Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bocah Perempuan di Medan Diperkosa hingga Terpapar HIV/AIDS, Pelaku Pacar Ibu dan Adik Nenek

Kompas.com - 16/09/2022, 08:48 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Nasib pilu dialamai JA, bocah berusia 12 tahun asal Medan, Sumatera Utara. Dia diduga menjadi korban pemerkosaan hingga terpapar HIV/AIDS.

Saat ini menjalani perawatan intensif di rumah sakit dibawah pengawasan Perhimpunan Tionghoa Demokrat Indonesia (PERTIDI) dan Yayasan Peduli Anak Terdampaak HIV.

Pelaku pemerkosaan diduga adalah pacar sang ibu hingga adik neneknya sendiri. Tak hanya itu. Ia juga diduga dijual ke pria dewas untuk berhubungan seksual.

Ketua Umum PERTIDI David Ang menyampaikan kronologis yang terjadi pada JA saat ditemui Tribun Medan, Selasa (13/9/2022).

Baca juga: Kasus Pemerkosaan Siswi SD di Medan, Ibu Korban Dilaporkan Balik ke Polisi atas Kasus Pencemaran Nama Baik

Kisah JA saat ia hidup berdua dengan ibunya. Namun hidupnya berubah saat pacar sang ibu tinggal bersama mereka.

Diduga sejak saat itu JA mengalami kekerasan seksual dari pacar sang ibu. Pemerkosaan terjadi saat sang ibu harus bekerja malam hari. Sementara JA tinggal bersama dengan pacar ibu yang dipanggil Black.

Saat JA berusia 7 tahun, ibu JA meninggal dunia. JA pun tinggal bersama ayahnya yang telah memiliki istri baru dan dua orang anak.

Di rumah tersebut juga tinggal sang nenek berinisial KT dan adik neneknya, CA.

Baca juga: Kisah Pilu Siswi SD di Medan, Pernah Dicabuli Ayah, Kini Diduga Diperkosa Kepala Sekolah hingga Tukang Sapu

Dari pengakuan JA, CA juga pernah melakukan kekerasan seksual kepadanya. Karena sang ayah terlilit utang, JA pun harus berpindah kesana kemari.

Sampai akhirnya ia harus tinggal dengan keponakan dari neneknya yang berinisial AL.

Diduga saat tinggal bersama AL, JA menjadi korban perdagangan orang. Oleh AL, JA kerap dibawa ke salah satu tempat makan di Kota Medan dan dipertemukan dengan pria dewasa.

Saat itu JA dibayar Rp 300.000. Tak hanya JA, anak AL juga ikut menemui pria dewasa tersebut.

JA pun sakit-sakitan dan saat diperiksa, terdeteksi HIV di tubuhnya.

Kisah pilu J ini lantas didengar oleh Team Fortune Community yang kemudian menyampaikan informasi tersebut ke PERTIDI.

Baca juga: Siswi SD Diduga Diperkosa Kepsek dan Tukang Sapu di Medan, Pengacara Terlapor: Kejadian Itu Tidak Ada

Saat ini JA tengah ditangani oleh Yayasan Peduli Anak Terdampak HIV dalam menanggulangi traumanya dan kondisi gizi buruk yang ia alami.

Ketua Pertidi, David Ang mengatakan, untuk penanganan JA, pihaknya akan fokus kepada persoalan hukum dan kebijakan yang dialami JA dan khusus penanganan kesehatan serta gizi.

"Dalam penangan ini, Yayasan Peduli Anak Terdampak HIV juga ikut bersama-sama agar JA dapat ditangani. Setelah JA pulang, dan ditampung oleh Yayasan tersebut. Kami akan memperjuangkan hak-hak hukum terhadap JA dan mengupayakan hadirnya rumah singgah," katanya.

Karena JA diduga mengalami berbagai tindak kekerasan seksual, PERTIDI menunjuk kantor hukum CN Iustitia sebagai kuasa hukum korban.

Baca juga: Siswi SD yang Diduga Diperkosa Kepsek dan Tukang Sapu di Medan, Pernah Dicabuli Ayahnya

Polisi janji akan usut kasus

Kasat Reskrim Polrestabes Medan, Kompol Teuku Fathir Mustafa mengatakan bahwa dirinya akan mengusut tuntas kasus bocah perempuan yang dijual dan diduga jadi budak pemuas nafsu hingga terpapar HIV/AIDS.

Menurut Fathir, saat ini pihaknya sudah membentuk tim, guna memintai keterangan saksi-saksi terkait kasus tersebut.

Kata Fathir, dia juga akan turun ke lapangan, memastikan beragam informasi yang sempat diterima polisi.

"Kami sedang melakukan pemeriksaan para saksi, kemudian kita juga mau memastikan langsung ke TKP," kata Fathir kepada Tribun-medan.com, Kamis (15/9/2022).

Baca juga: Siswi SD di Medan Diduga Diikat dan Diperkosa Kepsek dan Tukang Sapu, Disdik: Kami Akan Pecat jika Terbukti

Menurut Fathir, ia juga akan melihat langsung bagaimana kondisi korbannya berinisial JA (12).

"Sekarang ini langkah-langkah penyelidikan dan penyidikan masih berjalan," terang Fathir.

Fathir menambahkan, pihaknya juga akan berkoordinasi dengan instansi terkait lainnya untuk bisa mendampingi korban.

"Kami juga akan koordinasi dengan instansi terkait, untuk dapat pendamping korban. Ini nanti kami akan koordinasi dengan instansi terkait," bebernya.

Ia juga menjelaskan petugas akan berkoordinasi dengan dokter yang memeriksa korban untuk memastikan dugaan HIV/AIDS dan kasus rudapaksa nya.

Baca juga: Datangi Hotman Paris, Ibu Asal Medan Adukan Anaknya Diduga Diperkosa Kepsek dan Tukang Sapu di Sekolah

"Kami juga akan melakukan pemeriksaan terhadap dokter yang melakukan pemeriksaan terhadap si anak, untuk bisa menjelaskan hasil yang didapat oleh dokter," ujarnya.

Fathir mengungkapkan, sejauh ini petugas belum melakukan pemeriksaan terhadap terlapor, karena masih mengumpulkan alat bukti dan keterangan dari para saksi.

"Sudah beberapa orang (saksi) di periksa, tapi nanti kami sampaikan karena ada pemeriksaan - pemeriksaan lainnya juga. Kemudian terlapor yang dilaporkan, kami masih melakukan penyelidikan terhadap orang-orang tersebut," ungkapnya.

Artikel ini telah tayang di Tribun-Medan.com dengan judul KISAH Pilu JA, Bocah 12 Tahun yang Terjangkit HIV/AIDS Akibat Pelecehan dan Human Trafficking

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jejak Penipuan Masuk Akpol Rp 1,3 M Iptu Supriadi dan Nina Wati di Sumut Sejak 2014

Jejak Penipuan Masuk Akpol Rp 1,3 M Iptu Supriadi dan Nina Wati di Sumut Sejak 2014

Medan
Jenazah Siswa SMK di Nias Korban Penganiayaan Kepsek Diotopsi

Jenazah Siswa SMK di Nias Korban Penganiayaan Kepsek Diotopsi

Medan
Pencuri Rokok Terjebak Jadi Biang Keladi Kebakaran 6 Ruko di Deli Serdang

Pencuri Rokok Terjebak Jadi Biang Keladi Kebakaran 6 Ruko di Deli Serdang

Medan
Kepsek di Nias Penganiaya Siswa sampai Tewas Dibebastugaskan

Kepsek di Nias Penganiaya Siswa sampai Tewas Dibebastugaskan

Medan
Bus Rombongan Pelajar ke Berastagi Terbakar di Simalungun

Bus Rombongan Pelajar ke Berastagi Terbakar di Simalungun

Medan
Buaya Muncul di Sungai Paluh Putri Medan, BBKSDA Sumut Turun Tangan

Buaya Muncul di Sungai Paluh Putri Medan, BBKSDA Sumut Turun Tangan

Medan
Iptu Supriadi Akhirnya Ditangkap, Sempat Kabur Usai Jadi Tersangka Penipuan Rp 1,3 M

Iptu Supriadi Akhirnya Ditangkap, Sempat Kabur Usai Jadi Tersangka Penipuan Rp 1,3 M

Medan
Razia Juru Parkir Liar di 12 Ruas Jalan di Medan, 10 Orang Ditangkap

Razia Juru Parkir Liar di 12 Ruas Jalan di Medan, 10 Orang Ditangkap

Medan
Kepsek Diduga Aniaya Siswa SMK Nias hingga Tewas karena Tak Mau Angkat Genset

Kepsek Diduga Aniaya Siswa SMK Nias hingga Tewas karena Tak Mau Angkat Genset

Medan
Prakiraan Cuaca Medan Hari Ini Kamis 18 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Medan Hari Ini Kamis 18 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Sedang

Medan
Polisi Tangkap Kurir Bawa 23 Kg Sabu di Medan, Tak Jera Pernah 2 Kali Dipenjara

Polisi Tangkap Kurir Bawa 23 Kg Sabu di Medan, Tak Jera Pernah 2 Kali Dipenjara

Medan
Melihat Kelakuan Pengendara di Medan, Ada yang Terobos Lampu Merah meski Dijaga Polisi

Melihat Kelakuan Pengendara di Medan, Ada yang Terobos Lampu Merah meski Dijaga Polisi

Medan
10 Lurah di Medan Ketahuan Naikkan Harga Sembako Saat Program Pasar Murah

10 Lurah di Medan Ketahuan Naikkan Harga Sembako Saat Program Pasar Murah

Medan
Kronologi Siswa SMK di Nias Tewas Diduga Dianiaya Kepsek, Kening Dipukuli Saat Berbaris

Kronologi Siswa SMK di Nias Tewas Diduga Dianiaya Kepsek, Kening Dipukuli Saat Berbaris

Medan
Kronologi Siswa SMK di Nias Meninggal Diduga Usai Dianiaya Kepala Sekolah

Kronologi Siswa SMK di Nias Meninggal Diduga Usai Dianiaya Kepala Sekolah

Medan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com