KOMPAS.com - Stasiun Kereta Api Binjai terletak di Jalan Ikan Paus kecamatan Binjai Timur.
Stasiun kereta api kelas II ini terletak pada ketinggian +29,52 m dpl, dan masuk dalam Divisi Regional I Sumatera Utara dan Aceh.
Baca juga: Sejarah Stasiun Balapan Solo, Ada Sejak Tahun 1864
Salah satu ciri khas Stasiun Kereta Api Binjai adalah gaya arsitektur bangunannya yang bergaya kolonial.
Baca juga: Sejarah Stasiun Tanjung Priok, Bangunan Cagar Budaya Berumur 100 Tahun
Sebagai sebuah bangunan cagar budaya, Stasiun Binjai memang masih mempertahankan gaya bangunan kolonial semenjak dibangun pertama kali.
Baca juga: Sejarah Stasiun Manggarai, Hub Kereta Tersibuk di Indonesia
Dilansir dari laman cagarbudaya.sumutprov.go.id, Stasiun Kereta Api Binjai dibangun pada zaman Belanda.
Stasiun Kereta ApiBinjai dahulu dikenal dengan nama Stasiun Timbang Langkat.
Walau bangunannya sudah terlihat tua, namun stasiun ini masih berfungsi hingga saat ini.
Bagian-bagian stasiun seperti ruang kepala stasiun, loket, kursi antrian, dan lain-lain tidak mengalami perubahan.
Walau begitu, frekuensi kereta yang melewati tempat ini memang sudah jauh lebih sedikit daripada di masa lalu.
Stasiun Binjai pada masa lalu menjadi persimpangan jalur kereta api ke arah Besitang dan ke arah Kuala.
Jalur kereta api menuju Kuala dan Besitang ini terdapat di sebelah utara Stasiun Binjai.
Namun saat ini jalur kereta api ke Kuala sudah dinonaktifkan sehingga yang tersisa hanyalah bekas-bekasnya saja.
Stasiun ini juga tidak lagi melayani kereta angkutan barang seperti yang dilakukan ketika jalurnya masih aktif di masa lalu.
Stasiun Binjai dahulu memiliki enam jalur kereta api, yang sekarang hanya tersisa tiga jalur saja.
Di ujung utara emplasemen stasiun ini juga masih terdapat bekas menara air dan sumurnya, berikut corong pipa pancuran pengisian air untuk lokomotif uap.
Di masa lalu, Stasiun Binjai juga memiliki dipo lokomotif yang bangunannya kini sudah dirobohkan.
Saat ini hanya ada satu perjalanan kereta api yang berhenti di Stasiun Binjai yaitu Kereta Api Sri Lelawangsa.
Sumber:
cagarbudaya.sumutprov.go.id
medan.tribunnews.com
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.