutuhan pokok seperti ikan, cabai merah, telur, terus naik.

Sayuti mengatakan, untuk telur, biasanya dia membeli di grosir dekat kontrakannya. Beberapa bulan lalu, untuk ukuran sedang harganya Rp 1.200 per butir. Untuk yang kecil seukuran ayam kampung, harganya bisa lebih murah lagi.

Baca juga: Harga Telur Naik Signifikan, Dinas Perdagangan Depok Jelaskan Penyebabnya...

Namun dalam hitungan bulan, kini yang kecil menjadi Rp 1.500. Sementara yang sedang menjadi Rp 1.600-17.00.

"Memang naiknya seratus, dua ratus, tapi sama kami yang miskin, terasa itu. Kan, yang naik tak cuma telur aja. Cabai naik, telur naik. Kupikir, kalau telur naik, ikan atau ayam bisa murah, rupanya sama aja, ikutan naik. Peninglah kami yang emak-emak ini, semua harus dibagi-bagi, dihemat-hemat," katanya sambil mengelap keringat yang membasahi dahinya, Sabtu (27/8/2022).

Rahmi, pedagang sayur-mayur di pasar tradisional Simpangselayang berkata, dia beli telur satu papan (30 butir, red) harganya Rp 54.000 untuk ukuran besar. Sebelumnya masih dapat Rp 50.000-52.000, sekarang, untuk harga segitu, ukuran telurnya yang sedang dan kecil.

"Lebih untuk beli per papan, kalau Rp 54.000, berarti satunya Rp 1.800. Di kedai, udah Rp 2.000 itu dijual ecer. Naik semuanya, enggak ngerti aku kenapa, cabai naik-turun, sepi jualan," katanya.

Harga jual sengaja digenapkan

Pengamat ekonomi Gunawan Benjamin menilai, cuaca yang kurang bersahabat di wilayah Sumatera Utara melanda sentra produksi cabai di Kabupaten Karo, membuat harga pangan bertahan mahal. Secara point to point, harga cabai merah dari pekan lalu sampai hari ini masih di kisaran Rp 90.000-Rp 100.000 per kilogram.

Harga cabai rawit hijau turun sekitar 14 persen. Daging ayam secara rata-rata di Sumut naik sekitar 4,5 persen. Untuk wilayah Medan, harga daging ayam naik sekitar 16 persen dalam sepekan terakhir, dari kisaran Rp 29.000 menjadi Rp 34.000 per kilogram.

Baca juga: Disebut Tertinggi dalam Sejarah, Ini Harga Telur Ayam Ras di Berbagai Daerah

"Telur ayam naik cukup tinggi, jika ditarik data selama sepekan terakhir, kenaikan harga di Sumut sangat kecil sekali, sekitar 2 persen, di Medan sekitar 0,8 persen. Di kedai, yang menjual per butir, harganya naik Rp 100-200," kata Gunawan lewat pesan singkatnya kepada Kompas.com.

"Harga jual sengaja digenapkan supaya pedagang tidak repot mengembalikan uang pecahan. Umumnya dibandrol Rp1.500, 1.600, 1.800 dan 2.000. Saya menduga pedagang menaikkan harga yang dibulatkan, bukan menaikkan harga sesuai angka kenaikan yang ideal," sambungnya.

Soal cuaca, Gunawan berujar, beberapa komoditas pangan sulit untuk turun, khususnya hortikultura. Namun ada masanya nanti petani terpaksa memanen tanamannya untuk menghindari pembusukan. Kalau berandai-andai cuaca akan hujan terus, pasokan bakal melimpah di pasar, memicu penurunan harga secara tiba tiba.

Untuk komoditas sumber protein seperti daging ayam, malah terjadi penurunan stok yag mengakibatkan kenaikan harga. Penurunan stok dipicu harga jual ayam yang dinilai merugikan peternak sehingga mereka terpaksa mengurangi stok.

"Untuk harga pangan di luar yang saya sebutkan, semuanya masih terpantau bergerak stabil," ucapnya.

Baca juga: Kenaikan Harga Telur, Bansos, dan Pernyataan Mendag Zulkifli Hasan

KPPU: naik sejak awal Agustus

Kantor Wilayah 1, Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) memantau pedagang, distributor sampai peternak.

Hasil pantauan di pusat pasar, Pasar Petisah, Palapa, Sukaramai dan MMTC diperoleh harga rata-rata untuk telur ukuran kecil Rp 1.550-1.700, ukuran sedang Rp1.600-1.750 dan ukuran besar Rp1.700-1.900.

Kenaikan harga sejak awal Agustus, namun tidak ada penurunan pasokan dan beberapa pedagang mengaku permintaan menurun.

Informasi berbeda datang dari distributor, PT Sumber Pangan Nusantara Indonesia. Harga telur berbagai grade mengalami penurunan Rp 100-120 per butir dari pekan sebelumnya. Permintaan dan pasokan stabil. KPPU lalu mendatangi peternak ayam ras petelur di Kecamatan Pantailabu, Kabupaten Deliserdang.

"Harga jual telur di tingkat peternak sekitar Rp 1.460 per butir, tanpa dibedakan ukurannya dengan kategori satu ikat di atas 18 kilogram," kata Kepala Kantor Wilayah 1, KPPU Ridho Pamungkas dalam keterangan tertulisnya Jumat (26/8/2022).

Menurut salah seorang peternak yang memiliki 30.000-an ekor ayam petelur, biaya produksi sekitar Rp 1.390 per butir.

Baca juga: Tingginya Harga Jagung Internasional Dinilai Jadi Penyebab Harga Telur Mahal

Akibat turunnya harga telur dan kenaikan harga pakan sekitar 40 persen pada 2021, dia mengurangi kapasitas kandangnya sekitar 35 persen.

Bahkan, beberapa peternak telur di Pantailabu gulung tikar. Pemicu turunnya harga telur tahun lalu disinyalir karena perusahaan unggas terintegrasi juga memiliki peternakan ayam petelur sehingga terjadi banjir telur di pasar.

Peternak mengatakan, harga ditentukan agen yang mengambil telur ke tempatnya. Harga acuan agen mengikuti info realisasi harga telur ayam himpunan Kota Medan dan Kepulauan Riau yang dikeluarkan Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat (Pinsar) Indonesia.

"Untuk mendalami berbagai informasi yang didapat di lapangan, kami akan memanggil beberapa distributor, perusahaan terintegrasi dan Pinsar untuk mengklarifikasi realisasi harga yang membentuk harga telur di pasar," kata Ridho.

Baca juga: Mendag Zulhas Sebut Harga Telur Meroket gara-gara Bansos, Ini Bantahan Kemensos

Hal ini untuk memastikan apakah kenaikan harga memang terkait dampak pandemi Covid-19 yang telah melandai sehingga permintaan naik, atau penurunan pasokan karena banyaknya peternak yang mengurangi produksi saat pandemi dan sampai hari ini belum normal. Atau kenaikan biaya produksi pakan ternak serta maraknya bansos telur ayam di sejumlah daerah.

Ridho mengatakan, pihaknya akan terus memantau bahan pokok strategis lain dan meningkatkan sinergitas dengan pemerintah daerah dalam pengawasan.

Mendukung upaya Pemprov Sumut yang sedang menyiapkan early warning system bahan pokok yang dapat memberi notifikasi kepada pimpinan daerah dan stakeholder mengendalikan inflasi ketika terjadi permintaan atau pasokan yang menyentuh ambang batas tidak wajar.

"Tujuannya, terpantau keseimbangan jumlah permintaan dan pasokan bahan pangan di pasar," tuntasnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.



Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Dianggap Terganggu Jiwanya, Pria yang Mutilasi Istri di Sumut Lepas dari Jerat Pidana

Dianggap Terganggu Jiwanya, Pria yang Mutilasi Istri di Sumut Lepas dari Jerat Pidana

Medan
Wanita Penjual Es yang Tewas di Dalam Mobil di Medan Korban Pembunuhan

Wanita Penjual Es yang Tewas di Dalam Mobil di Medan Korban Pembunuhan

Medan
3 Bulan Tak Dinas karena Sakit Hepatitis, Aiptu Fidel Malah Ditangkap karena Jualan Sabu

3 Bulan Tak Dinas karena Sakit Hepatitis, Aiptu Fidel Malah Ditangkap karena Jualan Sabu

Medan
Wanita di Medan Ditemukan Tewas di Mobil, Ada Luka Sayatan di Leher

Wanita di Medan Ditemukan Tewas di Mobil, Ada Luka Sayatan di Leher

Medan
Terlibat Jaringan Kurir Sabu Bersama Oknum Anggota TNI, 2 Warga Kalbar Divonis Mati

Terlibat Jaringan Kurir Sabu Bersama Oknum Anggota TNI, 2 Warga Kalbar Divonis Mati

Medan
Kronologi Pensiunan TNI Tampar Polantas yang Menegurnya karena Tak Pakai Helm

Kronologi Pensiunan TNI Tampar Polantas yang Menegurnya karena Tak Pakai Helm

Medan
Kontraktor Baru Cicil Rp 2,85 Miliar Uang Proyek Lampu 'Pocong' ke Pemkot Medan

Kontraktor Baru Cicil Rp 2,85 Miliar Uang Proyek Lampu "Pocong" ke Pemkot Medan

Medan
Diduga Transaksi Narkoba, PNS di Kabupaten Rokan Hilir Ditangkap Polisi

Diduga Transaksi Narkoba, PNS di Kabupaten Rokan Hilir Ditangkap Polisi

Medan
Penyebab Izin STIE Nusa Bangsa Medan Dicabut: Konflik Pemilik Yayasan

Penyebab Izin STIE Nusa Bangsa Medan Dicabut: Konflik Pemilik Yayasan

Medan
Mengaku Polisi, Sekelompok Pria yang Tangkap Pemuda di Kafe Diburu

Mengaku Polisi, Sekelompok Pria yang Tangkap Pemuda di Kafe Diburu

Medan
Kurir 1,3 Ton Ganja Asal Aceh Divonis Hukuman Mati

Kurir 1,3 Ton Ganja Asal Aceh Divonis Hukuman Mati

Medan
Dinkes Bandar Lampung Beri Teguran Tertulis untuk Bidan Citra yang Dituduh Buat Badan Bayi Melepuh

Dinkes Bandar Lampung Beri Teguran Tertulis untuk Bidan Citra yang Dituduh Buat Badan Bayi Melepuh

Medan
Komisi Yudisial Awasi Sidang Tuntutan Bos Judi 'Online' Apin BK

Komisi Yudisial Awasi Sidang Tuntutan Bos Judi "Online" Apin BK

Medan
Edy Rahmayadi soal Isu Tak Harmonis dengan Ijeck: Kita Salaman dan Peluk-pelukan

Edy Rahmayadi soal Isu Tak Harmonis dengan Ijeck: Kita Salaman dan Peluk-pelukan

Medan
Berkas Belum Lengkap, Sidang Tuntutan Bos Judi 'Online' Apin BK Ditunda

Berkas Belum Lengkap, Sidang Tuntutan Bos Judi "Online" Apin BK Ditunda

Medan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com