Letusan tembakan pun mengenai paha salah seorang mahasiswa. Ia mengatakan, saat itu pula anggota polisi menarik paksa seraya memukuli teman temannya. Gas air itu membuat perih mata pengguna jalan yang melintas di lokasi.
“Kalau saat ini masih dua korban. Satu orang ditarik diamankan baru dipukuli. Satu lagi kena tembakan gas air mata luka di bagian paha kanan. Kami sudah larikan ke rumah sakit karena kondisinya parah,” ujar Dofasep.
Tak lama setelah itu massa kemudian memaksa masuk menerobos barisan polisi di pintu masuk perkantoran DPRD. Kericuhan kedua sempat terjadi saat polisi menahan satu orang pengunjuk rasa.
Setelah dibebaskan, massa langsung bertolak ke kantor Polres Pematang Siantar di Jalan Sudirman. Saat itu Mahasiswa hendak melaporkan dugaan penganiayaan yang dilakukan anggota polisi saat unjuk rasa.
Permintaan mahasiswa tak digubris. Anggota polisi yang berjaga di lokasi langsung menutup gerbang pintu masuk lalu berbaris menjaga massa agar tidak masuk.
Saat Mahasiswa membubarkan diri, tampak Kapolres Pematang Siantar AKBP Fernando keluar dari ruangannya datang \menuju kerumunan massa yang hendak meninggalkan lokasi.
Fernando menepis tindakan represi yang diduga dilakukan anggota polisi kepada massa. Ia mengatakan pihaknya hanya mengantisipasi adanya kerusakan terhadap objek vital.
“Tadi sudah saya sampaikan ke anggota kalau ada bakar ban dilakukan tindakan humanis. Kalau ada pemadaman dengan Apar,” kata AKBP Fernando kepada wartawan.
Berdasarkan informasi yang diterima Kapolres Fernando, bentrok massa mahasiswa dengan polisi terjadi saat pengunjuk rasa menghalang halang polisi memadamkan ban bekas yang dibakar massa.
“Saat memadamkan ban, anggota kita ditolak sama mereka [Mahasiswa]. Kemudian disinilah terjadi persinggungan. Sebenarnya hal hal seperti ini kita nggak perlu apa, ini kan, makanya saya turun,” ucapnya.
“Kita mau berdiskusi mau menemui, malah mereka [Mahasiswa] keluar [pergi]. Kalau karena masalah ini mereka bilang saya mau dicopot, saya siap dievaluasi,” katanya menambahkan.
Baca juga: Tolak Kenaikan Harga BBM, Mahasiswa Banten Bakar Ban hingga Tutup Jalan
Menurutnya, dalam pengamanan aksi unjuk rasa anggota kepolisian sudah dibekali SOP. Terkait tembakan gas air mata, pihaknya akan segera melakukan pengecekan.
“Kalau ada gas air mata kami akan lidik ke dalam, cek lagi SOP nya. Tadi sudah sebelum pelaksanaan, kami sudah kasih tahu. Kemudian tadi ada yang menembak gas air mata, kami akan cek siapa yang menembak, cek dimana,” ucapnya.
Disinggung soal korban atas peristiwa itu, AKBP Fernando mengaku belum mendapat laporan.
“Saya belum dapat bukti, belum. Nanti saya akan cek kesana kalau memang ada.” imbuhnya.
Ia mengatakan, Mahasiswa yang ingin melapor soal dugaan tindakan represi yang dilakukan oleh anggota kepolisian bukan dihalang halangi. Namun dirinya ingin melakukan pemeriksaan internal.
“Kami masih mau melakukan pemeriksaan dulu di internal kita, ini kan singkat baru terjadi,” ungkapnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.